Desember 30, 2022

CUKUP DENGAN MERASA CUKUP

Cukup, kita selalu merasa cukup. Tidak perlu sampai orang lain menganggap kita selalu berkecukupan. 
Sebab, menghadapi ekspektasi sendiri saja kita sering kwalahan. Apalagi bila harus dituntut juga untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Sebab untuk memenuhi ekspektasi sendiri saja kita sering kelelahan. Apalagi bila harus juga memuaskan ekspektasi orang lain. 

Maka,mulailah dengan diri sendiri dulu yang cukup merasa cukup dengan hal apapun. Asal Allah ridho. Cukup Allah ridho. Sampai Allah ridho. Tidak perlu risau dengan penilaian orang lain. Tidak perlu resah melihat kepemilikan orang lain. 

Karena apa yang kita miliki, apa yang kita jaga, apa yang kita nikmati. Yang tidak bersangkutan dengan hak dan kewajiban orang lain. Yang akan bertanggungjawab akan hisabnya adalah diri kita sendiri. Yang akan kwalahan ketika ternyata berlebihan, ternyata lebih banyak mubadzirnya, ternyata lebih banyak yang disia-siakan atau tidak membawa manfaatnya. Adalah diri kita sendiri. Kita yang akan ditanya : asalnya dari mana? Dihabiskan untuk apa? 

Maka, cukup dengan merasa selalu cukup bisa jadi rem untuk tidak berlebihan dalam segala hal. Dalam hal pemakaian. Dalam hal kepemilikan. Dalam hal mengejarnya. Dalam hal membelinya. Dalam hal mencarinya. Cukup menjaga dengan yang cukup digenggaman saja. Sesuai kemampuan. Tidak melulu sekadar memenuhi kemauan. Tidak perlu sampai berupaya meraup sesuatu yang sampai di luar kemampuan untuk menjaganya. 

Semoga dengan begitu, apa-apa yang kita pakai, apa-apa yang kita nikmati, apa-apa yang kita jaga, apa-apa yang kita miliki. Allah ridho untuk penggunaannya. Allah berkahi segala khasiat dan manfaatnya. Dan kita bahagia karena pandai menikmatinya. Untuk menopang keperluan ibadah kepada-Nya. Untuk menampung kebutuhan hidup kita. 

Dengan cukup, tidak berlebihan. Apalagi sampai kwalahan. 

#gerimis30hari 
#gerimis_des22_29 
#azurazie_ 

Desember 20, 2022

RUANG SENDIRI

Tentang malam dan rahasianya. 
Tentang hati dan kenyamanan perasaannya. 
Tentang pikiran dan ekspektasi berlebihannya. 
Tentang tubuh yang menopang lelah letihnya.
Tentang waktu yang tak bisa lagi kembali.
Tentang kata yang terlanjur dikatakan.
Tentang kata yang masih tak bisa diungkapkan.
Tentang rahasia yang hanya hati yang tahu.
Tentang doa yang merintih malu. 

Pada masa segala sesuatu butuh ruang untuknya sendiri. 
Untuk pulih.
Untuk sembuh. 
Untuk kembali ceria. 
Untuk merasa merdeka.
Untuk belajar lebih sabar. 
Untuk belajar lebih sadar.
Untuk bertahan dari apa yang memberatkan.
Untuk perlahan kembali melangkah pelan-pelan. 

Pada batasan-batasan yang tak bisa dilampaui. 
Pada balasan-balasan yang tak bisa diprediksi. 
Pada kesempatan yang pernah disesali. 
Pada kesempitan yang pernah dilalui. 

Semua hal ada waktu terbaiknya. 
Semua waktu ada masa berakhirnya. 
Sebelum segalanya menjadi terlambat.
Sebelum segalanya mulai terhambat.
Lekas pulih. 
Kembali memilih. 
Untuk menjalani kembali. 
Peran yang sempat terhenti. 
Untuk menjadi lebih baik lagi. 

@azurazie_

Desember 19, 2022

MERAJUK

Hari minggu biasanya jadi anak ayah bagi @khansatazkiyahayyin, karena tahu ayahnya libur. Dan dia merasa kalau sudah bersama ayah, jadi lebih bebas bereksplorasi. Karena tidak seketat ketika bersama ibu. Yang biasa sama ibu tidak boleh, sama ayah boleh sedikit. Cobain aja sedikit. 

Ya, namanya anak-anak yang lagi tumbuh dan sedang masa-masanya berkeingintahuan besar. Kadang jadi tantrum dan susah diatur kalau lagi ingin sesuatu. Atau dilarang sesuatu. Jadi lebih manja dari biasanya. Jadi susah untuk mandi. Susah untuk makan dan lain-lain. Seenak hatinya sendiri. 

Ketika sedang menyuapi makan, saya jadi teringat masa-masa kecil dulu. Fix ini mah ambeknya anak ayah turun persis dari ayahnya sendiri. keras kepala. Saya ingat dulu semasa kecil pun sering banget membuat ibu kewalahan. Pernah berkali-kali sampai di kunci di kamar karena tidak juga mengerti. Dibiarkan sampai tangis itu reda sendiri. Padahal saat itu saya sudah punya adik perempuan yang hanya selisih 2 tahun. Tentu terbayang bagaimana harus berbagi eksta pikiran dan tenaga. Biasanya bapak yang membukakan pintu untuk membujuk dengan berbagai cara untuk berhenti merajuk. 

Saya ingat dulu pernah membuat bapak harus ke pasar parung malam-malam cuma untuk mencari mobilan yang saya mau. Dan tidak terima ketika mobilan itu rusak. Padahal baru pulang kerja. 

Begitulah waktu seolah memutar kembali kisah-kisah yang pernah kita alami, dengan bentuk tingkah laku anak sendiri. Saya menyeringai, inilah seni menjadi orang tua. Ini baru satu anak, bagaimana kalau ada dua atau lebih?

Sembari memangku @khansatazkiyahayyin saya mengajaknya berbicara. Tepatnya bertanya. 
Kenapa dd nggak mau mandi?
Kenapa dd nggak mau makan?
Kenapa dd suka nggak mau dengerin ibu?
Yang ditanya cuma diam. Entah apa yang ada dipikiran anak-anak. 

Sehari menjadi anak ayah. Membuat saya merenungi banyak hal. Seenerjik inikah setiap harinya di rumah ketika hanya bersama ibunya? Ketika merajuknya? Ketika susah diaturnya? Ketika patakilannya? Sebanyak inikah energi yang dibutuhkan ibunya setiap hari. Saya rasanya bisa berkali-kali lipat. Karena juga harus mengurus pekerjaan rumah tangga lainnya.

Dan saya pun membenak dalam hati. 
Nak sudah seharusnya kita banyak bersyukur dengan adanya ibu yang selalu membersamai kita setiap hari. Yang suka tidak memedulikan kepentingannya sendiri. Tidak dirasa untuk kesehatannya sendiri. Karena energi sudah habis untuk mengurus kita.

Karena ada anak di luar sana yang sepantaran denganmu, tidak seberuntung dirimu. Tidak ada ibu yang menemani, mendidik, merawat, menyediakan kebutuhan dan keinginanmu, karena ibunya sudah tiada. Tidak ada ayah yang memanjakannya setiap hari karena harus pergi bekerja dan biasanya pulang sudah larut malam. Yang kadang minggu pun harus tetap bekerja.

Mungkin saat ini dirimu belum begitu mengerti. Tak apa seiring berjalannya waktu pemahaman baik itu akan tiba. Dan semoga kedepannya kamu akan tumbuh menjadi pendengar yang baik untuk nasihat-nasihat yang ibumu berikan. Menjadi pemerhati yang baik untuk tingkah laku yang ibumu didikan. 
Agar tiap-tiap energi ibumu yang terkuras untuk kebaikan keluarga kita, Allah ganjar pahala yang berlipat ganda dengan menjadikan dirimu tumbuh menjadi anak yang solehah.Aamiin.









Desember 18, 2022

IDEAL

Sudah pasti, kita selalu ingin segala sesuatunya ideal sesuai dengan yang diharapkan. Part to part berjalan sesuai dengan list-list yang kita sudah rencanakan, agar keinginan itu terwujud paripurna. Agar harapan itu berbanding lurus dengan kebaikan yang kita bayangkan. 

Tapi, sayang sekali, selalu ada faktor lain yang di luar kendali kita. Human eror. Atau sering berbenturan dengan ego dan hak-hak orang lain. Atau tiba-tiba ada interupsi dari pihak ketiga yang tidak tahu menahu apa langkah yang sudah kita upayakan. Hal apa yang sudah kita bentuk dengan sedemikian rupa.

Yang apabila hal itu sedang terjadi, sering membuat kita nelangsa. Runyam. Buyar sudah. Seolah tenaga, pikiran, waktu terbuang begitu saja. Tidak kelihatan hasil baiknya.

