Januari 24, 2012

Getaran Itu Aku Nikmati

Iringan suara kepingan CD yang ibunda putar pagi ini, tak hanya mendengungkan gendang telinga. Alunan nada itu membuat aku sedikit bergertar. Bukan karena aku dengar dentuman bom maha dahsyat, semburan peluru membabi buta. Tangisan anak kecil dari saudara-saudaraku di seberang negeri sana, yang mungkin pagi ini juga sedang ketakutan. Bukan itu, lalu kenapa hati ini begitu bergetar hanya ulah sebuah nada? Semakin kuat getaran itu, ketika aku dekati dan resapi. Serasa jantung ini memompa ria lebih enerjik dari biasanya. Tapi sungguh getaran itu sangat aku nikmati. Getaran yang melahirkan kidung rindu.

Ku nikmati getaran itu dengan perlahan. Sesekali menutup mata dan menghirup napas panjang, berharap getaran yang aku rasakan semakin terasa lama, tidak terputus. Tidak menjeda. 


Oh, Tuhan mata ini mulai memainkan salah satu perannya, yang jarang sekali aku saksikan sendiri. Peranan kecil namun berarti di hati. Ya mata sendu ini mulai basah, bukan karena basuhan air. Karena sejatinya aku masih terpaku oleh nada dahsyat itu. mataku basah karena getaran itu semakin kuat dan meresap ke palung hati. Getaran kerinduan, yang sempat aku lupakan, seolah aku tertampar,  bahwa saat ini aku bersalah. Bersalah pernah melupakan getaran itu. Bersalah pernah menapikkan rindu di dada.

Oh, Tuhan ke mana saja aku ini, seolah-olah telah lama aku lupakan satu-satunya kekasihku yang sejati. Padahal aku tahu demi nama Tuhan, sedikit pun dirinya tidak pernah lupa kepadaku. Betapa malunya aku Tuhan, aku lebih ingat kapan mereka di lahirkan, sorak sorai bersemangat, dalam canda tawa, suka cita, larut dalam kebahagian mereka. Kenapa aku lebih merasa bersalah ketika aku lupa hari bahagia mereka. Ya ketika sahabat-sahabatku atau orang-orang di sekelilingku bertambah usia. Seolah aku melupakan kekasihku sendiri Tuhaan.

Aku begitu Rindu, Rindu masa-masa kecilku dulu, yang selalu saja diajarkan oleh ibunda untuk selalu menyebut namanya. Dalam lantunan Shalawat. Apakah bunda sengaja hari ini, agar aku terbangun, terbangun dari sikapku yang semakin melupakannya. Atau ini hanya kebetulan? ya apapun itu sunnguh getaran itu masih aku nikmati. Menari-nari di relung hati.

Aku nikmati irama demi irama dalam kepingan CD itu, sampai habis. bait tiap bait membuat aku semakin termenung. Dalam tiap getaran namanya, untaian Shalawat, dalam cinta & rindu Sang Kekasih hati -Nya. Sungguh aku nikmati getaran-getaran itu, dengan satu Doa kelak nanti aku benar-benar bisa berjumpa dengannya. Allahumma solli wasallim wabarik 'alaih...



Januari 20, 2012

Rumah Maya - dalam Internet

Hi...!!!

Sebelum ngebahas internet, gw mau cerita soal RUMAH MAYA, rumah ini bukan sembarang gubug biasa, tapi rumah ini udah masuk internet, #nah loe udah ngebahas internet, #plaaak. Ia RUMAH MAYA ini, gw temuin belum lama ini, ketika gw bener-bener baru di dunia Blog, berawal dari keterasingan gw yang berjalan sendirian tanpa teman senasib #nasib sama-sama pingin belajar mengekspresikan diri melalui tulisan, 

Ehh, ceritanya pas lagi jalan-jalan gitu, BW menelusuri blog-blog dumay, gw nemuin segubug RUMAH MAYA, gw coba ketok pintunya, #tok... tok... tolong pak, bu... siapa tau ada yang mau nampung kesendirian gw itu, ngga lama empunya rumah yang baik hati ngebukain pintu nya, memperkenankan gw masuk secara terbuka, 

Dan ternyata disana gw dapet teman yang asyik-asyik, kreatif, bisa dapet ilmu baru, lebih mendalami dunia yang bikin gw nyaman jadi diri sendiri, untuk berespresi nyalurin hobi, yang ternyata luas dan kaya ilmu itu, ngebuat gw ngga ngerasa terasing sendiri. Yang palig penting gw ngga salah masuk rumah, meski gw tergolong muda baru di RUMAH MAYA itu, bagi gw disana seperti keluarga baru #Kalau gw dianggap keluarga juga, , semua juga berkat Internet... RUMAH MAYA itu adalah...

Januari 16, 2012

Senja Saung Telaga...

Senja Saung Telaga...

Singkat terasa singkat,
Sesingkat sebatang korek api yang terbakar bara,
Pertemuan itu sekilat layaknya perpisahan yang sudah dimata,
Namun tetap terasa indah,
Seindah pelangi yang menggantikan rintik gerimis senja itu,
Pelangi yang hanya menari-nari dikelopak mata,
Dan tak pernah bisa ku gapai....

Meski tak mengharukan seperti kisah senja di mata Naila,
Namun senja itu tetap miliki nilai yang berbeda,
Tak seperti senja-senja yang lain...,
Tentunya di mata ku...

Lalu kenapa aku bisa berada disini??
Berada dikeramaian Senja Saung Telaga??,
Lihat canda tawa mereka di sudut sana,
Begitu lepas, sorak soray menikmati gerimis,
Lebih ramai dari biasanya, lebih merdu di telinga ku...
Ikan-ikan bawal besar tak kalah ramai berebut sisa makanan,,,

Entahlah,
Mungkin aku hanya ingin mengenang pertemuan singkat itu,
Yang melahirkan harapan manis namun semu dan kosong,
Rasanya baru kemarin akupun merasakan hal yang sama,
Menikmati gerimis di Senja Saung Telaga itu...

Meski senja hari ini berbeda,
Yang ku nikmati hanyalah kenangan...
Kenangan Senja Saung Telaga...

Uzay0410

memandangi gerimis senja..
Kala gerimis hilang, menanti pelangi yang tak kunjung jua..

Ikan bawal yang berebut makanan...