April 27, 2022

TERUSKAN


Teruslah berjuang, hingga pada akhirnya syukur yang akan kau ucap lebih dulu. Bukan lelahnya.

Tetaplah bertahan, sampai syukur yang akan kau rasa. Bukan putus asanya.

Dan menunggulah, ketika kau yakin itu memang milikmu. Bukan ragunya.

Dan yakinilah, selepas berjuang, selepas bertahan, selepas menunggu. Kau berhak mendapatkan lebih. Rasa syukur karena tidak menyerah. Dan tentu terima kasihnya.

@azurazie_

April 25, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - BERANI BERTERUS TERANG


"Anak ayah kenapa nih sepanjang jalan cemberut aja?" 

Hayyin dan Ayah berjalan beriringan. Baru selesai berbelanja di warung dekat rumah. Masing-masing menenteng tas belanja yang sengaja dibawa dari rumah. Ayah membeli sembako pesanan ibu. Hayyin membeli jajanan.

"Aku sebal, Yah. Aku kan sudah besar sekarang. Tapi masih aja ada yang suka cubit pipi kalau ketemu di jalan." Hayyin menjelaskan protesnya.

"Iya, ya. Kenapa gitu ya." Ayah pura-pura mencari tahu penyebabnya. "Mungkin karena anak ayah imut-imut dannmenggemaskan kali nih. Alhamdulillah."  Ayah ikutan menjawil pipi Hayyin.

"Tapi kan, Yah. Aku nggak suka."

"Iya iya, ayah paham. Nanti kalau ada yang begitu lagi. Ayah tegur baik-baik ya orangnya."

"Jangan, Yah. Nanti aku malu." 

"Oh iya, anak ayah kan sudah besar, ya. Jadi harus bisa bilang sendiri. Harus berani menolak sesuatu yang kamu nggak suka. Tentu dengan cara yang santun dan nggak menyinggung orang lain. Ayah yakin nanti mereka ngerti kok." Ayah mencoba membesarkan hati. "Jangan lupa ketika mendapat pujian dari orang lain. Kita harus mengucap Alhamdulillah."

Hayyin mengangguk.
Meong.... meong...
Sesampainya di rumah. Oyen langsung menyambut antusias. Karena sudah dijanjiin sosis.
"Aduh... duh... sebentar Oyen. Sosisnya di kupas dulu."

Meong... meong...

@azurazie_

April 23, 2022

ALLAH YANG MENCUKUPI

Sebagian orang berharap segala sesuatunya akan mendapatkan lebih.

Semoga kita menjadi sebagian lain yang lebih berharap segala sesuatunya menjadi berkah.

Meski mungkin tidak selalu mendapatkan lebih.

Setelah berletih-letih mengupayakan sesuatu yang dibutuhkan. Kita terlanjur berharap akan mendapatkan lebih dari apa yang diharapan.

Sampai lupa, yang bisa menutupi kebutuhan itu. Yang bisa memuaskan harapan itu. Adalah nilai keberkahan. Berkah yang membuat segala sesuatunya menjadi terasa cukup.

Maka, sungguh beruntung bila sudah diberi nikmat rasa cukup.
Sebab, Allah jualah yang mencukupi.


@azurazie_

April 22, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - DUH, HAUS RASANYA

Pukul : 11.00 

"Ayah, ayah." Panggil Hayyin ketika melihat ayahnya selesai tadarus.

"Kenapa, Sayang?" 

"Ummm.... nggak jadi deh." Hayyin terlihat ragu-ragu dan beralih ke kucing kesayangannya. "Oyen, jangan minum terus dong. Mentang-mentang nggak puasa. Huuh.." 

Meong-meong. Oyen protes yang sedang asik minum merasa diganggu.

"Anak ayah kenapa sih, dari tadi cemberut aja." Tanya Ayah melihat gelagat putrinya yang menggemaskan.

Hayyin menggeleng. Oyen melendot manja. Ingin diajak main.

"Gimana puasanya, masih kuat nggak?"

"Nggak kerasa lapar sih, yah. Tapi haus. Nggak tahan."

"Tahan ya sayang, sebentar lagi dzuhur. Hayyin, boleh buka dulu kok. Boleh minum." Ayah mengusap-usap kepala putrinya.

