November 24, 2017

BERTEMU KAWAN KARIB




Ba'da Maghrib ini, saya seperti bertemu dengan kawan lama. Tepatnya, kawan karib semasa kecil. Dulu beliau lah yang selalu saya bawa-bawa setelah ba'da ashar hingga menjelang isya, menuju rumah pamanda, untuk mengejanya dari alif ba ta hingga ya. Dulu sekali, ketika saya masih duduk di sekolah dasar. Beliau adalah hadiah pertama dari orang tua saya di kala saya sudah berhasil mengkhatamkan Iqra. Saya masih ingat bagaimana di hari itu adalah spesial sekali, karena dibuatkan nasi kuning dengan irisan telur dadar. Sebagai moment bersyukur karena lidah ini mulai fasih mengeja ayat demi ayat yang lebih panjang dibanding yang ada di buku iqra.

Ba'da magrib ini saya seakan dilemparkan kembali ke masa-masa itu. Keping-keping kenangan berkelabatan di ingatan. Tentang riuhnya suara anak-anak sepantaran saya yang 'ngapalin' sebelum harus setoran. Suara jailnya mereka merebut kalam - semacam rautan bambu atau lidi yang digunakan untuk menunjuk baris-baris fathah-kasrah-dhomah. Sesekali berebut 'klip' sebagai tanda pembatas halaman.

Ba'da magrib ini saya baru menyentuhnya kembali, bukan karena sudah tidak ingat dengan kawan karib semasa kanak-kanak itu. Karena kondisinya sudah benar-benar sepuh. Halaman sudah ada beberapa yang hilang. Warna sudah mulai menguning. Hingga posisinya digantikan dengan mushaf yang lain. Sungguh dalam hati saya tidak pernah melupakan kawan karib saya itu.

Suatu ketika saya bertanya tentang keberadaannya. Yang tidak terlihat di tempat biasanya. Rupanya ibunda menyimpannya di tempat yang berbeda.

Adik kecil saya spontan bertanya "Emangnya kenapa dicariin a?" Maksudnya mungkin 'kan ada mushaf yang lain.'

Saya tidak menjawab pertanyaan sederhana itu. Adalah adik perempuan saya yang mewakili menjawabnya. "Karena beliau adalah yang pertama menemani aa menkhatamkan kalam-kalam Allah."

Saya tersenyum di kala itu. Sungguh itu benar, tapi jawabannya lebih dari itu. Karena beliau sangatlah spesial di hati saya. Tidak bisa digambarkan oleh kata-kata.

Karena dengan masih adanya keberadaan beliau yang nampak oleh mata saya, saya sungguh bersyukur dan berterima kasih, kepada siapa-siapa yang berjasa mengajarkan saya mengenal alif ba ta hingga ya. Berjasa mengenalkan saya kepada Allah. Tuhan yang menurunkan kawan karib saya itu kepada Rasulullah, sebagai mukjizat yang nyata.

Allah Maha Tahu nama-nama mereka. Sungguh Allah Maha Tahu dan me-rahmatinya. Karena Rasulullah sudah memberitahu, sebaik-baiknya manusia adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an.

Masya Allah, ba'da magrib ini saya dibuat spechless oleh kawan karib semasa kecil saya itu. Semoga kelak di yaumil kiamah beliau mau menolong saya dan siapa-siapa yang berjasa mengenalkannya. Aamiin Ya Rabbal 'alamin.

@azurazie_


Oktober 30, 2017

TENTANG SI LELAH DAN EGONYA

Putri,
terkadang kita harus pandai memahami egonya Si Lelah. Tidak untuk selalu dituruti kemauannya. Karena itu bisa membuatnya jadi lebih manja. Tidak jua harus dipaksa tetap melakukan apa yang sudah tidak ia mau. Sebab, itupun tidak membuat ia akan selalu baik-baik saja.

Yang harus kamu lakukan adalah, coba bujuk ia dengan bijak. Jika memang kamu melihat ia masih sanggup berjuang sedikit lagi. Ingatkan ia tentang tujuan-tujuan yang masih jauh dari jangkauan. Tentang apa-apa yang sejauh ini ia perjuangkan. Semoga dengan begitu, ia kembali bersemangat.

