Februari 29, 2012

Renungan : Tersenyum atau Menangis??

Disini

Asrama Kancut Keblenger

Nama gw Uzay, inget pake Z yah, please pake Z...,*camkan dan jangan diabaikan. ini cerita dari sebuah Asrama, yang udah empat bulan gw masuk kesana, Namanya Asrama Kancut Keblenger, namanya unik yah?? Ya seunik semua penghuni disana, So, mau tau kegiatan didalamnya?? Se exstrim namanya kah?? Oke gw coba paparkan lebih dalam isi kancut itu,  

Asrama ini memiliki dua ruang, yaitu Asrama Kancut untuk para cewe, dan Asrama Keblenger buat para cowo,  memiliki Misi “ Kibarkan Kancut setinggi mungkin dan Visi “ Melahirkan generasi-generasi hebat, yang kedepannya bisa di pandang bukan dari sekedar nama dan asal usulnya, tapi lebih ke buah hasil karya nya “

Yang jadi penghuni Asrama ini, dari berbagai daerah hingga kini beranggotakan lebih dari seribu orang-orang pilihan. Dan udah banyak melahirkan generasi-generasi berkompeten dalam bidangnya. Mari kita kupas semakin dalam  Kancut-Kancut para penghuni Asrama Kancut Keblengernya..

Asrama Kancut

Pemilik Nama Asrama ini, dan sekaligus yang bertanggung jawab di Asrama Kancut, Asrama para cewe, yaitu Ka Irvina, orangnya enak, *bukan untuk dimakan, asyik, welcome *bukan keset ke semua orang, baik yang newby maupun penghuni yang lama, tidak pandang Kancut, dengan ciri khas ke betawian, dan sedikit Frontal, misal pas waktunya pada mau istirahat tidur, dia bakalan berteriak – teriak gini:

“ Woy, Kancuters jangan pada lupa jemur Kancut masing-masing sebelum elo pade tidur ye, jangan sampe ketuker, “ petuahnya yang berhasil di dengar dan di cerna oleh penghuni Asrama Kancut,

“ Aduh tadi gw jemur kancut warna apa ya ?? “ Funy cemas, anak Bandung yang lebih di kenal Teh Poci, dan belakangan ini nambah panggilan jadi “si Bambang Pemakai Sarung”, nah Funy ini juga yang memopulerkan pertama kali huruf “J” buat nama gw, hmph.. bambang – bambang udah gede mau jadi apa *jangan di anggap

“ Apaaaa loe ngga inget Poci?? Buru Inget –inget Poci, ntar ketuker lagi sama  Kancut gw arrrgh, aku tak sudi!!, Utari yang berasal dari Palembang, yang paling sering di bully Funy, histeris sambil dalam hati mikir juga, “punya gw warna apa ya... dung-dung”

Udah-udah pake dulu sanaaaaa Kancut nya!! “ Senny orang Depok, nimbrung cewe yang paling parno dengan bau-bau pocong, sambil makan cemilan *tetep..

“ Ah, kalian masih mending punya, lah gw?? “ Tamy teringat kasus Kancut nya baru – baru ini yang terbuang, gara-gara ulah Ca Ya, yang dikira bungkusan sampah, sempet bikin heboh satu Asrama karena peristiwa itu, sampai kini misteri Kancut tersebut belum terkuak kepermukaan“ Aku ngga punya Kancuuuuuut!! “ merengut gigit-gigit kancut sebelahnya *eh please jangan dibaca.

“ Tamy, Maafin Ca Ya  yaaa.. hehe..!!  “

“ Puk Puk Tamyy “ Zihny yang lagi menanti kedatangan pangeran berkudanya, serta Dita, Runa, Osi, Dini, Selvy, Atha, Aema ngga ketinggalan Novita berbarengan menepuk-nepuk pundak Tamy, lalu semua tertawa hahaha...

Februari 28, 2012

Sang Putri, Pangeran Berkuda, & Dua Kurcaci Sarung

Seperti biasa sepulang sekolah Zihny menunggu teman-temannya di sebuah rumah pohon ngga jauh dari Rumah Zihny, daerah Cikarang Bekasi, sambil iseng-iseng membuat sebuah ukiran gambar di sebuah pohon tua, penyangga Rumah pohon itu.

