Oktober 29, 2019

KEBAIKAN ALLAH

Jika tidak ada lagi kebaikan Allah pada dirimu, sekali saja kau berbuat maksiat. Maka, pada saat itu pula hilanglah iman di hatimu. Dengan mengingat hal demikian, sadarlah kita betapa Allah amat bermurah hati kepada hamba-hamba-Nya. 

@azurazie_

Oktober 26, 2019

BAGI SEORANG MUSLIM

Bagi seorang muslim, pendekatan terbaik kepada Tuhannya adalah pada saat sujud di tiap-tiap shalatnya. Menjalankan sebaik-baiknya fitrah sebagai manusia yang diciptakan memang untuk beribadah. Sujud berserah dengan sepenuh hati, meyakini La haula wala quwwata illa billah. Dan sebaik-baiknya menjaga hubungan itu adalah dengan selalu shalat tepat waktu. Tidak dengan terburu-buru dan tidak lupa berdoa setelah itu.

Bagi seorang muslim, kadar rasa syukur terbaik adalah dikala kondisi sedang sempit. Meski mungkin sempat ada keluh pada lidahnya, hatinya tetap berbaik sangka bahwa apa yang sedang dialami semata-mata ‘hadza min fadhli Rabbi’. Meyakini sepenuh hati, akan selalu ada pundak yang kokoh untuk tiap-tiap beban. Maka, rasa syukur di kala sempit itu adalah perasaan paling murni, intisari dari sikap ikhlas menerima apa adanya, pada tiap-tiap ketetapan yang sedang berjalan. Lebih-lebih lagi kadar syukur itu bisa meningkat pesat, pada tiap-tiap kemudahan yang sedang dirasakan.

@azurazie_

Oktober 19, 2019

SIFAT BERKELUH KESAH MANUSIA

Memang sudah dasarnya, sifat manusia itu Halu’a a.k.a suka ‘berkeluh kesah’.
Sebagaimana telah termaktub dalam QS. 70:19.  “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”.
Sedikit-sedikit mudah mengeluh. Selalu ada saja yang mudah dirasa jika di luar keinginannya, jauh dari ekspektasinya.
Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. QS. 70:22-23

Maka, benar adanya shalat yang sudah ditentukan waktu-waktunya itu, adalah kunci jawaban di antara persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Bahwa dibalik kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk menunaikan shalat yang lima waktu, ada solusi untuk mengatasi sifat selalu berkeluh kesah tersebut. Bila kewajiban shalat itu sudah bisa kita rasakan sebagai sebuah kebutuhan.

Wallohu'alambishowab 

@azurazie_

Oktober 12, 2019

TERKAIT YANG TERIKAT

Terkait rezekimu, sudah terikat takarannya. Bukan soal banyak sedikit jumlahnya. Tapi, dimana letak berkahnya. Bermula dari bagaimana cara ikhtiarnya. Karena tiap-tiap yang halal, berpengaruh besar untuk hal-hal yang lainnya.

Terkait jodohmu, sudah terikat pasangannya. Bukan soal cepat atau lambat datangnya. Tapi, dimana letak mengupayakan temunya. Bermula dari bagaimana cara memantaskan dirinya. Karena tiap-tiap yang baik sudah tentu cenderung mendekat(i) hal-hal baik lainnya.

Maka, terkait dengan hal-hal yang jauh-jauh hari sudah ditentukan takdirnya. Maka, siapapun dirimu, apapun saat ini profesimu, sudah terikat kontrak amanah untuk menjaga diri dengan sebaik-baiknya berperan. Menjaga kualitas diri untuk memperoleh kuantitas hak yang akan diperoleh kemudian. Menunggu dengan sebaik-baiknya ikhtiar untuk menjemput ketetapan waktu terbaiknya. Karena ketetapan-Mu, selalu ada dalam ketepatan waktu.