Oooh... Kenapa mereka tidak bisa mengikuti sesuai idelnya kita? Kenapa dengan suka hati mendistraksi apa-apa yang susah payah telah kita bangun?kenapa tidak sepenuhnya membiarkan segala sesuatunya berjalan apa adanya, step by step sesuai dengan keinginan kita. Kenapa harus ikut campur? Kenapa suka usil ikut mengatur? 

Sedangkan bila terjadi sesuatu yang di luar kendali, kita juga yang pada akhirnya tertuduh duluan. Dan kita pula yang merasa paling bersalah. Karena tidak kuasa mempertahankan. 

Maka, benar adanya. Satu-satunya yang menghibur hati ini bahwa : Yang dilihat Allah adalah proses, bukan hasilnya. 

Biarpun ekspektasi kita tidak selalu tercapai, tapi Allah tahu langkah apa yang sudah kita coba. Soal hasil akhir biarkan bekerja sesuai dengan ganjarannya. Tugas kita sebatas usaha. 

Terus berusaha, sampai tidak terasa, tak adalagi keluhan-keluhan. Tak adalagi rasa kecewa yang di luar kemampuan kita. Karena kalau masih ada itu (keluhan, mudah kecewa) rasa-rasanya definisi ikhlas belum juga kita dapati maknanya. 

@gerimis30hari 
#gerimis_des22_18
#gerimis30hari
#azurazie_ 

Desember 10, 2022

MENJADI TENANG

Hidupmu akan menjadi tenang, bila saat berangkat keluar rumah ada doa-doa yang membersamaimu setiap langkah-langkahnya. Doa orang-orang terkasih yang berharap akan keselamatanmu di dalam perjalanan. Sampai tujuan. Sampai kembali pulang. 

Hidupmu akan menjadi tenang, bila ketika lelah dalam perjalanan, lelah dalam pekerjaan, lelah dalam perjuangan. Teringat ada orang-orang terkasih yang mengharapkanmu untuk segera pulang. Yang berharap dirimu akan baik-baik saja, kapan pun dan dimanapun kini dirimu berada. Baik-baik saja dalam memperjuangkan segala sesuatunya. 

Hidupmu akan menjadi tenang, bila ketika waktunya pulang. Perjalanan itu selesai. Selalu ada tempat untuk berbagi pelukan. Selalu ada tempat untuk menceritakan segala pelik. Selalu ada orang-orang terkasih yang menyambut kedatanganmu dengan senyum kehangatan. 
Tidak terlalu mengharapkan apa-apa yang akan kamu bawa. Yang lebih penting keadaan dirimu sendiri yang selalu dalam keadan prima.
Hidupmu akan menjadi tenang, bila teringat ada cinta yang selalu membersamaimu di setiap detik waktunya. 
Itu definisi tenang ketika bersama sesama manusia. 

Apalagi ketika dihubungkan dengan Allah. Hidupmu akan menjadi tenang, bila segala sesuatunya diniatkan karena Allah. Keluar rumah, bepergian, berjuang karena Allah. Sampai suatu waktu perjalanan itu selesai karena Allah. Tenang, ketika tahu ada Allah yang selalu membersamaimu kapan pun dan di manapun berada.

Hidupmu akan menjadi tenang, bila meyakini Allah tahu apa yang lebih kamu butuhkan dibanding apa yang kamu inginkan. Bila meyakini Allah lebih tahu apa yang ditakdirkan untuk mu itu lebih baik dibanding dengan apa yang sudah kamu rencanakan.

Hidupmu akan menjadi tenang, bila cinta Allah selalu membersamaimu dengan begitu banyak kebaikan-kebaikan. 

@azurazie_

Desember 09, 2022

TENTANG MENJADI


Jadilah seseorang yang menyenangkan. Yang pembawaannya selalu bisa mengubah suasana menjadi lebih ceria. Seolah tidak pernah ada kamus galau dalam hidupnya. Seolah cukup dengan kehadirannya, segalanya jadi lebih indah. 

Jadilah seseorang yang menenangkan.  Yang kehadirannya bisa membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Seolah tidak akan pernah terjadi sesuatu yang bisa membuat khawatir. Tak ada lagi kata cemas di dalam pikirannya. Seolah segalanya jadi lebih mudah. 

Dan jadilah seseorang yang memenangkan. Memenangkan kebesaran hatinya. Memenangkan keluangan waktunya. Memenangkan segala perhatian dan pikirannya. 
Memenangkan sepenuh hidupnya. 

Sudahkah kamu beruntung menemukan seseorang yang seperti itu? 
@azurazie_

Desember 08, 2022

MERASA DIAWASI

Pekan lalu, ketika saya mampir ke toko grosir untuk membeli pesanan ibu di rumah. Ada percakapan yang begitu menarik dari dua orang yang sedang bertransaksi jual beli di depan mesin kasir toko tersebut. 

"Lunas ya ci utang saya yang kemarin." Kata si bapak pembeli. Memakai peci yang warnanya sudah kusam. 

"Iya pak, kalau bapak nggak bilang mah. Saya malah nggak tau kalau ada    bon yang itu." Kata si ibu sambil tertawa. 

"Tapi Tuhan saya kan tau ci." Kata si bapak ikutan tertawa. 

"Iya ya, apalagi kalau buat usaha ya." Si ibu menambahkan. 

Saya yang mendengar percakapan itu merasa takjub dan beruntung sekali rasanya. Dua orang manusia yang sedang bertransaksi jual beli. Dari agama dan keyakinan yang berbeda. Dari suku bangsa yang berbeda. Sama-sama menyadari sedang diawasi oleh Tuhannya atas keyakinannya masing-masing. Dan berusaha sebaik mungkin agar rezeki yang mereka terima, tidak ada hak orang lain yang tertangguh. Meskipun itu karena lupa.

@azurazie_

Desember 07, 2022

PERSIAPAN

Apa persiapanmu sebelum berangkat bekerja atau mencari nafkah untuk keluarga kecilmu di rumah? 

Persiapan yang karenanya bisa menambah energi positif tiap paginya. Melangkahkan kaki dengan lebih bertenaga. Lebih bersemangat. 

Niat. 
Persiapkan niat itu. 
Coba biasakan sebelum berangkat keluar rumah. Setelah salam ta'zim ke orang tua (yang rumahnya berdekatan) setelah mengecup kening istri dan anak di rumah. 
Mantapkan niat dengan Bismillah. 
Seraya kaki kanan melangkah. 
Lapalkan niat itu. 
Ya Allah hamba niatkan keluar dari rumah ini untuk mencari nafkah karena Allah. 
Untuk memenuhi kebutuhan hidupku. 
Untuk menopang kebutuhan istri dan anakku. 
Untuk membantu urusan orangtuaku. 
Untuk menopang ibadah-ibadahku. 
Maka, selamatkan dalam perjalanannya. Berkahi tiap-tiap langkahnya. Mudahkan tiap-tiap urusannya Dan yang akan di bawa pulang nanti hanyalah kebaikan-kebaikan. Yang di bawa pulang hanyalah keberkahannya. Rezeki yang halal dan terus bertambah memenuhi kebutuhannya. 

Jalani setiap hari. 
Rasakan efek setelahnya. 

@azurazie_

Desember 06, 2022

MENJADI SEMPURNA

Menjadi sempurna

Merasakah kamu, di manapun berada, apapun peran yang melibatkan dirimu. Sering rasanya kita dituntut untuk selalu sempurna di mata orang lain. Apalagi bila dirimu sudah terlanjur diandalkan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan mereka. 
Seolah harus segala bisa, meski kita tidak bisa segalanya. Seolah harus selalu tahu, meski kita tidak akan tahu segalanya. 
Dituntut menjadi sempurna, agar kepentingan-kepentingan mereka selalu terpenuhi dengan maksimal. Baik yang bersifat profesional dalam artian peran sebagai rekan kerja, peran sesuai dengan jobdesknya. Atau yang bersifat individual. Peran sebagai teman,pasangan, anak, orang tua dan lain sebagainya. 

Merasa dituntut menjadi sempurna, yang ketika ada celah sedikit pun ketika peran itu tidak maksimal. Akan jadi 'drama'. Atau bahkan di   kondisi yang lebih ekstrim menjadi 'aib' untuk kita di mata orang lain. Menjadi 'dosa' yang sulit rasanya untuk di maafkan. Satu kekurangan itu seolah meruntuhkan peran-peran kita yang lain. 
Begitulah bila kita mencari penilaian di mata manusia yang inginnya selalu dapat yang sempurna. Demi kepentingan-kepentingannya. Meskipun sebenarnya peran mereka pun untuk kita tidak selalu sempurna. 

