Maret 29, 2024

UNTUK ANAK PEREMPUAN

Nak, kelahiranmu bukan sekadar menjadi qurrota 'ayun untuk kedua orangtuamu. Akan tetapi secara bersamaan, mulai menambah peran keduanya untuk menjadi orangtua yang utuh. Menjadi ayah yang berkewajiban membimbing, menasehati, menerapkan sifat haya-rasa malu sebagai perempuan untuk terjaganya marwah kehormatan. Dan puncak peran seorang ayah  untuk keluarganya yang termaktub dalam firman-Nya adalah menjauhkanmu dari api neraka. 

Pun demikian, berperan sebagai seorang ibu untuk menjadi madrasah terbaik sepanjang usiamu, tempat terbaik untukmu dalam mencicipi remah-remah bijak kehidupan. Yang sudah dimulai dari masa kandungan, dalam buaian, hingga dirimu pun kelak memenuhi takdir yang sama dengannya (menjadi seorang ibu). 

Maka, bertumbuhlah dengan baik, dengan sebaik-baiknya pertumbuhan. Barakallah.


@azurazie_

TENTANG PAKAIAN

 *Tips Ramadhan malam ke-19*


Biasanya menjelang akhir Ramadhan, sudah mulai pada sibuk mencari pakaian baru untuk dipakai saat lebaran. Bahkan ada yang bela-belain puasanya sampai bolong cuma untuk menemukan pakaian sepotong, atau tarawihnya malah ditinggal karena mengejar diskon yang tinggal enggal. 


Padahal lebaran itu seharusnya bukan hanya tentang siapa yang paling baru pakaiannya. Akan tetapi tentang siapa yang akhirnya menyadari isi lemarinya sendiri. Seberapa banyak baju yang tidak pernah dipakai lagi. Mubadzir loh! 


Seharusnya lebaran itu bukan lagi tentang kuantitas pakaian baru yang dipunya. Akan tetapi tentang seberapa % bertambah baik kualitas pakaian yang ada untuk menutupi setiap lekuk titik auratnya.


@azurazie_

Maret 28, 2024

KETELADANAN

 *Kisah Ramadhan malam ke-18*


Minggu ini bisa dibilang yang paling sering menerima pertanyaan yang sama, dari orang-orang yang berbeda. Tentang keberadaan bapak yang memang 'dayanya' sedang turun sehingga tidak memungkinkan untuk berjamaah 5 waktu seperti biasanya.


"Pak Haji ke mana?"

"Pak Haji ga ke masjid?"

"Pak Haji ga kelihatan, biasanya udah ada."


Bahkan ada yang tiba-tiba menghampiri sembari membawa sepiring berisi empat buras, kemudian bertanya. "Pak Haji ga ke masjid lagi? Padahal udah disiapin buat bukaannya."


Masya Allah, terharu rasanya. Karena apa? Benar adanya, sejarah itu berulang. Keteladanan itu dekat di depan mata. Tetiba teringat kisah sahabat-sahabat Nabi yang soleh, yang saling menanyakan ke mana si fulan, ke mana si fulan. Perhatian kepada saudara seimannya. Ketika tidak didapati berada dalam barisan shalat berjamaah di Masjid bersama Rasulullah.


Indah rasanya apabila keberadaan kita dirindukan karena kebiasaan baiknya. Di tempat dan keadaan yang memang baik dipandangan Allah maupun dipandangan sesama manusia. 


Maka, bagi kita semua yang memiliki cita-cita ingin sekali dirindukan oleh syurga, setidaknya saat masih berada di dunia, saat masih hidup, minimal menjadi orang yang dirindukan oleh (jamaah) masjid. Oleh saudara-saudara seimannya. Dengan rajin shalat berjamaah di kala sedang gagah-gagahnya, pun di kala sedang payahnya.


@azurazie_

Maret 27, 2024

DOA MALAM NUZULUL QUR'AN

 Doa malam Nuzulul Qur'an


Bismillah, ya Rabb dengan kemulian malam ini, pada bulan Ramadhan tahun ini. Semoga Engkau berkenan menghimpun setiap kebaikan-kebaikan dari huruf-huruf hijaiah yang sudah kami eja, sejak usia dini ketika belajar mengeja alif-ba-ta hingga ya. Hingga malam ini dan sampai akhir hayat, pada Al-Qur'an yang akan kami baca. Hendaknya Engkau berkenan menghimpun kebaikan itu, menjadi mahkota kemuliaan yang ingin kami anugerahkan kepada orangtua kami, kepada guru-guru kami, yang telah berjasa mengajarkan cara mengeja kalam-Mu dengan benar, membaca Firman-Mu dengan tartil. Dengan kebarokahan ilmunya. Kami berharap semoga mahkota kemuliaan itu, menjadi keberkahaan dari-Mu yang tidak akan terputus, pada masa hidup mereka di dunia sampai pada masa hidup di akhiratnya. Aamiin. Alfaatihah.

Maret 03, 2024

TOLAK UKUR

Dalam hal keberuntungan, tolak ukur kita melihatnya selalu yang berada di paling atas. Maka jadilah rumput tetangga selalu nampak lebih hijau dibanding rumput sendiri. Padahal kita tidak tahu seberapa besar perjuangan dan pengorbanan mereka hingga mampu berada di titik itu. Yang seandainya kita tahu, belum tentu juga kita mampu melakukan hal yang sama. Maka yang lebih tumbuh subur sifat iri. Dibanding qonaah.


Sedangkan dalam hal ketidakberuntungan, kita sendiri yang menempatkan di titik paling bawah. Seolah-seolah jadi manusia yang sedang paling nelangsa saat itu. Paling terpuruk keadaannya. Padahal lagi-lagi kita tidak tahu, yang kita anggap ketidakberuntungan itu. Bagi orang lain hanyalah kerikil di kaki mereka. Sebab sudah pernah melalui yang lebih dari itu. Sedangkan bagi kita kerikil itu saja sudah menghambat langkah untuk maju. Sudah terasa berat untuk dijalani. Menjadi beban yang berlebihan. Seolah tertumpuk di pundak.


Maka yang ada kita selalu mengeluh. Bukan bersabar.


Egois ya? Itulah kebanyakan dari kita.

@azurazie_