Juni 16, 2025

INSYA ALLAH

 Ya Rabb, sebagaimana dengan ketetapan-Mu ada dalam ketepatan waktu. Maka, izinkan kami ridho atas apa yang Engkau takdirkan untuk kemarin, hari ini, esok hari & seterusnya.

Sebagaimana yang termaktub pada kitab-Mu, bahwa nasib kami bergantung pada usaha yang telah kami lakukan, maka izinkan kami untuk berproses dengan baik, dari upaya hingga hasil setelahnya.

Maka, Bismillah Lahaula Walakuwwata Illa Billah atas sebab-sebab yang baik, untuk akibat-akibat yang jauh lebih baik.

Pada tiap-tiap Kun-Mu untuk tiap-tiap Fayakun yang menjadi ketetapan terbaik-Mu. Insya Allah..

@azurazie_

Juni 11, 2025

KAKI TANGAN DAN HATI

Allah menciptakan dua kaki untuk bergerak, dua tangan untuk bekerja (berusaha) dan satu hati untuk bersabar.

Qodarullah yang terlihat fisiknya oleh manusia (kaki & tangan) terlihat juga batasannya.

Ada masanya kedua kaki lelah ketika melangkah ke tujuan. Pun demikian ada waktunya kedua tangan akan kewalahan & kerepotan.

Lain hal dengan satu hati yang tak terlihat oleh mata manusia. Hanya Allah yang tahu seberapa luas batas sabarnya. Hanya Allah yang tahu seberapa dalam rasa syukurnya.


@azurazie_

Maret 21, 2025

JIKA SUDAH TERBIASA DENGAN YANG 5, TAMBAH 2 BISA MEUREUN?

Pernahkah kamu bertanya kenapa sih harus menunaikan shalat yang 5 waktu? Bukan karena perkara kewajibannya saja, Tetapi karena ketundukkannya. Rukun islam yang jika kita tinggalkan, sama saja kehilangan identitas kita sebagai seorang muslim. Dan cuma shalat yang tidak boleh terdistraksi dengan kegiatan yang lain. Yang apabila terjadi, semisal ada gangguan di luar gerakan shalat. Maka statusnya akan batal. Kita bisa berpuasa sembari bekerja, dan itu tidak membatalkan puasanya. Kita bisa membayar zakat sambil berbincang-bincang dan zakatnya tetap sah sesuai dengan takarannya.

Demikian juga dengan ibadah haji, bisa sembari dengan kegiatan lain semisal berziarah, bertadabur menapaktilasi tempat-tempat bersejarah. Dan sebagainya. Shalat yang 5 waktu juga merupakan kebutuhan spritual. Bentuk komunikasi sebagai seorang hamba kepada Sang pencipta. Seperti kendali untuk mawas diri kalau di dunia hanya sementara. Sebagai pemicu agar hidayah itu tetap datang kapanpun dan bagaimana pun keadaan kita. Bukankah di setiap shalat kita memohon untuk 'tunjukilah jalan yang lurus'. Jalan yang diridhoi.

Bagaimana coba rasanya seharian tidak melakukan shalat (kecuali wanita yang haid/nifas) maka kendali itu akan hilang. Arah petunjuk jalan yang lurus akan hilang. Jika terus menjadi terbiasa berhari-hari, duh sulit rasanya untuk dibayangkan. Maka bersyukurlah yang masih diberi nikmat untuk menunaikan shalat.