Kalau yang kamu lihat sebaliknya. Si  lelah itu sudah benar-benar terlihat payah. Alangkah baiknya, sesekali biarkan Si Lelah itu istirahat. Teruslah berdoa, agar ia selalu memiliki kekuatan untuk meneruskan setiap usahanya. Mewujudkan apa-apa yang menjadi alasan berlelah-lelahnya.

azura-zie.com

Oktober 27, 2017

SELAGI DI DUNIA

Kita tidak pernah tahu, kebaikan seperti apa yang akan kita terima sepanjang hari ini. Pun, demikian, kemalangan macam apa yang akan kita temui.

Bismillah, apapun itu. Bila datangnya dari-Mu, kami ikhlas, kami ridho. Sebab, kebaikan itu adalah satu di antara kasih sayang-Mu. Sepatutnya kami syukuri. Semoga bertambah, bertambah dan ditambahkan. Hingga mendulang berkah.

Sebab, kemalangan itu adalah satu di antara teguran-Mu. Seharusnya pun kami sabari. Semoga dengan begitu, menjadi tidak mudah lalai dan lebih berhati-hati. Menjaga diri dalam bertingkah.

Apa-apa yang akan kami terima hari ini, bila itu memang menjadi hak kami. Semoga bisa kami manfaatkan sebaik mungkin untuk beribadah. Dan apabila ada hak orang lain yang secara tidak sengaja kami ikut cicipi. Semoga Engkau bijak, hisablah selagi kami di dunia. Dengan cara yang paling lembut. Dengan kasih sayang. Sebagaimana Engkau mendengar pengaduan hamba-hamba yang bertaubat.

Hisablah selagi dunia, karena di akhirat kami tak mampu menanggung siksa.

Aamiin

Azura-zie.com

Oktober 25, 2017

APA YANG KAU GENGGAM?

"Hei anak muda, apa yang sedang ada di dalam genggamanmu?"
Entah datangnya dari mana, tiba-tiba pak tua sudah berada di sampingku. Ketika aku sedang mengikat tali sepatu.
"Yang digenggam, pak tua?" Aku mengernyitkan dahi, jelas-jelas kedua tanganku sedang berkutat dengan sepatu dan talinya.
Pak tua menyeringai, duduk bersila di samping kananku.
"Rasulullah mengibaratkan keadaan akhir zaman untuk seorang muslim itu ibarat menggenggam bara api. Bila pada zaman ini kau belum merasa menggenggam bara itu, kau hebat atau sebaliknya, kau payah."
Seperti biasa kata-kata pak tua selalu berhasil membuat otakku berpikir lebih keras. Hebat atau malah payah?
"Kau hebat, itu artinya imanmu tidak dalam bahaya. Aman-aman saja. Sedangkan fitnah di mana-mana. Pikiran-pikiran liberal semakin luas dan bebas. Atau sebaliknya, kau payah, tidak tahu sama sekali bahwa imanmu perlahan-perlahan sedang digerogoti, seperti api membakar daun kering."
Hatiku tiba-tiba mencelos, tidak pernah terpikir sampai seperti itu.
"Jadi apa yang sedang kau genggam anak muda?"
"Aku tidak tahu, pak tua." Aku mengeluh.
Pak tua menyeringai, memperbaiki posisi duduknya.
"Di akhir zaman ini, yang perlu digenggam oleh anak muda seperti kau, minimal genggamlah rasa takut. Setiap kita adalah seorang pemimpin, dan setiap pemimpin dimintai pertanggungjawabannya nanti. Dan kau laki-laki, lebih banyak lagi yang harus kau pimpin. Diri sendiri, pemimpin istri jika kau sudah menikah, bahkan memimpin keluarga jika kau punya anak. Tugasmu tidak sederhana, sudah tercatat dalam Al-Qur'an, bagaimana kau harus memastikan keluargamu jauh dari api neraka. Minimal genggamlah rasa takut. Takut apa yang kau perbuat, yang kau katakan, kau janjikan, tidak bisa kau pertanggungjawabkan."
Aku mengangguk, mencermati setiap kata yang keluar dari lidah pak tua.
"Satu lagi anak muda, kalau kau sudah punya istri, titip pesan untuknya. Yang harus digenggam untuk seorang perempuan di akhir zaman ini adalah minimal genggamlah rasa malu. Coba kau perhatikan, sebagian kaum hawa semakin terbuai dengan gelarnya sebagai 'perhiasan dunia'. Lupa dengan nasihat Rasulullah berikutnya, bahwa sebaik-baiknya perhiasan adalah perempuan solehah. Lihat di social media, perempuan-perempuan zaman sekarang, seolah saling berlomba memperlihatkan kecantikannya. Benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah 'perhiasannya' dunia. Ingin dikagumi setiap waktu penampilannya. Nah, ingat baik-baik yang aku sampaikan ini. Agar kau bisa menasehati istrimu nanti. Agar terhindar dari fitnahnya dunia."
Aku mengangguk paham, merasa beruntung pagi ini bertemu lagi dengan pak tua.
"Jadi, kapan kau menikah?" Pak tua bangun, kemudian menepuk pundakku.
Aku tertohok.
Azura-zie.com

Oktober 21, 2017

MUSIM YANG BAIK

Musim hujan sudah kembali, Putri.