“ Eh maaf Zihny gw baru dateng!! “ Sapa Juni, anak perantauan dari Jawa Tengah, ngga lama kemudian, disusul Funy dan Basith tergopoh-gopoh kejar-kejaran nunjukin siapa duluan dari mereka berdua yang bisa lebih dulu sampai, tentunya ngga lupa dengan barang andalan mereka, kain sarung yang ngga pernah ketinggalan.

“ Ah kebiasaan deh janji jam dua kumpul,selalu aja ngaret, payaah “ gerutu Zihny kepada ke tiga temennya, yang udah ia kenal sejak kecil. Mereka berempat memang kerap kali janjian di rumah pohon ini, untuk tempat bermain, mengerjakan tugas dan menghabiskan waktu sampai senja sudah muncul di permukaan.

“ Haha maaf tadi gw nyamper si Basith dulu tuh, dia yang lama ngambil sarung nya di jemuran =D “ elak Funy menyalahkan Basith

Plaaaaak “ gw yang disalahin udah tau kamu yang tadi Basith tungguin, lagi asyik banget kasih makan si bambang arrrgh!!“ satu jitakan mulus di kepala Funy sambil benerin sarung nya yang mulai kedodoran,dan ngga terima serta merta disalahkan.

“ Aww sakit Basiiith “ Funy coba balas jitakan Basith tapi, yang empunya kepala udah berhasil mengelak lebih dulu, hingga jitakan Funy menggantung di udara.

Februari 26, 2012

Kisah Dion & Edel < Karang tak selama nya tegar > 2#

Kisah Dion & Edel sebelumnya :

Dion sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, entah tanda tanya di kepalanya seolah memutar – mutar minta di kasih jawaban, tapi apa?? harus di cari kemana??, Dion memutuskan untuk sejenak keluar, sekedar mencari angin, berharap setelahnya bisa menikmati istirahat, menikmati sisa selimut malam yang sudah di siapkan Tuhan.

Saat beranjak bangun, Dion melihat Edel dan sang Nenek sudah begitu lelap, mungkin sedang menikmati mimpi nya yang indah, mimpi yang sudah lama sekali Dion tidak rasakan, bahkan ada rasa takut untuk menikmatinya, meski hanya sekedar bunga tidur. Tiba-tiba Dion melihat sebuah buku dari balik tumpukan kardus untuk selimut Edel, Dion penasaran buku apa itu, tapi Dion urungkan untuk mengambilnya takut Edel terbangun, tapi rasa penasaran ternyata lebih besar dari rasa takut itu, pelan-pelan buku itu Dion ambil, dia buka, hmph betapa kagum nya Dion melihat tulisan sebagus itu, lebih bagus dari tulisannya sendiri ketika dulu masih sekolah,

Tapi tulisan siapa kah ini??, Edel kah?? Tapi masa Edel, dia kan pernah cerita ngga pernah kenal bangku sekolahan, tanda tanya di kepala Dion semakin menumpuk, lalu sedikit demi sedikit Dion mulai membaca apa yang ada di dalam buku yang sudah mulai kecoklatan itu. Begitu indah untaian kalimat-kalimat di dalamnya, di buku itu di tulis rapi, berbagai puisi – puisi, seolah-olah ada sebagian nyawa si penulis dari perasaan dan hatinya ada di tulisan itu. Meskipun Dion tidak begitu mengerti tulis menulis, tapi Dion tau semua puisi itu curahan dari hati. Sampai ada bagian yang sangat membuat Dion tersentuh,

Februari 25, 2012

Catatan Arman - Sulit Mencari Kerja, Lebih Sulit Bersyukur

Pagi buta Arman sudah siap-siap, menggantung kan nasibnya, menuju salah satu perusahaan, yang beberapa minggu lalu dia sudah titipkan sebuah surat lamaran, dengan bermodalkan Ijazah Tamatan Menengah Umum, dan tentunya Doa orang tua nya, yang selalu mendukung dan memberi restu untuk kebaikan Arman,

Tapi pagi ini perusahaan yang Arman datangi, lagi -lagi menolak lamarannya, dengan alasan, yang sangat menggangu prinsip yang dia pegang, iya karena alasan Arman pernah punya penyakit dalam satu tahun yang lalu.. sungguh ini tidak adil bagi Arman, " Emang salah kah mempunyai status pernah sakit ?? " gerutu Arman.