Maka, yang terbaik memang melihat pencapaian itu untuk menjadi penilaian di mata Allah. Berperan sebaik mungkin tanpa mengambil pusing penilaian-penilaian orang lain. Biarlah di mata manusia kita banyak kekurangan, tetapi selagi caranya memang benar, caranya tidak keluar dari syariat Allah. Yakinlah di mata Allah selalu ada nilai lebihnya. 

Karena Allah selalu melihat dari prosesnya, bukan sekadar hasilnya. Barangkali itulah yang sejauh ini masih berhasil menghibur hati kita. Di saat kita dituntut selalu menjadi sempurna. 

@azurazie_

Desember 05, 2022

PERPISAHAN

Putri, perpisahan adalah niscaya. 
Karena segala hal ada waktu-waktunya. 
Ada masa habisnya. 
Ada masa kadaluarsanya. 
Sejatinya setiap hari kita menghadapi perpisahan.
Berpisah dari hari kemarin. Dari kesempatannya. Dari sisa usianya. Berpisah dari segala hal yang kita nikmati, kita gunakan dan kita berikan. Untuk menopang segala kebutuhan kita.

Putri, perpisahan adalah niscaya.
Maka yang dikhawatirkan bukanlah semata kapan perpisahan itu akan datang. Karena semua sudah ada ketetapan-ketetapannya. Ada takdir terbaiknya. Ada batasan-batasan kesempatan waktunya. 
Maka, yang perlu dicemaskan bukan perpisahannya. Akan tetapi dipisahkan.Sungguh kita berharap jangan sampai dipisahkan. 

Maka, sungguh perlu merawat dan berharap akan dua hal ini agar kita selamanya tidak akan dipisahkan. Sekalipun telah datang perpisahan karena azalnya tiba. 
Merawat Iman dan cinta karena Allah. 
Karena kelak kita akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama di dunia. 
Merawat iman agar cinta Allah itu tetap terjaga. Cinta orang-orang yang mencintai Allah ikut terjaga. - yang kita berharap selalu ada di antaranya.

Dan merawat cinta karena Allah. Agar kita tidak pernah dipisahkan pada pelataran syurga firdaus-Nya. 

@azurazie_

Desember 04, 2022

BETAH ATAU BERTAHAN

Pegawai kantor itu sedang lelah sekali. Hari ini super sibuk tidak seperti biasanya. Permintaan yang banyak. Koreksian yang menumpuk. Tekanan dari atasan yang tinggi. Dateline ini itu, seolah-olah tidak bisa menunggu untuk sekadar makan siang dulu. Untuk sekadar coffetime dulu. Jenuh. Jengah. Hmm... Hanya bisa menghibur hati dengan berkata. Sabaaar... Sabar... 

Pegawai kantor itu menghela napas, kondisi seperti itu rentan sekali untuk mendatangkan pikiran yang bercabang. Tentang tujuannya masih berada di tempatnya sekarang. Setelah bertahun-tahun. Ketika betah dan butuh tak lagi seimbang, akan tetapi mulai jadi pertimbangan. 

Ketika jenuh tak lagi sekadar kata yang mewakili rasa. Tetapi sedikit banyak mulai berpengaruh terhadap asa.

"Kerja bertahun-tahun belum tentu karena betah, bro. Tapi karena kebutuhan. Makanya masih banyak yang mau tidak mau bertahan." Celoteh teman kerjanya yang sama suntuknya hari ini. 

Begitukah? Pegawai kantor itu membenak. 

"Tapi setidaknya kita merasa cape dan jenuh karena banyaknya kerjaan. Dari pada cape mikirin gimana cara dapat pekerjaan." Tambah rekan kantornya itu yang sudah lima tahun lebih lama masa kerjanya. 

Betul juga. Pegawai kantor itu bersyukur. 

@azurazie_

Desember 03, 2022

HUJAN DI WAKTU MAGRIB

Hujan di waktu magrib selalu terasa lebih... Hmm apa ya kata yang pas untuk mendeskripsikannya? Sendu? Bikin galau? 
Karena di kala itu banyak pilihan yang perlu dipikirkan, khususnya bagi orang-orang yang ada dalam perjalanan. Memilih mampir sebentar untuk menunaikan kewajiban. Atau tetap jalan karena sebentar lagi tujuan sudah sampai.

Lelaki itu memutuskan untuk singgah sebentar ke salah satu SPBU kota ini. Kalau kewajiban sudah tunai, perjalanan pun akan lebih tenang, pikirnya. Ia pegawai kantor yang hendak pulang ke rumah. 
Sembari memakai kembali mantel, ia melihat-lihat sekitaran. Banyak juga pengguna jalan lain yang memutuskan berteduh. Karena hujan cukup deras. Dan sebagian tidak memiliki jas hujan. 
Di sudut lain SPBU ini juga ada tiga remaja tanggung yang asik dengan kegiatannya. Satu orang sedang asik mengenjreng gitarnya, satu lagi mematik sebatang rokok yang entah sudah ke berapa hari ini. Puntung rokok terlihat berserakan di sekitarnya. Satu yang lainnya meneguk habis kopi hitam yang sudah dingin. Asik saja mereka tidak memedulikan orang-orang yang berteduh, yang berharap cemas kapan hujan ini akan segera reda. Ingin sampai rumah untuk bertemu keluarga. Ingin rebahan. Ingin makan karena perut sudah keroncongan.Dan kecemasan-kecemasan lain. Barangkali itu lah cara mereka menikmati waktu. Menikmati hidup. Toh, semua orang punya caranya sendiri-sendiri. 
Lelaki itu menyeringai. Menuntaskan kembali memakai mantel. Tetiba teringat voice note anak gadisnya yang baru berumur tiga tahun sore tadi. 

'Ayah kapan pulang kerjanya? Yogurt dd habis yah.'
'Ayah dd udah maman sama nuget. Nuget dino nya habis yah. Nanti beli lagi ya yang ada minionnya.'

Lelaki itu tersenyum setelah memutar kembali voice note tersebut. Teringat harus mampir dulu ke mini market. Kalau sampai lupa bisa merasa bersalah tidak bisa memenuhi kebutuhan anak gadisnya.
Lelaki itu bergegas melanjutkan perjalanan. Memilih menikmati waktu dan hidupnya bersama keluarga tercinta di rumah dengan segera.
@azurazie_

Desember 02, 2022

PADA BILANGAN BERAPA?

Pernahkah kamu memikirkan, pada bilangan berapa amalan-amalan rahasiamu yang pada akhirnya bisa menyelamatkanmu di hari perhitungan itu? Pada bilangan berapa rakaat shalatmu yang seringnya tergesa-gesa di perhitungkan khusuknya? Pada bilangan berapa lirih istighfarmu diterima, yang rasanya cuma sekadar di lidah. Tetapi tidak diresapi di hati. Pada bilangan berapa ayat-ayat al-qur'an yang memberatkan timbangan itu, yang seringnya nyaris satu tahun pun bisa dihitung khatamnya. Pada bilangan berapa amalan-amalan rahasia lain yang niatnya lebih banyak ingin keuntungan dunia. Untuk mudah usaha, mudan rezeki dan urusan-urusan lain. 

Pernahkah kamu memikikirkan itu? Sedangkan sebanyak apapun bilangan yang telah dirimu baca, sebanyak apapun bilangan yang dirimu kerjakan. Tidak menjamin akan membuatmu selamat, bila tidak ada satu bilangan pun ridho Allah atasnya. Bila ada satu bilangan pun yang tercemari oleh sifat riya.

Duh, itu jika memang benar sejauh ini dirimu memiliki amalan-amalan rahasia yang istiqomah dirimu kerjakan secara diam-diam. Tanpa hinggar bingar di hadapan manusia. Sekalipun ada, rasanya masih ada kecemasan. Meskipun tetap berharap, dari sekian banyak bilangan itu, ada satu saja yang Allah ridho atas apa yang kita lakukan. Ada satu saja yang Allah perhitungkan niat ikhlas kita. 
Lalu bagaimana yang tidak memiliki sama sekali amalan-amalan rahasia itu? Amalan sunnah yang Rasulullah tunaikan. Bagaimana yang untuk menunaikan kewajiban pun masih bolong-bolong? Ketika ada panggilan lima waktu masih abai? Lalu bilangan yang mana yang akan dirimu pertaruhkan untuk peruntungan di hari perhitungan nanti? Ridho Allah yang mana yang dirimu harapkan, bila tidak ada yang mendasari itu? 

Maka, bila sebesar dzarahpun ada dalam perhitungan, teruslah berharap satu bilangan yang Allah ridho atasnya pun semoga ada dalam peruntungan. 

Mari terus menambah bilangan-bilangan amalan rahasia itu. Teruskan, jangan pernah lelah. Sampai tidak terasa Allah memberi balasan kebaikan-Nya satu-satu. 