"Kan puasa nggak boleh makan dan minum, yah. Batal dong." Hayyin mengonfirmasi.

"Hayyin kan lagi belajar puasanya, jadi nggak apa-apa kalau nggak kuat. Nanti jam satu lanjut lagi deh puasanya sampai maghrib." Ayah menjelaskan.

"Tapi, Yah. Temanku katanya bisa puasa seharian nggak batal."

"Alhamdulillah kalau gitu. Nanti juga kamu bisa kalau sudah terbiasa. Ayah yakin. Jadi makin disayang Allah deh kalau puasanya lancar."

Allahu akbar.. allahu akbar...

"Allahu akbar... Alhamdulillah... Tuh.. sudah adzan dzuhur, jadi mau buka nggak nih?" 

"Nggak deh, Yah. Aku mau disayang Allah."

"Kamu yakin?"

Hayyin mengganguk.

"Alhamdulillah."

Ayah tersenyum.


@azurazie_



CERITA HAYYIN & OYEN - MEMBANTU IBU

"Oyen, oyen, makannya pelan-pelan dong. Jangan sampai berantakan." Ujar Hayyin sambil bisik-bisik. "Duh, kebiasaan nih kamu mah. Ibu kan sudah nyapu tadi." Lanjutnya sambil melirik ibu yang sedang mencuci piring. Takut ketahuan.


Meong.... meong....
Yang ditegor asik aja melanjutkan makannnya.

"Jangan kemana-mana! Jangan masuk dulu! Aku cuma mau ambil sapu." Kata hayyin tegas. Karena tahu ruangan dalam sudah dipel sama ibu.

"Ibu-ibu, sapu aku dimana ya?" Hayyin bertanya, karena yang ia cari tidak ada di tempatnya.

"Bukannya tadi ada di teras, sayang." Kata ibu memberitahu.

"Oh, iya."

"Makanya, kalau habis pakai disimpan lagi dong." Ibu meningatkan.

Hayyin pun bergegas membersihkan sisa makanan Oyen yang berantakan kemana-mana. Sebelum ibu tahu.

Meong.. meong...
Oyen malah antusias melihat gerakan sapu, dikira diajak main.

"Duuuh Oyen. Diam dulu dong." Protes Hayyin. Kerjaannya hampir selesai.

"Akhirnya... Beres juga." Hayyin merasa lega. Melirik ibu yang masih sibuk di dapur. Untung nggak ketahuan. Batinnya.

°°°°
"Duh, nggak nyampe." Hayyin ngedumel sendiri. Berusaha mengambil air di dispenser.

"Apanya sayang yang nggak nyampe." Ibu menoleh melihat anak perempuannya yang baru lima tahun. Dari tadi ikutan sibuk wara-wiri.

"Ini bu mau ambil minum." Hayyin menjelaskan.

"Loh, botol minum kamu kan ada di ruang tamu." Kata ibu mengingatkan.

"Bukan buat aku. Ini minum buat ibu."

Ibu pun tersenyum merasa terharu. Memeluk anak perempuannya.

Meong.. meong..
Sedangkan Oyen mulai risih karena sedari tadi ditinggal di luar. Tidak boleh masuk.


Membantu ibu membersihkan rumah, bukan untuk mendapatkan hadiah.
Bantu ibu, adalah bentuk terima kasih. Karena ibu sudah lebih dahulu mempersipkan tiap-tiap kebutuhan kita tanpa pamrih. 

@azurazie_

April 21, 2022

CERITA HAYYIN & OYEN - MENABUNG

"Ayah, ayah, celengan aku udah berat dong." Hayyin menghampiri ayah yang sedang merapikan tumpukan buku. Memamerkan celengan berwarna pinknya. "Adu-duh Oyen, pelan-pelan dong nanti celenganku bisa jatuh."


Oyen menyusul dengan berlari, dikira akan dibagi makan lagi.

Meong... meong...
Terus melendot di kaki Hayyin.

"Mana coba ayah lihat." Ayah memastikan celengan anak perempuannya. Yang dua bulan lagi genap 5 tahun. "Oh iya udah hampir penuh nih. Masya Allah pintar nih anak ayah sudah bisa menabung." Kata ayah sambil mengusap rambut Hayyin. "Kalau ayah boleh tahu, Hayyin mau buat apa uang tabungannya?"