Interview :

" Disini di tulis riwayat kesehatan, pernah sakit, sampe dirawat ya Mas Arman ?? itu kapan ?? "

" Ia Pak tepatnya satu Tahun yang lalu, tapi kata dokter udah sembuh total "

" Tapi kerja disini jauh loh Mas dari rumah "

" Ia Pak, tapi ngga apa-apa nanti saya bisa ngekost, atau PP juga ngga masalah "

" Nanti kalau penyakit Mas yang dulu kambuh lagi gimana??, gini saja berkas Mas saya pelajari dulu, nanti kami hubungi lagi via telpon!! OK?? "

Seketika lesu dengar pernyataan yang selalu sama dari tiap perusahaan yang pernah dia datangi, belum lagi kalau mendengar kritikan teman-temannya, memang sih Arman tau mereka semua sayang, tapi itu semua sangat bertolak belakang dengan prinsipnya selama ini.

" Lo mah bego banget Man, kenapa harus ngaku kalau loe pernah punya penyakit itu?? gimana loe mau dapet kerjaan, padahal Psikotes loe selalu lolos ngga kaya gw , arggg,, "

" Kalau gw ngga ngakuin itu, sama aja gw bohongin diri gw sendiri dong?, toh emang gw pernah punya penyakit itu, kalau gw ngga ngakuin sama aja gw ngga terima takdir gw dong?? emang salah orang yang pernah punya penyakit ?? salah ?? " lalu meninggalkan mereka. " salah juga gw punya prinsip itu?? "

Februari 23, 2012

Kisah Dion & Edel < Karang tak selamanya tegar >

Kisah Dion & Edel sebelumnya :

Udara pagi ini sangat sejuk, membuat Dion semakin bersemangat, semangat menikmati hari-harinya yang baru, ada harapan baru, karena dirinya sudah tidak benar-benar merasa sendiri, semua ini tentunya berkat, gadis cilik yang baru Dion kenal dua hari yang lalu, dan neneknya yang sangat baik..

" Ayo Kaka, katanya hari ini mau ikut Edel jualan di Terminal, ayo-ayo keburu siang " ajak Edel lagi

Dion lihat, Edel yang begitu semangat, ceria, tak ada raut muka beban di wajah imut nya, Dion bertanya-tanya dalam hati, apakah Edel pernah mengeluh??, menangis??, kesepian??, ingin rasanya pertanyaan itu dikeluarkan, tapi hati Dion ciut, takut Edel tersinggung atau malah marah, biarkan lah pertanyaan itu hanya terkubur, sampai Edel sendiri yang memperlihatkannya nanti, 

" Siaaaaaap, ayooooo!! " keduanya melakukan aktivitas menjajakan makanan ringan, dari Bus ke Bus, di sebuah Terminal dekat rumah sederhana mereka, hingga sore hari.

********
dari sini
Sang Nenek di rumah sederhana itu, berdiri di depan jendela, melihat kedua cucu angkatnya sedang bekerja keras untuk menyambung hidup, ada perasaan khawatir, mengingat kedua cucunya harus turun naik dari kendaraan, melintasi jalan raya, yang tidak pernah sepi oleh kendaran berlalu lalang,

Februari 20, 2012

Pilihan ku #2

 Cerita sebelumnya : Pilihanku Part 1

Pagi ini aku tampak sangat bersemangat, hari yang sudah lama aku nantikan, tepatnya dari lima tahun yang lalu, bakalan jadi hari bersejarah dalam catatan harian usia ku, ya setelah berunding panjang semalam dengan orang tua ku, dan mendapatkan restu dari keduanya, aku beranikan pagi ini berkunjung ke kediaman orang tua Kanwa,  tentu saja kali ini bukan sekedar untuk silaturahmi seperti biasanya, seperti yang udah sering aku lakukan, lagi pula Kanwa hari ini sedang berada di kantor nya, tapi hari ini aku punya misi yang berbeda, ya, aku ingin meminta anak gadis semata wayangnya, ckck pikir-pikir berani banget aku, 

Dengan cuma bermodalkan Restu orang tua, dan bekal yang aku cicil untuk membangun sebuah rumah mini untuk nya, rumah yang berada jauh dari orang tua ku maupun orang tua Kanwa, sesuai keinginan nya untuk hidup mandiri jauh dari orang tua kami, tapi tetap dekat dari kantor masing-masing, sebuah rumah yang sudah di konsep berdua selama lima Tahun, tapi untuk tempat dan bangunan nya sengaja aku ngga pernah beri tahu Kanwa, itung-itung sebagai kejutan untuknya, 

Tiba di kediaman calon mertua, aku gerogi abis, lebih grogi saat pertama kali meminta anaknya untuk menjadi pacar ku, haduuuh aku mendadak gemetar, dan dingin seolah-olah mau bertemu dengan siapa gitu, padahal sebelumnya aku sudah akrab dengan mereka, sudah sering berkunjung kesana seorang diri tanpa Kanwa ada dirumah, kaki ku beku, perasaan ku campur aduk, takut salah-salah bicara, atau bahkan di tolak mentah-mentah, hadooooh..