Dan jika sudah terbiasa dengan yang 5 waktu, maka mulailah tambahkan 2. Yakni, Duha dan Tahajjud. Moment yang pas selama Ramadhan untuk membiasakan konsisten menunaikannya. 2-8 rakaat tahajjud sebelum santap sahur. Dan 2-8 rakaat bisa sebelum beraktivitas di rumah. Insya Allah.kenapa sih harus 2 shalat sunnah di atas? setidaknya ini yang bisa menjadi alasannya:


1. Dhuha

Kebutuhan manusia itu banyak, tidak bisa 100% kita bisa berusaha untuk memenuhinya. Rasanya itu cukup jadi alasan buat kita mengerjakan shalat Dhuha. Catat di hatimu, Dhuha lah caramu meringankan kebutuhanmu yang tidak bisa kamu penuhi secara sempurna. Dhuha penyeimbang usaha-usaha yang sedang kamu lakukan. Berharaplah diberi kemudahan, selalu diberi jalan terang. Cukup itu dulu yang jadi alasannya, pelan-pelan ketika sudah rutin mengerjakannya, yakin deh kita akan menemukan alasan lain. Sehingga ketika tidak melakukannya seperti ada yang kurang.


2. Tahajjud

Ternyata kita memang membutuhkan shalat malam itu, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah setelah seharian disibukkan dengan rutinitas yang monoton. Membutuhkan waktu sendiri dalam sepi untuk perenungan, muhasabah diri.Berpasrah dengan sungguh-sungguh dengan mengaduh ke tempat yang tidak akan mungkin menjudge diri kita dengan berlebihan. Yang tidak akan menyalahkan kita dengan sebegitunya. Semua hajat yang didamba diutarakan. Hajat kita yang segitu banyaknya, yang rasanya mustahil kalau tidak melibatkan Allah dalam prosesnya. Akan sulit jika hanya terpaku dengan kemampuan kita sendiri tanpa kun fayakun dari-Nya.


Dan satu hal lagi yang  sangat penting, niatkan hati untuk menyenangkan hati Rasulullah pada tiap-tiap shalatmu. Karena wasilah perjuangan Rasulullah pada Isra Mi'raj shalat diwajibkan hanya menjadi 5 waktu saja. Menyenangkan hati Rasulullah ketika tahu ummatnya banyak yang menunaikan shalat dengan kelapangan hati. Dengan sungguh-sungguh. 


@azurazie_


Maret 20, 2025

SEBAIKNYA TAHAN DULU YA, BUNG! TAHAAAAAN...........

Puasa itu artinya menahan. Menahan dari yang membatalkan puasa. Tidak makan, tidak minum dari waktu imsak sampai datangnya maghrib dan menahan diri dari yang membatalkan lainnya. Biasanya untuk yang point ini lebih berat dilakukan oleh anak-anak kecil yang sedang belajar berpuasa. Sedikit-sedikit nanya sudah jam berapa? Nanya kapan adzan maghrib tiba. Kalau untuk kita yang sudah difase remaja sampai dewasa. Untuk point ini, rasanya bisa aman-aman saja.Terlebih kalau ada kegiatan yang menyita banyak pikiran dan perhatian. Puasa tidak akan kerasa, tahu-tahu sudah bedug aja.

Tetapi selain itu ada juga perilaku kita yang justru berpotensi membatalkan pahala puasanya. Secara hukum fiqih puasanya sah, tetapi bisa merusak pahalanya. Nah, untuk point ini justru kita yang lebih cenderung untuk susah menahannya. Apa saja kira-kira hal yang sebaik mungkin kita harus bisa tahan selama berpuasa?


1. Menahan diri untuk tidak berbohong (meskipun niatnya untuk bercanda)

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak

peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”

2. Menahan diri untuk tidak marah-marah dan berprasangka buruk kepada orang lain.

3. Menahan diri untuk tidak berkata kasar dan mengumpat.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ، الصِّييَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji." (HR Baihaqi dan Al-Hakim).

4. Menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain.

5. Menahan diri untuk tidak bersumpah palsu dan mengadu domba.

6. Menahan diri untuk tetap menjaga pandangan dan hawa nafsu.

Semoga perjalanan puasa kita yang sudah mau satu pekan ini semakin lebih baik dari hari ke hari untuk kualitasnya. Dengan lebih bijak untuk menahan diri dari yang membatalkan puasa dan dari hal-hal yang berpotensi membatalkan pahala puasanya juga.

@azurazie_