"Mau beli tas baru dong, yah. Boleh, kan?" Hayyin memastikan.

"Ummm... coba nanti kamu tanya ibu ya boleh apa nggaknya. Sebab kalau ayah lihat tasmu masih bagus."

"Oh iya, aku lupa. Kata Ibu kan kita harus belajar menghemat." Hayyin tiba-tiba ingat pesan ibunya.

"Iya betul. Menghemat bukan berarti nggak mampu membeli lagi. Tapi, memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang sudah ada. Apa yang masih bisa dipakai. Apa yang masih bisa dimanfaatkan."

"Iya, Yah. Aduh-duh, sebentar dong Oyen. Aku simpan celenganku dulu. Dasar bul-bul si gembul."

Meong... meong...
Oyen sudah nggak sabar ingin makan lagi.


Rajin menabung bukans sekadar mencari untung. Belajar menabung untuk mempersiapkan sesuatu yang esok atau lusa bisa jadi penting.

@azurazie_

April 10, 2022

CATATAN EMPAT TAHUN


Dear Putri

Putri, empat tahun bisa dibilang waktu yang masih sebentar. Dibanding bila kita harus menghitung sisanya. Karena harus menghabiskan jatah hidup kita berdua. Perihal itu hanya Allah yang tahu. Karena ketetapan-Nya selalu ada dalam ketepatan waktu. Yang kutahu, empat tahun bersamamu itu menyenangkan. Merasa cukup denganmu itu menenangkan.

Tapi, empat tahun rasanya cukup untuk kita belajar arti syukur yang sebenarnya. Syukur yang tak terukur. Berbanding lurus dengan sabar, yang kita yakini kelak pada waktunya akan berbayar. Maka, seiring berjalannya waktu. Kita terus sepakati bahwa syukur dan sabar harus selalu sepaket. Dengan menerima tiap-tiap kekurangan. Dengan menuntun apa yang lebih menjadi nilai keberkahaan.

Maka, terima kasih putri.
Empat tahun membersamaimu menambah syukur menjadi lebih bermakna. Menumbuh sabar menjadi lebih bertenaga.

Salam
Kapten
08.04.18 - 08.04.22

@azurazie_

April 07, 2022

KUKIRA


Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar berserah pada-Mu. Tentang jalannya takdir yang telah tertulis. Akan tetapi masih saja aku khawatir. Tentang masa depan yang belum jelas tergambar. Padahal tugasku hanyalah sebatas ikhtiar. Hasil akhir pada-Mu lah yang paling benar.

Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar yakin. Bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar. Sepanjang napas masih ada diraga. Rezeki itu masih akan selalu ada. Akan tetapi aku masih saja was-was. Takut segala sesuatunya hanya sekadar nge-pas. Padahal tugasku hanya perlu selalu mawas diri. Darimana 
Rezeki itu ada, dan kemana harusnya bermuara. Karena itu yang akan diadili nanti.

Ya Rabb,
Kukira aku sudah benar-benar terserah pada-Mu. Setelah panjang-panjang berdoa meminta ini-itu. Akan tetapi selalu mudah kecewa, ketika belum diqabul dengan segera.

Ya Rabb,
Bila La Haula Walaquwwata illabillah sudah ada dalam deru napasku, lalu apa yang masih membuatku risau? 
Atau jangan-jangan yang kukira sudah ada itu semua. Sudah merasa berserah pada-Mu. Sudah merasa yakin akan ketetapan-Mu. Sudah bisa mengaku terserah Allah saja atas nasibku. Semua itu hanya sekadar baru ada di ujung lidah? Belum benar-benar ada di dalam hati.
@azurazie_

April 05, 2022

YANG BUGAR TIDAK PUASA, YANG SAKIT RINDU PUASA

Ya, sobat. Bagaimana kabar imanmu? Masihkah teguh mengikuti titah Rabbmu? Masihkah menghidupi sunnah-sunnah Rasulmu?

Puasa itu panggilan untuk orang-orang yang ada iman dalam hatinya. Iman yang kaffah. Utuh. Sempurna. Sepenuh tunduk. Langsung bertindak. Yang bukan sekadar tahu dan hafal rukun islam. Akan tetapi menunaikannya. Dalam hal ini puasa wajib pada bulan Ramadhan.