Desember 01, 2022

YANG LEBIH ROMANTIS

Episode mana lagi yang lebih romantis, ketika dua orang atau lebih yang tidak saling kenal, bertemu dalam sebuah bilik mushola pinggir jalan. Bersepakat untuk menunaikan shalat berjamaah.
Romantis, 
dalam masa yang sama saling meluangkan waktu untuk sejenak bersujud. Menunaikan kewajibannya. Sebelum melanjutkan perjalanan masing-masing. Dan kelak boleh jadi dua orang atau lebih itu, yang tidak saling kenal, sama-sama bersukarela menjadi saksi untuk satu kebaikan. Bahwa, pada tanggal sekian, jam sekian, di tempat itu, pernah bersama-sama memiliki kesadaran yang sama. Ada panggilan yang memang perlu disegerakan waktunya. 

@azurazie_

November 27, 2022

MENGHIBUR HATI

Allah melihat usahamu, bukan hasilnya. 
Barangkali itu bisa menghibur hatimu, ketika hasil yang terlihat tidak melegakan ekspektasimu sendiri. 

@azurazie_

Oktober 27, 2022

PROSES TIDAK DICELA DENGAN PROTES

Adakalanya sebuah proses itu benar-benar jangan sampai dicela dengan protes. Selain tidak banyak membantu, alih-alih malah menambah buntu. Tersebab ketidaktahuan kita akan hal itu. Tersebab ketidakbisaan kita untuk mengupayakan itu. Serahkan pada ahlinya. Percayakan kepada pemilik skenarionya. Sambil terus melapal doa, agar segalanya tidak sekadar untuk dimudahkan. Melainkan diberi kekuatan tambahan. Tak lupa melapal doa untuk tiap-tiap orang yang berperan dalam hal itu, agar mendapat kebaikan lain yang jauh lebih banyak. Setelah dengan tulus ikhlas membantu kemudahan tiap-tiap urusan kita. 

Dan sepenuh yakin bahwa segala yang baik ada dalam ketetapan waktu terbaiknya. Karena ketetapan-Mu ada dalam ketepatan waktu. 

@azurazie_

Oktober 25, 2022

SEPOTONG EPISODE

Sepotong episode yang memberi pelajaran. Bahwa hidup adakalanya tidak baik-baik saja. Ada rasa sakit  yang mau tidak mau kita terima. Kita rasakan. Kita lewati. Sebagai bentuk kepasrahan. Bahwa episode ini juga adalah bagian dari takdir yang telah digariskan. Dan digaransikan akan bisa dilewati. Karena tidak mungkin di luar batas kemampuan.  

@azurazie_

SEGENGGAM TABAH

Putri, ada segenggam tabah yang harus selalu dijaga kapanpun dan dimana pun berada. Tabah yang diiringi oleh lirih tasbih kepada-Nya. Subhanallah, Allah Maha baik, meski doa-doa kita barangkali masih selalu kehalangan qabulnya oleh maksiat yang kita perbuat. Dengan kemurahan-Nya, kita bisa kehilangan dosa-dosa atas sebab rasa sakit yang sedang diderita.
Maka, yang terbaik untuk kita lakukan adalah. Apapun kondisinya, baik ketika sakit ataupun sehat. Ketika sedih ataupun senang. Ada kasih sayang Allah yang selalu membersamai. Ketika segenggam tabah itu selalu dijaga dengan sepenuh hati. 

@azurazie_

ORANG LAIN LEBIH DARI INI, KITA MASIH BERUNTUNG

Ketika kadar sabarmu sedang tak seimbang dengan rasa syukurmu. Ingatlah  : orang lain lebih dari ini, kita masih beruntung. Orang lain lebih dari ini, kita masih beruntung. Terus diulang-ulang, sampai kita tak sadar, ternyata semua itu pun akhirnya berlalu. Dan ujungnya, bukan sekadar sabar yang bertambah, tetapi syukurpun ikut bertumbuh. 

@azurazie_

Oktober 22, 2022

BERSERAH UNTUK BERSYUKUR

Ya Rabb, aku berserah. Bukan semata-mata berpasrah. Karena aku masih memiliki upaya, dalam usaha dan doa-doa. Untuk memperbaiki keadaan yang menurut kacamataku sedang tidak baik-baik saja. Untuk menuntut perubahan, dari kondisi yang bagi perasaanku sedang butuh banyak solusi yang berarti. 

Maka, setelah upaya itu, aku berserah. Kepada-Mu yang Maha Segala membolak-balikkan keadaan. Yang dari hikmah-Mu adalah pilihan yang terbaik. Yang dari keadilan-Mu adalah putusan yang membuat segalanya jauh membaik. 

Maka, setelah upaya itu, aku berserah. 
Atas raga ini yang dititipi jiwa untuk bersujud dan munajat hanya kepada-Mu. Maka, anugerahkan kembali ke-afiat-an dan umur yang barokah.

Untuk itu aku teramat bersyukur.
Atas kedua mata ini yang dititipi nikmatnya penglihatan.
Atas kedua telinga ini yang dititipi nikmatnya pendengaran. 
Atas lidah dan mulut ini yang dititipi nikmatnya mengecap dan berucap. 
Atas hidung ini yang dititipi nikmat bernapas. 
Atas kedua tangan ini yang dititipi nikmat menengadahkan kedua tangan seraya berdoa untuk segala keinginan dan harapan. 
Atas kedua kaki ini yang dititipi nikmat melangkah, berjalan, berlari, hingga melompat lebih tinggi untuk mencapai banyak kesempatan yang datang. 
Atas jantung ini, atas paru-paru ini, atas lambung ini, atas otak ini, atas ginjal ini, atas tulang-tulang ini. Dan atas berbagai macam lain yang tersusun sedemikian rupa, meski tanpa aku sadari dan tahu bagaimana mekanisme bekerjanya. Ya Rabb. Sungguh aku bersykur akan hal-hal itu.

Maka, anugerahi kembali ke-afiat-an itu, untuk menopang umur yang panjang dalam keberkahan usia. 
Maka, hilangkan, redakan kembali apabila ada penyakit-penyakit yang pelan-pelan menggerogoti tubuh yang Engkau telah titipi jiwa itu. Dengan KeMaha kuasan-Mu yang menyembuhkan. 

22 okt 22
@azurazie_

September 30, 2022

EPILOG RINDU



Ya Rasulullah, 
Sungguh tulisan ini, kutulis dengan getar-getar kerinduan. Dengan basah mata yang merasa haru, setelah rangkaian Mahallul Qiyam. 
Betapa, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah. Yang bisa mengenalmu, meski jarak jauh berabad-abad tahun. Sejak dirimu di utus untuk menyempurnakan akhlakul karim. Sebagai Rahmatan lil 'alamin.

Sungguh, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah yang kadung jatuh cinta. kepada dirimu yang belum pernah ditemui. Cinta yang tumbuh dari Rahmat ilahi Rabbi.

Cinta yang melebihi cinta kepada anak-istri, bahkan dengan orangtua sendiri. Cinta, yang meskipun begitu, tak akan dicemburui. Karena kuyakin cinta mereka kepadamu pun, jauh melebihi kadar cinta kepadaku sendiri. 

Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab mencintaimu bisa menjadi akibat untuk keselamatan dunia akhiratku. 

Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab, merinduimu bisa menjadi harapan untuk kelak bisa berjumpa denganmu.

Dengan wajah yang amat berseri-seri. Dengan hati yang amat bergembira nan bahagia. 

Meski barangkali, kelak aku tak bisa berada di barisan paling depan, bersamamu. Tersebab, bilangan salam dan shalawatku yang belum sebanyak itu, dibandingkan hamba-hamba pilihan Allah yang lain.

Tapi, aku tak begitu merasa cemas. Sebab, jaminanmu yang tak pernah sekalipun ada dustanya. Bila, ketika masih di dunia, satu kali shalawat atasmu itu akan tersampaikan. Bagaimana mungkin dirimu tega, tak menghiraukan keberadaanku di sana. Meskipun jauh dari wajah-wajah yang paling bercahaya. Dengan sinaran wajahku yang hampir redup karena tertutup dosa. 

Maka, sungguh semoga aku ada dalam peruntungan itu. Jadi bagian ummatmu yang Allah kumpulkan bersama yang begitu dicintainya. 

Ya Rasulullah, sesungguhnya aku merinduimu.

@azurazie_



SABAR DAN SHALAT

Ya Rabb, bila kunci segala persoalan hidupku ada pada shalat dan sabar. Sebagaimana yang termaktub pada kitab suci-Mu. 

Maka, anugerahkan kepada kami kemudahan untuk menggapai shalat yang khusu. Dan didik hati kami untuk senantiasa memupuk sabar dengan tingkatan sabar yang semakin bermutu. 

