September 17, 2017

TERIMALAH SEADANYA

Terimalah seadanya, bukan karena tidak mampu menuntut lebih. Boleh jadi, yang sedemikian itu justru lebih berlimpah berkah.

Terimalah seadanya, bukan karena tidak ada hak mendapat lebih banyak. Boleh jadi, yang sedemikian itu justru lebih dari cukup memberi hal baik.

Terimalah seadanya, karena Allah Maha Mencukupi kebutuhan. Karena dirimu sesekali perlu belajar mencukupi keinginan.

Terimalah seadanya, terkadang rasa syukur sesederhana itu. Dengan mau menerima apa adanya.

Azura-zie.com

September 09, 2017

MAA FII QALBI GHAIRULLAH

Lalu, sebenarnya seberapa dalam palung hati itu? Hingga mampu menimbun rasa, yang bertumpuk sepanjang waktu. Seberapa luas ruang hati itu? Hingga bisa menyimpan begitu banyak kenangan, dan apa-apa yang dinamakan perasaan.

Bila hati manusia, selalu cenderung lebih mencintai dunia. Bagaimana mungkin, ia masih sedikit menyimpan harap,  kebaikan akhirat masih merindukannya.

Bila hati manusia, terbiasa menyimpan lebih dari satu cinta. Bagaimana mungkin, ia masih mengaku dirinya selalu setia.

Dan bila aku mengaku di dalam palung hati itu, paling mencintai-Mu, ya Rabb. Engkau sungguh tahu, satu sisi lagi takut kehilangan ridho-Mu, dengan begitu harap.

#azura-zie.com

September 06, 2017

COBA RENUNGKAN!

Oh manusia, untuk haknya selalu menuntut dibayar pantas, inginnya tepat waktu. Sedangkan kewajiban lebih sering tidak tuntas, telat melulu.

Untuk haknya terlalu mengandalkan orang lain. Sedangkan kewajiban tidak pernah mau belajar untuk disiplin.

Untuk haknya tidak mau menunggu dengan sedikit bersabar. Sedangkan kewajibannya lebih banyak tidak sadar.

Untuk haknya meminta paling diutamakan. Sedangkan kewajibannya tidak disegerakan.

Pernahkah berpikir sejenak, oh manusia? Boleh jadi hak-hak atasmu selalu terlambat datang. Oleh sebab kewajibanmu yang selalu telat, menghambat hak orang lain.

Coba renungkan!

azura-zie.com

September 04, 2017

KAPAN TERAKHIR KAMU?

Kapan terakhir kamu, sengaja meluangkan waktu untuk khusyu berdoa. Tanpa tendensi apa-apa. Tanpa dibayangi keinginan ini dan itu. Berdoa, karena memang merasa lemah di hadapan-Nya.

Kapan terakhir kamu, sengaja merenung dalam perenungan yang panjang. Tanpa tekanan apa-apa. Tanpa kegelisahan-kegelisahan yang ada dalam pikiran. Merenung, karena memang banyak sekali dosa.

Kapan terakhir kamu, berpikir ulang tentang bagaimana kamu bisa tersenyum tulus. Tanpa harus ada pemicu yang membuat kamu sedikit tertawa. Berpikir ulang, karena memang begitu banyak kemudahan-kemudahan yang selama ini tanpa dipinta.

Kapan terakhir kamu, berterima kasih tanpa lebih dulu diberi sesuatu. Meminta maaf, tanpa harus lebih dulu ditegur karena sebuah kesalahan.

Kapan terakhir kamu, benar-benar bersyukur?