@azurazie_

Oktober 05, 2019

KEHADIRANMU

Nak, setelah lauhul mahfuz, rahim adalah tempat terbaikmu saat ini. Masa dimana kamu tumbuh dan berkembang sebagai janin hingga sembilan bulan lamanya. Maka, bertumbuhlah dengan baik. Membersamai doa dan harapan kami sebagai orangtuamu kepada Allah Sang Maha Pencipta dengan sebaik-baiknya bentuk.

Kau tahu, Nak. Sejak tanda kehadiranmu di W4 hingga saat ini memasuki W29, ada saja tentangmu yang membuat kami haru. Bertambahlah rasa syukur itu. Mengingatkan kami bahwa betapa berharganya sebuah kehidupan yang telah Allah anugerahkan. Tentang itu, ibumu yang paling mengerti bagaimana rasanya. Karena dirimu tumbuh pada rahimnya yang mulia. Tiap-tiap perkembanganmu, ibumu yang paling dulu merasakannya.

Aku masih ingat bagaimana ekspresi ibumu ketika untuk pertama kalinya mendengar denyut jantungmu. Entah sudah berapa kali kudapati ibumu menyeka air matanya. Lebih-lebih di week saat ini. Ibumu selalu antusias ketika menceritakan dirimu sudah mulai aktif bergerak pada perutnya. Seolah-olah sudah bisa diajak ngobrol dan bercanda.

Nak, sejak kehadiranmu pada rahim ibumu, selalu saja membuat kami merasa gembira. Ada saja moment-moment yang membuat kami begitu gemas. Semisal, kebiasaan kita di waktu malam. Ibumu selalu mengingatkan untuk membaca shalawat sebelum beranjak tidur. Dan dirimu selalu lebih antusias bergerak di dalam rahimnya ketika shalawat itu sedang aku lantunkan. Gerakanmu jadi lebih menggemaskan dari biasanya. Seolah dirimu sudah hafal dan ikut shalawatan. Seolah kita sama-sama sedang merindu baginda tercinta Muhammad Rasulullah di waktu bersamaan.

Hmm, sudah tentu begitu kan? Bukankah sejak di lauhul mahfuz hingga kini berada di alam rahim, tentang mengenal Allah dan kekasih-Nya Muhammad Rasulullah adalah fitrah dasar bagi seluruh anak manusia?

Nak, rasa-rasanya aku perlu berterima kasih kepadamu. Semenjak kehadiranmu dalam rahim ibumu. Aku mengerti bahwa, ternyata Allah memberi lupa untuk kemudian hari menjadi pelajaran hidup yang berharga ketika menjadi orangtua. Sebagai manusia, kita tidak pernah diberi ingat masa-masa masih hidup di dalam rahim. Tentang apa saja yang pernah dialami. Apa saja tahapan yang sudah di lewati. Bahkan memori itu terbatas, tidak banyak yang masih bisa mengingat masa-masa balitanya.

Masya Allah, itu skenario Allah yang luar biasa yang kini sedang aku rasakan, Nak. Bahwa, Lahnan 'ala Wahnin yang sedang ibumu rasakan saat-saat mengandungmu, adalah pelajaran hidup yang amat berharga dalam hidupku. Seolah-olah sedang diberi ingat, dulu aku pun pernah berada di rahim seorang ibu yang mulia, (yang kelak kamu panggil nenek.)

Dulu aku pun pernah menjadi sebab, di kala malam tidur tak bisa lagi nyenyak dan leluasa untuk bergerak. Menjadi sebab, punggung tetiba sakit dan perut terasa cepat lapar tetapi dibarengi mual.
Barangkali aku tidak begitu bisa menggambarkan kesusahan-kesusahan yang tengah dialami seorang ibu di kala mengandung anaknya. Karena sebagai laki-laki hanya bisa melihatnya saja. Dan saat ini hal itu seolah menjadi cambuk untukku, agar tidak menyakiti hati seorang ibu, apalagi mendurhakainya.

Tapi percayalah, Nak, sebab kehadiranmu menjadi akibat ibumu lebih sumringah senyumnya di kala syukur. Lebih merasakan nikmatnya di kala sabar. Maka. teruslah bertumbuh dengan baik, dengan doa dan harapan yang selalu membersamaimu tiap harinya.

@azurazie_