Februari 21, 2018

MEMBATALKAN DOA

Pernahkah kita tiba-tiba membatalkan sebuah doa yang terlanjur diucap? Lalu berharap doa kita yang itu tidak pernah akan dikabulkan? Sedangkan kita sendiri tahu, bahwa tiap-tiap doa bergaransi dipenuhi. Selalu akan didengar. Aku rasa tidak pernah. Karena  tiap doa biasanya disertai oleh harapan si pemohon. Ada unsur kebaikan, minimal untuk dirinya sendiri.

Tapi, pernahkah kita sejenak berpikir, ada bagian-bagian doa yang kita tidak minta untuk di revisi atau bahkan dibatalkan. Tapi, Allah sendiri lah yang menggantinya dengan yang lebih baik. Dengan yang sebenarnya lebih kita butuhkan. Adapula yang ditunda, karena bukan waktu tepatnya.

Pernahkah kita sadari, ketidaktahuan kita akan sesuatu, (yang kita lakukan akan berdampak baik buruknya di masa depan). Allah lebih dulu menjaganya, hanya agar kita selamat dan tidak dirundung kecewa. Allah yang segala Maha Tahu, memberi hidayah agar kita tidak terjerumus ke lubang penyesalan itu. Dia mengilhamkan hati, memberikan kita akal untuk berpikir, menimbang-nimbang baik buruknya.

Sayangnya, lebih banyak kita tidak peka akan hal itu. Nasihat-nasihat hanya ibarat hembusan angin yang berlalu. Teguran-teguran hanya ditanggapi dengan senda gurau. Bila di waktu-waktu tertentu, teguran itu menjadi ujian, tanpa malu kita mengganggap Allah tidak adil. Bertanya-tanya kenapa dari sekian banyak orang, justru kita yang bernasib sial? Selebihnya hanya bisa mengeluh dan mengaduh. Lalu, kemarin-kemarin saat kita dalam kelapangan, kita sibuk apa? Barangkali sibuk menimang-nimang nafsu dan menuruti setiap keinginannya dengan berlebihan. Lalu kapan kita mulai belajar untuk merasa cukup? Cukup bersabar, cukup bersyukur.

@aazurazi_

Februari 04, 2018

TIDAK BISA APA-APA

Pada titik di mana, kamu menyadari, bahwa tidak bisa apa-apa, tanpa dibantu orang lain. Tidak berdaya, tanpa dimudahkan di segala urusan.
Untuk itu, tengoklah pada dirimu, masih adakah sedikit ego, yang enggan untuk sekadar berterima kasih. Tengoklah pada dirimu, masih adakah sedikit empati, untuk juga membantu meringankan beban, tanpa pamrih.
Pada titik di mana, kamu menyadari bahwa sejauh ini apa yang sudah kamu raih, tidak hanya karena jerih payahmu sendiri. Ada andil dan sokongan orang lain. Minimal doa-doanya. Minimal support semangatnya.
#azurazie_

Februari 02, 2018

BAGAIMANA?

Bagaimana cara menanggalkan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, tanpa meninggalkan keutamaan untuk tetap bersabar dan bersyukur? Bagaimana?

Hmm,
Bagaimana kalau dengan cara, menunggalkan apa-apa yang kamu perbuat, apa-apa yang kamu hadapi, hanya untuk memperoleh ridho-nya. Berbuat sesuatu, lillah, karena Allah. Bukan karena ingin dilihat manusia.

#azurazie_

Februari 01, 2018

ANGAN

Apa rasanya, bila anganmu, ada tangan-tangan yang sukarela membantu. Bila desiran angin, ikut memberi kabar gembira, bahwa sudah semakin dekat akan waktunya.

Apa rasanya, bila inginmu, di bangun dari doa-doa tulus orang-orang yang berharap kamu bahagia. Bila restu, ikut serta menjadi jalan lapang, kemudahan menjalani tiap prosesnya.

Rahman ... ya Rahman..
Adalah Allah yang mencukupi tiap-tiap kebutuhan.
Rahim ... ya Rahim...
Adalah Allah yang mengenapkan tahap-tahap ketetapan.
Salam ... ya Salam...
Adalah Allah yang menganugerahi tetap-tetap perasaan.
Ya Muqollibal Qulub...
Ridhoi takdir yang jauh hari telah termaktub.
Ialah rezeki, jodoh maupun akhir dari kehidupan.

#azurazie_