@azurazie_

Mei 30, 2022

JALANI SAJA

Jalani saja.

Bukan sekadar tak lagi ada pilihan lain.
Bukan pula karena tak ada keinginan lain. 

Jalani saja.

Sebab, selagi masih berada dalam jalur-Nya.
Dia tidak akan menelantarkan kita.

Jalan terus.
Di jalan yang lurus.

@azurazie_

Mei 29, 2022

TULUS UNTUK YANG SUDAH DITULIS

Ketika dirimu tulus percaya akan tiap-tiap ketetapan-Nya. Maka, apalagi yang masih dikhawatirkan? ketika jalan takdir itu sejalan dengan apa yang telah ditulis.
@azurazie_

CARA REZEKI BEKERJA

Ketika harus berputar-berputar ke beberapa tempat demi untuk mencari sesuatu atau barang yang sama. Dan baru kau dapat di tempat yang kesekian. Pernahkah kamu berpikir, barangkali begitulah cara Allah memutar sebuah rezeki. Rezeki orang lain yang dititipkan kepadamu. Rezeki dari yang mereka jual. Rezeki dari yang mereka usahakan. Entah berupa jasa atau barang. Begitulah cara rezeki-rezeki itu bekerja. Dan pasti rezeki dirimu sendiri pun begitu. Sewaktu-waktu berputar dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Maka, apapun propesimu berperan lah dengan baik.


Mei 28, 2022

MUDAH BERKECIL HATI

Jangan mudah berkecil hati, bila apa yang kamu ingin ternyata tidak sesuai harapan. Padahal kamu sudah berusaha mengupayakannya.

Berkecil hatilah, ketika apa yang ada dalam genggaman. Apa yang sedang dalam jangkauan. Apa yang sedang diberikan. Dirimu tak berhasil menjaganya dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh kesadaran.

Lantas bagaimana Allah akan menitipkan yang lain? Bila apa yang sudah ada, seolah tidak sepenuhnya disyukuri atas keberadaanya.

@azurazie_

Mei 14, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN : KENAPA HARUS BELAJAR?

"Ayah, ayah kenapa sih kita harus belajar?" Tanya Hayyin tiba-tiba. Dia bosan, karena ditinggal tidur siang oleh Si Oyen, kucing kesayangannya.

"Hmm... kalau menurut Hayyin kenapa?" Ayah malahan balik bertanya.

"Biar tambah pintar." Jawab Hayyin yang kurang puas dengan jawabannya sendiri. Kalau cuma untuk itu dia sudah tahu.

"Itu benar. Tapi bukan yang utama."

"Maksudnya, Yah?" Hayyin penasaran.

"Belajar itu. Selain karena memang kewajiban bagi kita sebagai muslim. Belajar juga agar kita bisa jadi lebih baik dari hari kemarin. Kita bisa jadi lebih tahu setiap harinya."

"Terus kenapa jadi pintar bukan yang utama, Yah?" Hayyin memastikan.

"Jadi pintar itu cuma bonus, Nak. Jadi lebih baik itu yang lebih utama. Karena banyak yang jadi pintar. Tapi kepintarannya tidak membuat dia jadi lebih baik dari hari kemarin. Kepintarannya justru menjerumuskan ke hal-hal yang tidak baik."

"Makanya kita belajar, agar kita jadi lebih tahu. Dengan lebih tahu, kita akan lebih berusaha menjadikan diri kita hari ini, jadi lebih baik dari hari kemarin."

Hayyin mengangguk mulai paham.

"Tuh, Oyen. Belajar. Jangan bobo terus." Hayyin menjawil perut Oyen.


#kisahhayyindanoyen
#azurazie_
#kolabo_id

Mei 02, 2022

IDUL FITRI 1443 H

Wahai jiwa-jiwa yang lulus akan titah Tuhannya. Untuk sepenuh patuh menjalankan perintah dalam rukun islam. Berpuasa di bulan Ramadhan. Semoga jiwa-jiwa itu pun pada akhirnya akan lolos, sebagai hamba yang muttaqin.

Mari merayakan kelulusan di hari lebaran. Semoga kita semua pun bisa lolos dalam pemakluman. Dari segala khilaf atas lisan dan perbuatan. Dalam ikhlas memohon maaf. Dan ridho dalam memaafkan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

*تَقَبَّلَ اللّهُ مِناَّ وَ مِنْكُمْ صِيَامَنَا وَ 
صِيَامَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ*

@azurazie_
@sekitar_putri
@khansatazkiyahayyin

April 27, 2022

TERUSKAN


Teruslah berjuang, hingga pada akhirnya syukur yang akan kau ucap lebih dulu. Bukan lelahnya.

Tetaplah bertahan, sampai syukur yang akan kau rasa. Bukan putus asanya.

Dan menunggulah, ketika kau yakin itu memang milikmu. Bukan ragunya.

Dan yakinilah, selepas berjuang, selepas bertahan, selepas menunggu. Kau berhak mendapatkan lebih. Rasa syukur karena tidak menyerah. Dan tentu terima kasihnya.

@azurazie_

April 25, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - BERANI BERTERUS TERANG


"Anak ayah kenapa nih sepanjang jalan cemberut aja?" 

Hayyin dan Ayah berjalan beriringan. Baru selesai berbelanja di warung dekat rumah. Masing-masing menenteng tas belanja yang sengaja dibawa dari rumah. Ayah membeli sembako pesanan ibu. Hayyin membeli jajanan.

"Aku sebal, Yah. Aku kan sudah besar sekarang. Tapi masih aja ada yang suka cubit pipi kalau ketemu di jalan." Hayyin menjelaskan protesnya.

"Iya, ya. Kenapa gitu ya." Ayah pura-pura mencari tahu penyebabnya. "Mungkin karena anak ayah imut-imut dannmenggemaskan kali nih. Alhamdulillah."  Ayah ikutan menjawil pipi Hayyin.

"Tapi kan, Yah. Aku nggak suka."

"Iya iya, ayah paham. Nanti kalau ada yang begitu lagi. Ayah tegur baik-baik ya orangnya."

"Jangan, Yah. Nanti aku malu." 

"Oh iya, anak ayah kan sudah besar, ya. Jadi harus bisa bilang sendiri. Harus berani menolak sesuatu yang kamu nggak suka. Tentu dengan cara yang santun dan nggak menyinggung orang lain. Ayah yakin nanti mereka ngerti kok." Ayah mencoba membesarkan hati. "Jangan lupa ketika mendapat pujian dari orang lain. Kita harus mengucap Alhamdulillah."

Hayyin mengangguk.
Meong.... meong...
Sesampainya di rumah. Oyen langsung menyambut antusias. Karena sudah dijanjiin sosis.
"Aduh... duh... sebentar Oyen. Sosisnya di kupas dulu."

Meong... meong...

@azurazie_

April 23, 2022

ALLAH YANG MENCUKUPI

Sebagian orang berharap segala sesuatunya akan mendapatkan lebih.

Semoga kita menjadi sebagian lain yang lebih berharap segala sesuatunya menjadi berkah.

Meski mungkin tidak selalu mendapatkan lebih.

Setelah berletih-letih mengupayakan sesuatu yang dibutuhkan. Kita terlanjur berharap akan mendapatkan lebih dari apa yang diharapan.

Sampai lupa, yang bisa menutupi kebutuhan itu. Yang bisa memuaskan harapan itu. Adalah nilai keberkahan. Berkah yang membuat segala sesuatunya menjadi terasa cukup.

Maka, sungguh beruntung bila sudah diberi nikmat rasa cukup.
Sebab, Allah jualah yang mencukupi.


@azurazie_

April 22, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - DUH, HAUS RASANYA

Pukul : 11.00 

"Ayah, ayah." Panggil Hayyin ketika melihat ayahnya selesai tadarus.

"Kenapa, Sayang?" 

"Ummm.... nggak jadi deh." Hayyin terlihat ragu-ragu dan beralih ke kucing kesayangannya. "Oyen, jangan minum terus dong. Mentang-mentang nggak puasa. Huuh.." 

Meong-meong. Oyen protes yang sedang asik minum merasa diganggu.

"Anak ayah kenapa sih, dari tadi cemberut aja." Tanya Ayah melihat gelagat putrinya yang menggemaskan.

Hayyin menggeleng. Oyen melendot manja. Ingin diajak main.

"Gimana puasanya, masih kuat nggak?"

"Nggak kerasa lapar sih, yah. Tapi haus. Nggak tahan."

"Tahan ya sayang, sebentar lagi dzuhur. Hayyin, boleh buka dulu kok. Boleh minum." Ayah mengusap-usap kepala putrinya.

"Kan puasa nggak boleh makan dan minum, yah. Batal dong." Hayyin mengonfirmasi.