So, bagi muslim yang beriman. Yang merasa sehat bugar. Tidak dalam gangguan jiwa. Sudah lebih dari aqil baligh. Tidak ada alasan untuk meninggalkan rukun yang satu ini. Betul tidak?

Malu sama umur. Malu sama anak 5-6 tahun yang lagi semangat mulai belajar ikut puasa. 

Kok tulisannya pedas, ya? Menyindir? Biarin! Biar mikir. Jadi nggak banyak mangkir.

Hmm, kalau rasa malu masih kalah sama nafsu.
Coba renungi dalam-dalam sesuatu yang di bawah ini : 

Seberapa banyak orang yang dalam hatinya berkeinginan berpuasa penuh pada bulan Ramadhan. Akan tetapi, takdir tidak sedang bersahabat. Diuji sakit menahun. Struk. Gangguan lambung yang kronis. Bergantung dengan obat. Dan kondisi lain yang tidak memungkinkan untuknya berpuasa. Karena tidak kuat lagi tubuhnya.

Banyak. Tengok kanan-kiri. Boleh jadi mereka ada di sekitaran kita.

Tahukah kita bagaimana perasaannya? Seberapa sedih hatinya? Ketika melihat orang lain berlomba-lomba mencari keberkahan dalam bulan Ramadhan. Sedangkan ia masih harus berjibaku dengan kesehatannya sendiri. Tentu berjuang juga untuk kewajiban lain seperti shalat.
Padahal di waktu sehatnya dulu, paling istiqomah puasanya. Selalu mengkhatamkan Al-qur'an lebih dari tiga. Sekarang sekadar menopang tubuhnya untuk berjalan pun sudah ngos-ngosan.

Seandaikata nikmat sehat itu bisa ditukar. Organ dalam tubuh manusia bisa digadai. Tentu mereka mau meminjamnya barang sebulan selama Ramadhan, kepada orang-orang yang sehat secara fisik. Tapi berat untuk sekadar menahan haus dan lapar dalam berpuasa. Yang santai aja makan-minum di siang hari.

Tapi kan tidak bisa begitu.
Sudah jalan takdirnya masing-masing. 
Alhamdulillah-nya Allah Maha baik, ada rukshah untuk mereka. Ada keringanan. Bisa menggodo di hari yang lain bagi yang mampu. Atau fidyah untuk yang tidak mampu.
Catat : syarat berlaku hanya untuk yang kondisi sakit ya.

Sedangkan bagi yang sehat. Tak ada belas kasih. Wajib. Titik. Sengaja berbuka tanpa unsur syar'i. HARAM hukumnya.

Kuy lah sama-sama intropeksi dan berbenah diri.
Saling mengingatkan, tidak untuk menjatuhkan.
Tapi, sekadar memberi peringatan.
Karena kita sesama muslim wajib untuk saling mengingatkan.

@azurazie_

GENERASI TARAWIH

Hi, sobat. Bagaimana tarawih malam kedua? Shafnya sudah maju berapa baris? Hmm, mari berazam jangan sampai jadi golongan yang cuma mencicipi tarawih malam pertama aja. Malam sisanya berkeliaran di mana-mana. Hehe...Yang tersisa tinggal generasi orang-orang tempo doelou. Seperti yang udah-udah.

Sobat, sadarkah kamu. Tarawih itu, bisa jadi renungan betapa cepatnya melesat waktu. Generasi-generasi silih berganti. Generasi kakek kita udah lewat jauh. Tinggal satu-dua yang masih diberi umur panjang. Yang masih diberi kemampuan shalat berjamaah.

Generasi bapak-paman kita pun mungkin tinggal setengahnya. Sampai generasi kita sendiri sudah jadi orangtua. Generasi sudah mulai gendong anak sendiri buat ikutan ke masjid. Saking melesatnya waktu sampai bocah-bocah yang gaduh lari-larian di belakang pun udah kita nggak tahu lagi itu bocah anak siapa.

