Juli 21, 2023

GAMES

Didiklah anak sesuai dengan zamannya. 

Sedih rasanya ketika ada orang lain yang memuji anak dengan kalimat, "Wah udah pintar main gamenya ya." Ya itu memang bentuk kelonggaran saya sebagai Ayah masih membolehkan bermain game, hanya saat saya ada di rumah. Saya ada alasan tersendiri untuk itu. Walaupun tentu saja ibunya mah cemberut dengan keputusan saya itu.

Saya pun patut bersyukur anak yang sebentar lagi sudah 4 tahun ini masih salah paham, menyebut video iklan games di playstore adalah youtube. Alhamdulillah sejauh ini dalam pengawasan kami sebagai orang tua, Hayyin anak kami tidak menonton Youtube.

Soal games di gadget mungkin saya satu dibanding satu juta anak pada masanya dulu yang memang tidak dikenalkan dengan itu oleh orangtua saya. Terutama Ibu yang super tega dalam artian positif waktu saya masih kecil.

Tidak ada sejarahnya saya pernah pegang stik PS atau main nitendo atau bahkan punya gamebot sendiri. Dalam kurun 30 tahun satu-satunya game yang saya berhasil tamatkan cuma Plant & Zombies, itu pun yang versi 1. Miris ya? Tentu tidak. Karena ternyata memang nggak rugi-rugi amat. Malahan saya bersyukur tidak jadi salah satu dari sekian banyak orang yang kecanduan dengan games di gadget. Yang kadang sampai tidak kenal waktu dan tempat. Di masjid jadi. Di WC pun jadi.

Malahan saya ikutan bangga ketika ibu di suatu waktu berkelakar kalau anak-anaknya saat masuk SD sudah pada lancar baca Al-Qur'annya. Alhamdulillah, semoga amal jariah itu terus-terusan jadi tabungan kebaikan untuk orangtua saya dari pertama kali saya mengenal alif ba ta hingga ya.

Maka, setelah menjadi orangtua ingin rasanya berhasil mendidik anaknya dengan baik dari sedini mungkin. Tanpa menghilangkan hak mereka untuk bermain seperti anak lain. Dalam hal ini bermain hp boleh tapi tidak berlebihan. Main games boleh tapi tetap dibatasi. Karena saya tahu rasanya dulu ketika melihat anak lain bermain tapi saya dilarang ini itu terutama sama ibu. Biasanya waktu itu ayah saya yang lebih toleran, sampai-sampai bela-belain pulang kerja langsung menuju pasar parung karena tidak tega melihat anaknya merajuk minta dibelikan mainan. Waktu itu ingat sekali yang dibawa pulang malah Aquarium seharga seratus ribu.

Saya tidak ingin anak saya pun buta banget dengan yang namanya tehnologi, ketika anak lain sudah lebih pandai mengoperasikan gadget melebihi neneknya sendiri. Karena zaman kami memang jauh berbeda. Maka lahirlah kesepakatan dengan anak saya sekarang, ketika ada Ayah boleh bermain games dengan catatan ketika sudah berlebihan dan mempengaruhi tingkah laku anak. Games di hapus. Atau games hanya dibatasi dua yang boleh di install. Tentu saja efeknya anak nangis sejadi-jadinya. Tapi biarkan. Harus tega. Biar anak mengerti. Kalau kata salah satu bibi saya "jangan mau kalah sama anak."

Tentu saja masa lebih tega kalau melihat anak jadi kecanduan hp. Yang dari bangun tidur sampai mau tidur pun tidak bisa jauh dari hp. Yang nangis menjerit karena hp. Semoga dengan begitu, seiring berjalannya waktu anak-anak kita akan tumbuh dengan pemahaman yang baik. 
Dengan tetap cerita dan tanpa banyak tekanan dari sekitarnya. Semoga. 

@azurazie_

Juli 15, 2023

RINDU

Bp Acim, itu panggilan kami untuk beliau dari masa kecil, saat adik perempuan saya masih dikuncir dua dengan pipi chubynya. Sedangkan 'Si jangkung' panggilan untuk saya dari beliau 
ketika kami bertemu. 
Tetiba ingat puluhan tahun lalu Bp Acim selalu ditunggu-tunggu kehadirannya untuk mampir ke rumah setelah mengisi pengajian kaum ibu-ibu di sini. Setiap hari Rabu. Biasanya kalau mampir kita makan siang bersama di rumah. Dan rasanya waktu itu ada yang berbeda ketika beliau tidak mampir alias langsung pulang. 
Puluhan tahun berlalu, rasanya baru kemarin kehangatan itu, senyumannya itu, canda tawa itu menjadi kenangan tersendiri di rumah ini. Hingga datanglah mimpi malam itu. Mimpi yang biasanya membuat hati selalu tersenyum. Malam itu berbeda. Pernahkah kalian bermimpi menangis sampai sesenggukan? Dan ketika terbangun sedihnya seperti terasa nyata? Padahal mimpinya bukan sesuatu yang membuat sedih. Hanya bermimpi Abah, Mbah dan Bp Amil duduk bersama di teras depan rumah, sambil menikmati sayur asem. Sepintas ada senyuman ibu di sana.
Di mimpi itu saya menangis sambil sesenggukan karena tahu ketiganya sudah berpulang dan rindu ibu yang masih di Madinah. 
Ketika terbangun dari mimpi kembali terharu karena bersamaan dengan membaca kabar dari ibu yang sedang di Raudhah, di Kota Suci Madinah.

@azurazie_

Juli 08, 2023

PINTU KEMANA SAJA

Bukan cuma doraemon yang punya pintu kemana saja. Seorang  muslim pun juga. Ketika ia selalu Ridho atas ketetapan Allah yang menjadi takdirnya. Maka, semoga Allah pun Ridho, kelak diperbolehkan memasuki pintu Syurga yang mana saja.