"Hayyin kan lagi belajar puasanya, jadi nggak apa-apa kalau nggak kuat. Nanti jam satu lanjut lagi deh puasanya sampai maghrib." Ayah menjelaskan.

"Tapi, Yah. Temanku katanya bisa puasa seharian nggak batal."

"Alhamdulillah kalau gitu. Nanti juga kamu bisa kalau sudah terbiasa. Ayah yakin. Jadi makin disayang Allah deh kalau puasanya lancar."

Allahu akbar.. allahu akbar...

"Allahu akbar... Alhamdulillah... Tuh.. sudah adzan dzuhur, jadi mau buka nggak nih?" 

"Nggak deh, Yah. Aku mau disayang Allah."

"Kamu yakin?"

Hayyin mengganguk.

"Alhamdulillah."

Ayah tersenyum.


@azurazie_



CERITA HAYYIN & OYEN - MEMBANTU IBU

"Oyen, oyen, makannya pelan-pelan dong. Jangan sampai berantakan." Ujar Hayyin sambil bisik-bisik. "Duh, kebiasaan nih kamu mah. Ibu kan sudah nyapu tadi." Lanjutnya sambil melirik ibu yang sedang mencuci piring. Takut ketahuan.


Meong.... meong....
Yang ditegor asik aja melanjutkan makannnya.

"Jangan kemana-mana! Jangan masuk dulu! Aku cuma mau ambil sapu." Kata hayyin tegas. Karena tahu ruangan dalam sudah dipel sama ibu.

"Ibu-ibu, sapu aku dimana ya?" Hayyin bertanya, karena yang ia cari tidak ada di tempatnya.

"Bukannya tadi ada di teras, sayang." Kata ibu memberitahu.

"Oh, iya."

"Makanya, kalau habis pakai disimpan lagi dong." Ibu meningatkan.

Hayyin pun bergegas membersihkan sisa makanan Oyen yang berantakan kemana-mana. Sebelum ibu tahu.

Meong.. meong...
Oyen malah antusias melihat gerakan sapu, dikira diajak main.

"Duuuh Oyen. Diam dulu dong." Protes Hayyin. Kerjaannya hampir selesai.

"Akhirnya... Beres juga." Hayyin merasa lega. Melirik ibu yang masih sibuk di dapur. Untung nggak ketahuan. Batinnya.

°°°°
"Duh, nggak nyampe." Hayyin ngedumel sendiri. Berusaha mengambil air di dispenser.

"Apanya sayang yang nggak nyampe." Ibu menoleh melihat anak perempuannya yang baru lima tahun. Dari tadi ikutan sibuk wara-wiri.

"Ini bu mau ambil minum." Hayyin menjelaskan.

"Loh, botol minum kamu kan ada di ruang tamu." Kata ibu mengingatkan.

"Bukan buat aku. Ini minum buat ibu."

Ibu pun tersenyum merasa terharu. Memeluk anak perempuannya.

Meong.. meong..
Sedangkan Oyen mulai risih karena sedari tadi ditinggal di luar. Tidak boleh masuk.


Membantu ibu membersihkan rumah, bukan untuk mendapatkan hadiah.
Bantu ibu, adalah bentuk terima kasih. Karena ibu sudah lebih dahulu mempersipkan tiap-tiap kebutuhan kita tanpa pamrih. 

@azurazie_

April 21, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - MENABUNG

"Ayah, ayah, celengan aku udah berat dong." Hayyin menghampiri ayah yang sedang merapikan tumpukan buku. Memamerkan celengan berwarna pinknya. "Adu-duh Oyen, pelan-pelan dong nanti celenganku bisa jatuh."


Oyen menyusul dengan berlari, dikira akan dibagi makan lagi.

Meong... meong...
Terus melendot di kaki Hayyin.

"Mana coba ayah lihat." Ayah memastikan celengan anak perempuannya. Yang dua bulan lagi genap 5 tahun. "Oh iya udah hampir penuh nih. Masya Allah pintar nih anak ayah sudah bisa menabung." Kata ayah sambil mengusap rambut Hayyin. "Kalau ayah boleh tahu, Hayyin mau buat apa uang tabungannya?"

"Mau beli tas baru dong, yah. Boleh, kan?" Hayyin memastikan.

"Ummm... coba nanti kamu tanya ibu ya boleh apa nggaknya. Sebab kalau ayah lihat tasmu masih bagus."

"Oh iya, aku lupa. Kata Ibu kan kita harus belajar menghemat." Hayyin tiba-tiba ingat pesan ibunya.

"Iya betul. Menghemat bukan berarti nggak mampu membeli lagi. Tapi, memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang sudah ada. Apa yang masih bisa dipakai. Apa yang masih bisa dimanfaatkan."

"Iya, Yah. Aduh-duh, sebentar dong Oyen. Aku simpan celenganku dulu. Dasar bul-bul si gembul."

Meong... meong...
Oyen sudah nggak sabar ingin makan lagi.


Rajin menabung bukans sekadar mencari untung. Belajar menabung untuk mempersiapkan sesuatu yang esok atau lusa bisa jadi penting.

@azurazie_

April 10, 2022

CATATAN EMPAT TAHUN


Dear Putri

Putri, empat tahun bisa dibilang waktu yang masih sebentar. Dibanding bila kita harus menghitung sisanya. Karena harus menghabiskan jatah hidup kita berdua. Perihal itu hanya Allah yang tahu. Karena ketetapan-Nya selalu ada dalam ketepatan waktu. Yang kutahu, empat tahun bersamamu itu menyenangkan. Merasa cukup denganmu itu menenangkan.

Tapi, empat tahun rasanya cukup untuk kita belajar arti syukur yang sebenarnya. Syukur yang tak terukur. Berbanding lurus dengan sabar, yang kita yakini kelak pada waktunya akan berbayar. Maka, seiring berjalannya waktu. Kita terus sepakati bahwa syukur dan sabar harus selalu sepaket. Dengan menerima tiap-tiap kekurangan. Dengan menuntun apa yang lebih menjadi nilai keberkahaan.

Maka, terima kasih putri.
Empat tahun membersamaimu menambah syukur menjadi lebih bermakna. Menumbuh sabar menjadi lebih bertenaga.

Salam
Kapten
08.04.18 - 08.04.22

@azurazie_

April 07, 2022

KUKIRA


Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar berserah pada-Mu. Tentang jalannya takdir yang telah tertulis. Akan tetapi masih saja aku khawatir. Tentang masa depan yang belum jelas tergambar. Padahal tugasku hanyalah sebatas ikhtiar. Hasil akhir pada-Mu lah yang paling benar.

Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar yakin. Bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar. Sepanjang napas masih ada diraga. Rezeki itu masih akan selalu ada. Akan tetapi aku masih saja was-was. Takut segala sesuatunya hanya sekadar nge-pas. Padahal tugasku hanya perlu selalu mawas diri. Darimana 
Rezeki itu ada, dan kemana harusnya bermuara. Karena itu yang akan diadili nanti.

Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar terserah pada-Mu. Setelah panjang-panjang berdoa meminta ini-itu. Akan tetapi selalu mudah kecewa, ketika belum diqabul dengan segera.

Ya Rabb,
Bila La Haula Walaquwwata illabillah sudah ada dalam deru napasku, lalu apa yang masih membuatku risau? 
Atau jangan-jangan yang kukira sudah ada itu semua. Sudah merasa berserah pada-Mu. Sudah merasa yakin akan ketetapan-Mu. Sudah bisa mengaku terserah Allah saja atas nasibku. Semua itu hanya sekadar baru ada di ujung lidah? Belum benar-benar ada di dalam hati.
@azurazie_

April 05, 2022

YANG BUGAR TIDAK PUASA, YANG SAKIT RINDU PUASA

Ya, sobat. Bagaimana kabar imanmu? Masihkah teguh mengikuti titah Rabbmu? Masihkah menghidupi sunnah-sunnah Rasulmu?

Puasa itu panggilan untuk orang-orang yang ada iman dalam hatinya. Iman yang kaffah. Utuh. Sempurna. Sepenuh tunduk. Langsung bertindak. Yang bukan sekadar tahu dan hafal rukun islam. Akan tetapi menunaikannya. Dalam hal ini puasa wajib pada bulan Ramadhan.

So, bagi muslim yang beriman. Yang merasa sehat bugar. Tidak dalam gangguan jiwa. Sudah lebih dari aqil baligh. Tidak ada alasan untuk meninggalkan rukun yang satu ini. Betul tidak?

Malu sama umur. Malu sama anak 5-6 tahun yang lagi semangat mulai belajar ikut puasa. 

Kok tulisannya pedas, ya? Menyindir? Biarin! Biar mikir. Jadi nggak banyak mangkir.