Bukan tentang seberapa banyak kenangan yang datang menyertainya.

Tapi, seberapa banyak doa-doa baik itu terjamin didengar oleh-Nya.

Bukan berarti doa yang didengar hanya di saat hujan saja.
Tapi, ini tentang kesempatan baik yang seharusnya tidak dilewatkan oleh kita.

Bukan tentang salah satu waktu diijabahnya doa itu, adalah di kala hujan.

Tapi, ini tentang harapan, hujan yang turun membawa keberkahan, bukan kemudhorotan. Karena dengan doa, Insya Allah takdir yang buruk akan tertunda. Alih-alih diganti dengan takdir yang lebih baik oleh-Nya.

Di musim ini, aku tidak akan mengingatkanmu tentang sedia payung, kenakan selalu jaket dan pintar-pintarlah jaga kesehatan. Sebab, dengan membaca tulisan ini pun seharusnya kamu sudah ingat.
Aku hanya ingin bilang, jaga kesehatan itu, 11-12 seperti keseharusan kamu menjaga iman. Bukan berarti antara iman dan kesehatan itu derajatnya disamaratakan. Sebab, iman yang sehat, segalanya akan menjadi lebih baik. Sebab, tubuh yang sehat, ibadahpun menjadi lebih baik. Dan hujan adalah musim yang baik.

Satu hal lagi, Putri.
Seperti kebiasaanmu di kala hujan, akan selalu bilang tentang turunnya. Di mana pun itu, kapan pun itu. Yang ini akan aku beritahu, hanya untuk kali ini saja kuberitahunya. Saat itu pun seharusnya aku sedang berdoa. Karena menurutku doa yang lebih baik adalah yang disertai ingatan. Tentangmu, tentang hujan dan doa-doa yang sengaja dilangitkan.

azura-zie.com

Oktober 13, 2017

PERISTIWA SHUBUH PART 2

Setelah sekian lama tidak bertemu dengan pak tua, tiba-tiba saja ia bertanya.
"Hei anak muda, siapakah yang mengimami shalat Subuhmu setiap pagi?" Tanyanya seperti biasanya dengan raut wajah bergurau.
"Maksudnya gimana pak tua?" Aku mengerutkan dahi. Meskipun sebenarnya aku paham dengan pertanyaannya. Tapi tidak paham dengan maksudnya.
"Masa pertanyaan semudah itu kau tidak mengerti."
"Sejujurnya lebih sering kesiangan dan shalat di rumah, pak tua. Sesekali ke masjid jadi makmum imam masjid. Kadang juga malah jadi masbuk." Jawabku seadanya.
"Seberapa banyak jamaah shubuh yang sesekali kau ikuti itu?"
"Ya nggak lebih dari sepuluh orang dewasa, termasuk sang imam."
Kulihat pak tua menyeringai. "Bisa jadi segelintir itulah yang mengantar kerandamu nanti."
Aku terhenyak.
"Bisa jadi juga, orang-orang itulah yang menjadi saksi, kalau kau pernah ikut menjadi jamaah shubuh selama hidup di dunia."
"Pandai-pandailah kau bersyukur masih menjadi bagian yang segelintir itu." Katanya kemudian, sambil berlalu. Meninggalkanku dalam perenungan yang panjang.
azura-zie.com

Oktober 11, 2017

PERCAKAPAN ASA & DOA PART 3

Suatu hari, ketika suasana Hati sedang lapang-lapangnya. Tanpa sengaja, ia mendengar percakapan Doa dan Asa, membicarakan tentang Rindu.

"Apa pendapatmu tentang Rindu." Asa bertanya.

"Rindu adalah sesuatu yang membuat aku jauh lebih lama dalam berdoa." Doa menjawab dengan tulus. "Kalau menurutmu?"

"Hmm... bagiku, Rindu itulah yang menyebabkanku berharap lebih dalam." Jawab Asa sambil tertegun.