" Assalamu'alaikum " Suara itu akhirnya keluar dari pita suaranya,

" Wa'alaikum Salam, eh Ji, sendiri?? " Ibu Kanwa membukakan pintunya dengan hangat, " Masuk - Masuk, baru aja di omongin, udah nongol aja !!" 

Aku pun mencium telapak tangannya, dan masuk.. " Aduuuuuh ngomongin apa nih hehe..?? " sambil garuk-garuk kepala dan cengengesan, urat-urat ku sudah mulai kendor dan terkendali, " Bapak ada Bu ?? " sambil melangkah ke ruang tamu.

" Ada itu di Ruang tamu lagi nonton TV, ngga tadi lagi becanda aja sama si bapak, kamu udah makan Ji, mau minum apa??, " sambil melanjutkan kerjaanya di dapur yang sempat tertunda gara-gara aku, " Eh lupa sekarang hari senin, padahal Ibu baru aja selesai masak Sayur, kesini nya hari senin terus.. ckckck"

Februari 18, 2012

Pilihan ku..

" Kenji aku mau dibawa kemana ?? " 

" Udah ikut aja, nanti juga kamu tau hehe.. "  sambil menarik-narik tangan ku dengan seenaknya..

Sore itu  seperti biasa setiap seminggu sekali, Kenji selalu datang menjemput ku, dari tempat aku bekerja, meskipun kali ini, entah Kenji mau nyulik aku kemana, cause rute yang dilalui tidak seperti biasanya, ya sebagai cewe yang baik, aku ikut saja, toh aku sudah merasa aman didekat dia, aku sudah kenal dan lumayan dekat dengan keluarga nya, lebih dari lima tahun.

Tidak lebih dari setengah jam, roda motor Kenji berhenti tepat di sebuah halaman rumah yang lumayan luas tapi sederhana, namun rumah dan lingkungan sekitarnya terlalu asing dimata ku, tentu saja karena aku baru pertama kali diajak nya kesini.. 

ngga nemu gambar yang sesuai, gambar ini dari sini
Aku perhatikan rumah itu seperti baru selesai di bangun, masih khas sekali aroma pekat cat dan kayu-kayunya, tepat di halaman rumah sederhana itu, terdapat sebuah Gazibu terbuat dari kayu berwarna cokelat tua, beratap kayu sirap, dan bertengger tepat diatas sebuah kolam ikan kecil, kolam ikan itu berlika liku mengelilingi rumah mini di depan Gazibu, berisi ikan-ikan Koi beraneka warna di dalamnya, Gazibu itu cukup nyaman sepertinya untuk tempat sekedar santai atau baca-baca buku,

Februari 14, 2012

Kisah Dion & Edel < Hidup Tidak Benar-Benar Sendiri > #2#


" Nek, Aku pulang " 

Edel tampak ceria saat membuka ruang sederhana, tapi lebih nyaman dari gedung-gedung bertingkat yang ngga ada keramahan di dalamnya, Edel ceria karena pastinya sudah ada wangi harum nya masakan seorang nenek, yang meski sudah renta, sudah ngga kuat jalan lebih dari depan pintu rumah sederhana itu, tapi nenek tidak pernah alfa menyiapkan sedikit pengganjal perut untuk cucu yang sudah 10 Tahun menemani masa tua, masa yang seharusnya Nenek bahagia oleh perhatian anak dan cucunya.

dari sini
" Malem banget pulangnya Del " Sahut Nenek dari ujung sudut ruang sederhana itu, tempatnya mengolah makanan seadanya, bahan makanan yang suka di beli Edel dari uang hasil berjualan, 

" Ia Nek, tadi ada temen di terminal, Nenek masak apa hari ini ?? udah laper berat niiih..  " 