Hmm, kalau rasa malu masih kalah sama nafsu.
Coba renungi dalam-dalam sesuatu yang di bawah ini : 

Seberapa banyak orang yang dalam hatinya berkeinginan berpuasa penuh pada bulan Ramadhan. Akan tetapi, takdir tidak sedang bersahabat. Diuji sakit menahun. Struk. Gangguan lambung yang kronis. Bergantung dengan obat. Dan kondisi lain yang tidak memungkinkan untuknya berpuasa. Karena tidak kuat lagi tubuhnya.

Banyak. Tengok kanan-kiri. Boleh jadi mereka ada di sekitaran kita.

Tahukah kita bagaimana perasaannya? Seberapa sedih hatinya? Ketika melihat orang lain berlomba-lomba mencari keberkahan dalam bulan Ramadhan. Sedangkan ia masih harus berjibaku dengan kesehatannya sendiri. Tentu berjuang juga untuk kewajiban lain seperti shalat.
Padahal di waktu sehatnya dulu, paling istiqomah puasanya. Selalu mengkhatamkan Al-qur'an lebih dari tiga. Sekarang sekadar menopang tubuhnya untuk berjalan pun sudah ngos-ngosan.

Seandaikata nikmat sehat itu bisa ditukar. Organ dalam tubuh manusia bisa digadai. Tentu mereka mau meminjamnya barang sebulan selama Ramadhan, kepada orang-orang yang sehat secara fisik. Tapi berat untuk sekadar menahan haus dan lapar dalam berpuasa. Yang santai aja makan-minum di siang hari.

Tapi kan tidak bisa begitu.
Sudah jalan takdirnya masing-masing. 
Alhamdulillah-nya Allah Maha baik, ada rukshah untuk mereka. Ada keringanan. Bisa menggodo di hari yang lain bagi yang mampu. Atau fidyah untuk yang tidak mampu.
Catat : syarat berlaku hanya untuk yang kondisi sakit ya.

Sedangkan bagi yang sehat. Tak ada belas kasih. Wajib. Titik. Sengaja berbuka tanpa unsur syar'i. HARAM hukumnya.

Kuy lah sama-sama intropeksi dan berbenah diri.
Saling mengingatkan, tidak untuk menjatuhkan.
Tapi, sekadar memberi peringatan.
Karena kita sesama muslim wajib untuk saling mengingatkan.

@azurazie_

GENERASI TARAWIH

Hi, sobat. Bagaimana tarawih malam kedua? Shafnya sudah maju berapa baris? Hmm, mari berazam jangan sampai jadi golongan yang cuma mencicipi tarawih malam pertama aja. Malam sisanya berkeliaran di mana-mana. Hehe...Yang tersisa tinggal generasi orang-orang tempo doelou. Seperti yang udah-udah.

Sobat, sadarkah kamu. Tarawih itu, bisa jadi renungan betapa cepatnya melesat waktu. Generasi-generasi silih berganti. Generasi kakek kita udah lewat jauh. Tinggal satu-dua yang masih diberi umur panjang. Yang masih diberi kemampuan shalat berjamaah.

Generasi bapak-paman kita pun mungkin tinggal setengahnya. Sampai generasi kita sendiri sudah jadi orangtua. Generasi sudah mulai gendong anak sendiri buat ikutan ke masjid. Saking melesatnya waktu sampai bocah-bocah yang gaduh lari-larian di belakang pun udah kita nggak tahu lagi itu bocah anak siapa.

Coba deh, tengok kanan-kiri.  Depan-belakang. Generasi kita sendiri pun sudah banyak berkurang. Apalagi generasi di atas umur kita.Tidak adalagi bapak fulan bin fulan yang paling semangat menjawab bacaan bilal tarawih. Tidak adalagi bapak fulan bin fulan yang jadi tukang ngomelin bocah yang berisik. Dan fulan bin fulan lain yang pada masanya ikut meramaikan masjid.Lebih sedihnya, fulan bin fulan yang sudah nggak ada itu, bukan sekadar orang lain yang kita kenal. Mereka saudara-saudara kita sendiri. Guru kita sendiri. Atau bahkan orang tua kita sendiri.

Kalau diingat-ingat soal itu kan jadi rada sedih ya. Tahun ini, alhamdulillah kita masih di izinkan bertemu Ramadhan. Tahun depan bisa jadi kita yang dicariin sama orang lain karena udah nggak keliatan ada di masjid lagi.Makanya, getolin lagi deh tarawihnya. Sempatkan diri ya.

Realeted nih dengan tulisan @irmaliswt di bawah ini :

"Bagi sebagian orang bulan Ramadhan menjadi bulan yang menyenangkan sekaligus menyedihkan.Menyenangkan karena begitu banyak rahmat dan ampunan Allah. Menyedihkan karena orang yang ia cintai telah tiada."

@azurazie_

April 03, 2022

KEBAIKAN, PERBAIKAN, KEBALIKAN

Selamat mendulang berkah saudaraku. Di bulan penuh Rahman dan Ampunan. 

Mumpung masih hari pertama, di ingat-ingat lagi tiga point ini ya :

- Kebaikan
- Perbaikan
- Kebalikan

1. Kebaikan
Ramadhan itu bulan berlipatgandanya kebaikan. Yakin deh, semua orang, baik yang sedang punya maupun sekadar cukup untuk dirinya sendiri sekalipun, ingin rasanya di bulan ini untuk tambah berbagi. Tetangga berbagi makanan untuk berbuka. Pun untuk saudara yang dekat maupun yang jauh. Ingin rasanya ikut andil berbagi takjil di mana-mana. 
Dan bentuk kebaikan-kebaikan lain.

Nah, jangan lupa sedekah subuhnya jangan sampai ketinggalan.

2. Perbaikan
Ramadhan itu, jadikan aji mumpung untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Baik untuk perkara ibadah maupun perkara yang lain. Baik yang hubungannya sama Allah. Maupun kepada sesama manusia.

Banyakin deh perbaikan-perbaikan. Yang tadinya masih bolong-bolong bangun shalat malam. Jadi istiqomah sebelum santap sahur dua-empat-enam-delapan rakaat tahajudnya. Yang tadinya ketinggalan terus shalat sunnah qoblia subuh, jadi lebih gercep deh melangkahkan kakinya ke masjid. Biar nggak masbuk terus. Dan bentuk perbaikan-perbaikan lain.

3. Kebalikan

Nah, Ramadhan itu, bisa jadi momentum untuk membalik kebiasaan yang kurang baik.

Yang biasa suka kepo sama urusan orang lain. Dibalik deh jadi makin rajin mendoakan diam-diam. Yang suka koment ghibahan orang, REM! Ingat kalau sedang puasa. Sayangkan pahala puasanya.

Kebaikan, Perbaikan, Kebalikan.

Semoga dengan begitu Ramadhan kita tahun ini jadi  jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. 

Berlomba-lomba dalam kebaikan itu boleh. Riya dalam beribadah itu yang jangan.

Minimal kita berlomba dengan diri kita sendiri versi yang kemarin. Jadi versi yang berpuasa dengan penuh kesadaran dan juga kesabaran.

Aamiin..
Mudah-mudahan jadi berkah untuk kita semua.

@azurazie_

April 01, 2022

MARHABAN RAMADHAN

Adakah yang lebih menggembirakan hati dari : di doakan diam-diam oleh orang lain? Boleh jadi ada, ketika : di maafkan dalam-dalam.

Maka, mari sambut Ramadhan dengan lebih dulu mendoakan diam-diam : Doakan agar sehat dan berkah untuk semua. Lebih mudah untuk beribadah. Murah rezeki untuk bersedekah.

Dan sempurnakan dengan memaafkan dalam-dalam. Siapapun. Karena apapun. Agar langkah lebih ringan. Agar hati lebih lapang.

Agar urusan lain ditanggalkan.

Ramadhan ini untuk Allah kita tunggalkan.


@azurazie_

Maret 12, 2022

USIL

Berhentilah usil untuk mengomentari atau mencibir kebiasaan orang lain. Dalam mengerjakan atau pun membeli sesuatu. Yang dalam kacamatamu mungkin berlebihan atau terkesan mubadzir dan buang-buang waktu. Kenapa itu-itu terus? Kenapa nggak mentingin yang ini dulu? 

Selain karena prioritas masing-masing orang berbeda-beda. Selagi tidak merugikanmu. Selagi tidak juga membuat buruk lingkunganmu. Selain tidak mengabaikan ibadahnya. Selain tidak sampai melupakan Tuhannya.
Sah-sah saja.

Karena, boleh jadi yang mereka lakukan adalah cara untuk mengusir penatnya rutinitas. Menjadi katarsis yang baik bagi mereka. Sebagai media healing untuk menghibur hatinya. Dan lain sebagainya yang menjadi kebutuhan.
Kita tidak pernah tahu.