Hati pun tersenyum, seraya ikut berdoa dan berharap banyak kebaikan untuk keduanya.

azura-zie.com

Oktober 08, 2017

PADA JANJI-MU, AKU TERIKAT

Pada janji-Mu, aku terikat.
Jika aku bersyukur, maka Engkau tambahkan nikmat-Mu. (14:7)
Lalu seberapa ta'at kah aku pada janji-Mu, bila untuk bersyukur pun harus dibiasakan dulu, dengan mendapatkan sesuatu?

Pada janji-Mu, aku terikat.
Bila aku mengingat-Mu, maka Engkau pun akan mengingatku. (2:152) Lalu seberapa seringkah aku benar-benar mengingat-Mu, bila lebih sering lupa untuk menunaikan kewajibannya.

Pada janji-Mu, aku terikat.
Bila aku berdoa kepada-Mu, maka Engkau akan kabulkan semua itu. (40:60)
Lalu seberapa butuhkah aku akan dikabulkannya doa itu? Bila lebih banyak prasangka buruknya, dibanding dengan percaya. Bila doa-doa itu masih terkesan asal-asalan dan ala kadarnya.

Pada janji-Mu, aku terikat.
Bila aku memohon ampunan, maka Engkau akan menunda datangnya adzab. (8:33)
Lalu bagaimana bila adzab-Mu yang lebih dulu datang, di saat aku sedang lalai dalam kesalahan. Naudzubillah.

Sungguh, pada janji-Mu, aku terikat.
Dan sungguh-sungguh, aku berharap, bila Engkau memenuhi janji-Mu, semoga aku benar-benar dalam keadaan yang ta'at.
Aamiin.

azura-zie.com

Oktober 05, 2017

SEBELUM TERASA TERBURU

Sebelum waktumu, terasa terburu. Adakah sejenak kamu benar-benar merasa cukup? Cukup mencari lebih dari yang ada di genggaman. Buang jauh-jauh yang sedang ingin di angan. Jauh dari jangkauan. Memang jauh dari kemampuan. Merasa cukup, yang ada di genggaman pun bisa dirayakan dengan penuh rasa kesyukuran.

Sebelum waktumu, terasa terburu. Adakah sejenak kamu benar-benar merasa cukup? Cukup menunggu sesuatu yang tidak pasti datang. Buang jauh-jauh ekspekatasi yang sudah berlebihan. Mengiming-imingkan harapan semu. Sedangkan ketidakpastian itu menyita banyak waktu untuk di tunggu. Merasa cukup, melangkah lagi dengan penuh keyakinan. Untuk kesempatan lain yang benar-benar datang di hari kemudian.

Sebelum waktumu, terasa terburu. Luangkanlah sejenak untuk memikirkan keputusan. Bahwa, hidup tidak semestinya terhenti di tempat. Tidak juga bergerak hanya karena masa lalu yang masih saja mengikat.

azura-zie.com

Oktober 02, 2017

SETELAH BERUSAHA & BERDOA

Setelah berusaha, bukan berarti segalanya menjadi terwujud sesuai dengan asa. Adakalanya, ada waktu-waktu semua itu, hasilnya di luar rencana. Jauh dari perhitungan. Boleh jadi, hasil yang lebih baik itu jauh-jauh hari sudah di tetapkan. Hanya saja, kita butuh usaha lebih dan banyak kesabaran.

Setelah berdoa, bukan berarti saat itu juga segalanya menjadi lebih mudah. Adakalanya, ada waktu-waktu doa-doa itu terasa belum juga dikabulkan. Menanti cemas kapan kabar baik itu akan datang. Boleh jadi, ketika sudah jenuh berdoa, justru semakin jauh dari apa yang sudah disiapkan sebagai penggantinya. Jika memang yang kita minta dalam doa, memang bukan ditakdirkan menjadi milik kita.

Untuk itu, sekalipun terasa lelah, pun jenuh. Tetaplah, jangan berhenti berusaha. Jangan sampai putus berdoa. Karena kita tidak pernah tahu, kebaikan macam apa yang sedang menunggu di depan. Karena doa dan usaha kita. Pun kita tidak akan tahu, keburukan macam apa yang akan terjadi kemudian. Jika kita memutuskan berhenti untuk berdoa. Berhenti untuk berusaha.