Edel menghampiri Nenek yang sangat Edel sayangi, satu-satunya tempat Edel berteduh dalam sedih, tempat yang ngebuat Edel selalu nyaman, dan tegar memutari roda kehidupan, kadang timbul pertanyaan dari diri Edel, masa Nenek sebaik ini, yang punya jiwa malaikat, ia juga hanya hidup sebatang kara, karena seumur hidup Edel, ngga pernah liat Nenek di kunjungi atau sekedar berbicara dengan orang lain, selain dirinya, ketika Edel coba bertanya tentang hal itu, Edel hanya mendapatkan jawaban " Anak cucu nenek sudah bahagia hidupnya disana, dan nenek juga bahagia disini " lalu Nenek tersenyum memperlihatkan ketabahannya.. 
" Temen?? siapa ?? Nenek masak singkong rebus, ganti baju dulu sana, nanti masuk angin, abis itu baru makan " 

" Oia hampir lupa hehe... temennya Edel ajak kesini, ngga apa-apakan Nek?? dia ngga punya tempat tinggal Nek kasian!! "  

" Ah kau ini, suruh masuk atuh temennya, udah malem " 

Februari 13, 2012

Kisah Dion & Edel < Hidup tidak benar-benar sendiri >

Anak laki-laki itu berhenti di sisi jurang, bukan karena putus asa, ia masih sadar kalau hidup tak hanya sampai disini, setelah ia baru saja kehilangan, ia di sisi jurang itu hanya ingin tau seberapa dalam pandangannya kearah bawah, sekedar ingin teriak melonggarkan tenggorokan yang seakan tersendat oleh kenyataan pahit, bahwa dirinya tinggal sebatang kara, rupanya jurang itu terlalu gelap untuk di telusuri oleh mata, segelap langkahnya yang entah mau dia bawa kemana setelah ini,

 

Dalam tatapan kosong penuh kebencian itu, kebencian terhadap ayah nya, yang meninggalkan dia dengan ibunya dari usia dini, hingga sosok ibu yang jadi satu-satunya tumpuan hidup, harus berjuang keras membesarkan anak satu-satunya itu, hingga akhirnya ibunya wafat, dalam kelelahan, dalam ketidak berdayaan menangung penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya, tanpa ada biaya untuk sekedar berobat.

Februari 02, 2012

Wawancara : Calon Ibu

Konsentrasi!!! Langsung serius!!!

Kalau berbicara sosok seorang ibu, rasanya ngga ada yang bisa bandingin dengan apa-apa deh, dari pengorbanannya, kasih sayang nya, semuanya nomer satu dimata kita, iia ngga??, coba deh kita mundur kebelakang, mengingat bagaimana ibu kita membawa- bawa kita masih dalam kandungan, selama sembilan bulan.. ngga pernah dengar kata mengeluh, prustasi gara-gara keberatan, merhatiin nutrisi yang terbaik untuk anak-naknya, meski masih dalam kandungan, biar anaknya sehat dan lahir dengan baik, makanya sudah sepantasnya kita bersyukur, karena udah di jagain dari sejak dalam kandungan, nyampe sekarang udah segede ini, ooooh… Ibu kau memang tiada tara…

Gw pernah jadi saksi mata, seorang cowo yang tiba-tiba menangis sendu, gara-gara dapet SMS dari ibunya, saat dia sedang ulang tahun, awalnya cowo itu rada kesel nyesek karena mengira seolah-olah ibunya sendiri ngga inget kalau hari ini dia ulang tahun, dan disore harinya kira-kira pukul 04.30 an, disaat dirinya sudah mendapatkan ucapan selamat dari berbagai sahabat, dia dapet SMS yang bunyinya seperti ini :
"Selamat ulang tahun anak ku, tepat hari ini pukul 04.30, 20 tahun yang lalu kamu dilahirkan, semoga selalu sehat dan apa yang kamu impikan tercapai nak.. " 0856922545xxx
Spontan cowo itu menangis sendu, pikirannya salah ternyata memang ibunya lah yang paling tau kapan tepatnya dia di lahirkan.. mengharukan kan?? sedangkan kita tau tanggal ulang tahun beliau saja kita ngga tau.. #miris

Nah kali ini gw pingin  share bagaimana sih perasaan dan peranan seorang ibu, lebih tepatnya dia yang sebentar lagi bakalan jadi seorang ibu, dia sahabat gw yang sedang mengandung anak pertamanya, sudah hampir sembilan bulan, iseng-iseng gw wawancarain buat muat-muatin postingan blog gw… hehe… ada sepuluh pertanyaan ngawur tapi asyik di simak,, cekidot…