@azurazie_

Maret 03, 2022

UKURAN CINTA

Suatu ketika aku termenung sendiri. Bertanya-tanya? Bisakah cinta diukur hanya sebab rutinnya kehadiran seseorang? Diukur dengan sebatas jumlah pertemuan. Sebab terlihat oleh mata. 

Lalu, bagaimana dengan ia yang rasanya masih tak sanggup untuk sekadar hadir. Berdiri di sana untuk berusaha tegar. Atas rasa kehilangan yang dirasa terlalu. 

Apakah karena sikapnya itu, mereka yang tak tahu tentang isi hati. Menganggap tidak lagi ada cinta? Sedang rindu di hati seseorang siapa yang tahu.

@azurazie_

Maret 01, 2022

BUAH TUTUR YANG BAIK

Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian." QS. 26:84

Sungguh, alangkah beruntungnya bila kita dikenang dengan label-label yang baik.

Yang ketika mengingat diri ini, yang terbayang bagaimana kebaikannya. Meskipun kita sendiri sudah lupa kebaikan apa itu yang pernah dilakukan di masa dulu.

Yang diingat adalah sifat diamnya, ketika tidak menyakiti hati orang lain.

Yang diingat adalah sikap ringan tangannya, ketika mengulurkan bantuan-bantuan kecil.

Yang diingat itu terangkum dengan rasa syukur, pernah mengenalmu. Pernah berada di sisimu. Pernah bercanda-ria denganmu. Pernah berjuang mencari kebaikan bersamamu.

Dan label-label positif yang lain. Hingga terlukis senyum di wajah mereka ketika mengingat kita. Kemudian ringan mendoakan keselamatan kita.

@azurazie_

Februari 17, 2022

ASET

Apapun propesi/jabatannya, perlakukan orang lain sebagai 'aset' yang baik, untuk menambah kebaikanmu, mempermudah segala urusanmu. Bukan seolah-olah hanya dijadikan 'keset' ketika hendak membersihkan/menutupi kekuranganmu. Sebab, tanpa peran mereka, kita tak mungkin bisa melangkah sejauh ini, tak mungkin bisa menikmati posisi ini. Semoga dengan begitu, akan lebih bisa menghargai/memperlakukan orang lain dengan lebih baik.

@azurazie_

Februari 09, 2022

BATAS WAKTU

Segala sesuatu ada batas waktunya. Memiliki kadaluarsanya. Entah rusak. Pun hilang. Pun pergi. Tidak ada yang bisa selamanya digenggam. Hati-hati.

Pun begitu, ada sesuatu yang ditakdirkan untuk kita miliki cuma bisa sekali. Tidak untuk berulang kali. Sekali habis. Tidak berganti. Tidak terganti.

Maka, genggam sesuatu itu, tidak sampai terlalu erat. Tapi pastikan selama ada kesempatan harus selalu terikat. Agar lebih bisa bertanggung jawab saat menjaganya. Agar bisa lebih lama waktunya.

Sambil tetap memupuk hati, membesarkan hati. Seiring berjalannya waktu. Berjalannya kepemilikan itu. Tetap sadar, tidak ada yang abadi. Sewaktu-waktu, bisa hilang, bila rusak, bisa pergi.

Berharap besar, agar pada waktunya, semua itu tidak ada lagi. Kita bersedih boleh, tapi tidak sesedih itu. Merasa kehilangan boleh, tapi tidak senelangsanya itu.

Karena kita sudah lebih dahulu untuk belajar berlapang dada, saat masih dalam kepemilikan.

Semoga.

 

@azurazie_

Februari 01, 2022

YANG TERBAIK DARI YANG BAIK

    Pada akhirnya yang terbaik dari hal yang baik adalah melupakan kebaikan yang pernah dilakukan.

    Untuk lebih men-kualitas-kan rasa ikhlas.

    Dan terus mengingat kebaikan orang lain yang pernah kita rasakan. Untuk lebih men-kuantitas-kan rasa syukur yang berkelas.

    Pada akhirnya dua hal itu yang masih sering kali tertukar. Merasa jumawa atas apa yang sudah kita lakukan untuk kebaikan orang lain. Dan merasa masih saja 'kurang', padahal sudah terlalu sering mengandalkan kebaikan-kebaikan orang lain.

    Dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah masih saja tak bisa tertakar.

Januari 27, 2022

MALU

Terkadang aku ingin tertawa, melihat langkah kaki yang gontai karena menopang lelah. Padahal tak lebih lelah dari perjuangan orang lain. Keringat tak sampai bercucuran. Kulit telapak tangan tak pernah sampai terkelupas. Deru napas tak sampai ngos-ngos.

Terkadang aku menatap sinis, melihat kecutnya senyum yang tak lagi sumringah, karena kecewa atas ekspektasi sendiri. Sedangkan orang lain masih tetap menebar senyum. Meski hidupnya lebih getir. Meski harapannya tak melulu bersinar. Meski tak memiliki banyak kesempatan.

Terkadang aku menatap pilu, yang tiba-tiba malu, masih kalah syukur daripada keluh. Masih suka merutuk keadaan. Padahal tak harusnya demikian. Karena lebih banyak yang masih berjuang dengan kekurangannya. Aku masih lebih baik. Tapi suka sekali dibuat-buat seolah tidak lagi siap.

Begitulah aku. Merasa malu.

@azurazie_

Januari 21, 2022

MALANG

Tak perlu mudah berkecil hati atas kemalangan yang tiba-tiba datang. Karena kita sejatinya tidak tahu, dibalik kemalangan itu, allah sedang menunda sesuatu yang boleh jadi lebih buruk dari yang sedang kita alami saat ini.

Karena kita sejatinya tidak tahu, selepas kemalangan itu, hikmah apa yang akan datang setelahnya. Yang boleh jadi diri kita akan berbalik bersyukur karenanya.

Karena kita sejatinya tidak tahu, di balik kemalangan itu, adalah satu di antara cara Allah memberikan rezeki kepada orang lain, melalui tangan kita.

Karena sejatinya kita tidak tahu, dibalik kemalangan itulah cara Allah memperpanjang tali silaturrahmi di antara kita.
Untuk saling membantu. Untuk saling mendoakan.

Karena sejatinya kita tidak tahu, dibalik kemalangan itu, adalah cara allah mendidik rasa sabar kita agar jadi lebih subur.

Maka, jangan mudah berkecil hati atas kemalangan yang tiba-tiba kita alami.

Agar bebannya tidak terasa berat. Agar lebih mudah keadaan itu kita lewat. Agar kita selalu berada dalam jalur hamba yang taat. Yang ketika diberi kemudahan senantiasa bersyukur. Dan ketika datang kemalangan senantiasa bersabar.

Contoh sederhana kemalangan itu adalah : motor mogok di jalan, misalnya.

@azurazie_

Januari 02, 2022

CANDU UNTUK CANDA

Menulis itu candu,
Bagi canda yang terkadang ingin bersembunyi,
tidak ingin terdengung kencang di dengar orang. Menjadi keluhan.
Menulis menjadi terapy
Untuk melepaskan bara-bara emosi dalam hati.
Maka, aku ingin menulis,
Untuk menenangkan,
Upaya mengutarakan,
Diam-diam,
Dalam-dalam.

Meski tak ada yang membaca,
Hati itu merdeka,
Dari perasaan yang ingin didengarkan,
Walaupun hanya dirimu yang tahu sendirian.

@30haribercerita 
#30haribercerita 
#30hbc22 
#30hbc2202
#azurazie_ 

Januari 01, 2022

PADA UJUNG BISMILLAH

Pada ujung kalimat Bismillah, 
Aku berserah dengan sepenuh patuh.
Kepada Allah Sang Maha Kasih,
Aku terserah secara utuh.
Dan Maha Penyayang dengan menyeluruh,
Aku menyerah-kan segala butuh.

Ikhtiarku dalam usaha.
Sepenuh yakin, akan dijasa untuk tiap-tiap upayanya.
Ikhtiarku dengan doa.
Sepenuh yakin, akan diijabah untuk tiap-tiap butuh.

Kepada-Mu yang Maha Segala.
Kugadaikan segala pinta.
Pada pijakan langkah kaki yang pertama.
Menelusuri remah-remah kebaikan yang telah tersedia.
Untuk tiap-tiap makhluk-makhluk-Mu yang berupaya dan berdoa.

Kepada-Mu bermuara segala butuh.
Dengan cinta yang akan selalu utuh.
Dan kebaikan yang terus bertumbuh.
Dengan keberkahan hidup yang semoga terus bertambah.

Segalanya terasa menyeluruh.

@30haribercerita 
#30haribercerita 
#30hbc22 
#30hbc2201 
#azurazie_