Karena tidak ada yang bisa mengubah takdir, selain dengan doa.

azura-zie.com

September 17, 2017

TERIMALAH SEADANYA

Terimalah seadanya, bukan karena tidak mampu menuntut lebih. Boleh jadi, yang sedemikian itu justru lebih berlimpah berkah.

Terimalah seadanya, bukan karena tidak ada hak mendapat lebih banyak. Boleh jadi, yang sedemikian itu justru lebih dari cukup memberi hal baik.

Terimalah seadanya, karena Allah Maha Mencukupi kebutuhan. Karena dirimu sesekali perlu belajar mencukupi keinginan.

Terimalah seadanya, terkadang rasa syukur sesederhana itu. Dengan mau menerima apa adanya.

Azura-zie.com

September 09, 2017

MAA FII QALBI GHAIRULLAH

Lalu, sebenarnya seberapa dalam palung hati itu? Hingga mampu menimbun rasa, yang bertumpuk sepanjang waktu. Seberapa luas ruang hati itu? Hingga bisa menyimpan begitu banyak kenangan, dan apa-apa yang dinamakan perasaan.

Bila hati manusia, selalu cenderung lebih mencintai dunia. Bagaimana mungkin, ia masih sedikit menyimpan harap,  kebaikan akhirat masih merindukannya.

Bila hati manusia, terbiasa menyimpan lebih dari satu cinta. Bagaimana mungkin, ia masih mengaku dirinya selalu setia.

Dan bila aku mengaku di dalam palung hati itu, paling mencintai-Mu, ya Rabb. Engkau sungguh tahu, satu sisi lagi takut kehilangan ridho-Mu, dengan begitu harap.

#azura-zie.com

September 06, 2017

COBA RENUNGKAN!

Oh manusia, untuk haknya selalu menuntut dibayar pantas, inginnya tepat waktu. Sedangkan kewajiban lebih sering tidak tuntas, telat melulu.

Untuk haknya terlalu mengandalkan orang lain. Sedangkan kewajiban tidak pernah mau belajar untuk disiplin.

Untuk haknya tidak mau menunggu dengan sedikit bersabar. Sedangkan kewajibannya lebih banyak tidak sadar.

Untuk haknya meminta paling diutamakan. Sedangkan kewajibannya tidak disegerakan.

Pernahkah berpikir sejenak, oh manusia? Boleh jadi hak-hak atasmu selalu terlambat datang. Oleh sebab kewajibanmu yang selalu telat, menghambat hak orang lain.

Coba renungkan!

azura-zie.com

September 04, 2017

KAPAN TERAKHIR KAMU?

Kapan terakhir kamu, sengaja meluangkan waktu untuk khusyu berdoa. Tanpa tendensi apa-apa. Tanpa dibayangi keinginan ini dan itu. Berdoa, karena memang merasa lemah di hadapan-Nya.

Kapan terakhir kamu, sengaja merenung dalam perenungan yang panjang. Tanpa tekanan apa-apa. Tanpa kegelisahan-kegelisahan yang ada dalam pikiran. Merenung, karena memang banyak sekali dosa.

Kapan terakhir kamu, berpikir ulang tentang bagaimana kamu bisa tersenyum tulus. Tanpa harus ada pemicu yang membuat kamu sedikit tertawa. Berpikir ulang, karena memang begitu banyak kemudahan-kemudahan yang selama ini tanpa dipinta.

Kapan terakhir kamu, berterima kasih tanpa lebih dulu diberi sesuatu. Meminta maaf, tanpa harus lebih dulu ditegur karena sebuah kesalahan.

Kapan terakhir kamu, benar-benar bersyukur?

Agustus 29, 2017

DALAM(I) UJIAN

Dalam menanti, ada ujian, tentang keyakinan. Dalam mencari, ada ujian, tentang kesabaran. Dalam bertahan, ada ujian, tentang kesiapan. Dalam melepaskan, ada ujian, tentang penerimaan.

Tentang apa-apa yang perlu atau butuh kamu pilih, ada ujian tentang kesadaran. Bahwa segala apa yang kamu mau, akan kamu dapat setelah berani untuk memperjuangkannya.

Tidak melulu yang kamu nanti, akan ada seketika. Ada ujian, seberapa yakin sesuatu itu memang akan tiba pada waktunya.

Tidak melulu yang kamu cari, akan mudah ditemukan. Ada ujian, seberapa sabar langkah itu, hingga benar-benar kamu temukan.