Coba deh, tengok kanan-kiri.  Depan-belakang. Generasi kita sendiri pun sudah banyak berkurang. Apalagi generasi di atas umur kita.Tidak adalagi bapak fulan bin fulan yang paling semangat menjawab bacaan bilal tarawih. Tidak adalagi bapak fulan bin fulan yang jadi tukang ngomelin bocah yang berisik. Dan fulan bin fulan lain yang pada masanya ikut meramaikan masjid.Lebih sedihnya, fulan bin fulan yang sudah nggak ada itu, bukan sekadar orang lain yang kita kenal. Mereka saudara-saudara kita sendiri. Guru kita sendiri. Atau bahkan orang tua kita sendiri.

Kalau diingat-ingat soal itu kan jadi rada sedih ya. Tahun ini, alhamdulillah kita masih di izinkan bertemu Ramadhan. Tahun depan bisa jadi kita yang dicariin sama orang lain karena udah nggak keliatan ada di masjid lagi.Makanya, getolin lagi deh tarawihnya. Sempatkan diri ya.

Realeted nih dengan tulisan @irmaliswt di bawah ini :

"Bagi sebagian orang bulan Ramadhan menjadi bulan yang menyenangkan sekaligus menyedihkan.Menyenangkan karena begitu banyak rahmat dan ampunan Allah. Menyedihkan karena orang yang ia cintai telah tiada."

@azurazie_

April 03, 2022

KEBAIKAN, PERBAIKAN, KEBALIKAN

Selamat mendulang berkah saudaraku. Di bulan penuh Rahman dan Ampunan. 

Mumpung masih hari pertama, di ingat-ingat lagi tiga point ini ya :

- Kebaikan
- Perbaikan
- Kebalikan

1. Kebaikan
Ramadhan itu bulan berlipatgandanya kebaikan. Yakin deh, semua orang, baik yang sedang punya maupun sekadar cukup untuk dirinya sendiri sekalipun, ingin rasanya di bulan ini untuk tambah berbagi. Tetangga berbagi makanan untuk berbuka. Pun untuk saudara yang dekat maupun yang jauh. Ingin rasanya ikut andil berbagi takjil di mana-mana. 
Dan bentuk kebaikan-kebaikan lain.

Nah, jangan lupa sedekah subuhnya jangan sampai ketinggalan.

2. Perbaikan
Ramadhan itu, jadikan aji mumpung untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Baik untuk perkara ibadah maupun perkara yang lain. Baik yang hubungannya sama Allah. Maupun kepada sesama manusia.

Banyakin deh perbaikan-perbaikan. Yang tadinya masih bolong-bolong bangun shalat malam. Jadi istiqomah sebelum santap sahur dua-empat-enam-delapan rakaat tahajudnya. Yang tadinya ketinggalan terus shalat sunnah qoblia subuh, jadi lebih gercep deh melangkahkan kakinya ke masjid. Biar nggak masbuk terus. Dan bentuk perbaikan-perbaikan lain.

3. Kebalikan

Nah, Ramadhan itu, bisa jadi momentum untuk membalik kebiasaan yang kurang baik.

Yang biasa suka kepo sama urusan orang lain. Dibalik deh jadi makin rajin mendoakan diam-diam. Yang suka koment ghibahan orang, REM! Ingat kalau sedang puasa. Sayangkan pahala puasanya.

Kebaikan, Perbaikan, Kebalikan.

Semoga dengan begitu Ramadhan kita tahun ini jadi  jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. 

Berlomba-lomba dalam kebaikan itu boleh. Riya dalam beribadah itu yang jangan.

Minimal kita berlomba dengan diri kita sendiri versi yang kemarin. Jadi versi yang berpuasa dengan penuh kesadaran dan juga kesabaran.

Aamiin..
Mudah-mudahan jadi berkah untuk kita semua.

@azurazie_

April 01, 2022

MARHABAN RAMADHAN

Adakah yang lebih menggembirakan hati dari : di doakan diam-diam oleh orang lain? Boleh jadi ada, ketika : di maafkan dalam-dalam.

Maka, mari sambut Ramadhan dengan lebih dulu mendoakan diam-diam : Doakan agar sehat dan berkah untuk semua. Lebih mudah untuk beribadah. Murah rezeki untuk bersedekah.

Dan sempurnakan dengan memaafkan dalam-dalam. Siapapun. Karena apapun. Agar langkah lebih ringan. Agar hati lebih lapang.

Agar urusan lain ditanggalkan.

Ramadhan ini untuk Allah kita tunggalkan.


@azurazie_