Tidak melulu saat kamu memilih bertahan, akan mudah dan nyaman untuk dijalani. Ada ujian, seberapa siap kamu mengambil resiko akan hal yang datang tidak menyenangkan atau bahkan menyakiti.

Tidak melulu saat kamu memilih melepaskan, akan mudah untuk menerima keadaan. Ada ujian, seberapa kuat hati itu untuk lebih ikhlas atas kehilangan, akan sesuatu yang selama ini sudah membersamai keseharian.

Dan semoga apa-apa yang sedang kamu nanti, apa yang kamu cari, apa yang membuatmu bertahan, serta apa yang sudah seharusnya kamu lepaskan. Ada dalam ujian berikutnya. Ujian untuk ridho dalam setiap ketetapan.

Agustus 23, 2017

SAJAK KAPAL OLENG KAPTEN

Kapal mulai oleng kapten.
Lalu, bagaimana caranya agar awak kapal yang ada, memiliki kesadaran untuk bahu-membahu memperbaiki keadaan. Bukan justru satu persatu memilih terjun meninggalkan.
Kapal mulai oleng kapten.
Lalu bagaimana caranya agar awak kapal yang ada, merasa memiliki dan bersyukur masih berada di kapal. Kebersamaan itu yang pada akhirnya menyeimbangkan laju kapal.
Bukan justru memilih mencari sekoci, masing-masing menyelamatkan diri sendiri.
azura-zie.com

Agustus 19, 2017

YANG SINGGAH SEWAKTU-WAKTU

Satu atau beberapa orang yang datang ke kehidupan kita. Tidaklah penting apa yang mereka bawa. Tugasmu sederhana, jadilah tuan rumah yang baik. Agar tamu itu selalu merasa aman dari lisan, nyaman dari perbuatan. Begitulah Rasulullah menganjurkan.

Satu atau beberapa orang yang pergi dari kehidupanmu. Tidaklah penting apa yang mereka ambil, begitu juga apa yang mereka tinggalkan. Tugasmu sederhana, jadilah tuan rumah yang bijak. Bahwa apa-apa yang ada di rumahmu pun, tidaklah berarti sepenuhnya milikmu. Sebagian banyak hanyalah titipan. Mengikhlaskan adalah pilihan. Memaafkan adalah berjiwa besar yang disarankan. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Tapi, satu hal yang perlu kamu garis bawahi. Bahwa, sebagai tuan rumah kamu pun harus punya pendirian. Lebih perlu lagi tegas dalam tindakan. Bahwa, bukan berarti satu atau beberapa orang yang datang itu, dengan seenaknya berhak berlalu lalang. Meninggalkan luka, memberi bekas noda pada hal-hal yang memang penting. Sebab, mereka hanya sekadar singgah dalam kehidupanmu. Seiring berjalannya waktu. Sedangkan kamu sudah susah payah membangun rumah yang (ny)aman kamu tinggali, di kala sendirian. Kalau sudah kadung rusak porak poranda, siapa yang pada akhirnya tidak nyaman sepanjang waktunya?

Agustus 13, 2017

BERKAH ITU KEBAIKAN YANG BERTAMBAH

Berkah itu kebaikan yang bertambah.
Satu niat baik meskipun belum dilakukan, sudah dicatat sebagai kebaikan. Bila dikerjakan pahalanya dilipatgandakan.

Satu niat buruk meskipun belum dilakukan, belum dihisab sebagai hitungan. Bila dikerjakan baru deh menambah tabungan keburukan.

Kurang bijak apa Allah, kita?

Pertanyaannya, sejauh ini kita tahu diri tidak, ya?

Bila kamu berbuat baik, sebanyak apapun memang belum tentu menjadi tiket masuk syurga. Bila tidak ada Ridho-Nya. Tapi tetap positif, kebaikan itu boleh jadi memberatkan timbangan kebaikan. Semoga kelak bisa menjadi salah satu yang memberi pertolongan.

Bila kamu berbuat buruk, tanpa niat ditambahpun sebenarnya boleh jadi tetap bertambah. Bukankah sebagian prasangka adalah dosa. Dan pikiran manusia tidak pernah lepas dari namanya prasangka. Bawaanya suudzhon mulu kan, ya? Entah kepada sesama manusia, entah kepada Allah juga. Belum lagi kita tak tahu perbuatan buruk mana yang kita lakukan secara sengaja yang membuat Allah murka.

Makanya, bila dihitung untung-ruginya. Sudah tentu lebih untung menambah kebaikan. Minimal untuk menambah kebaikan pada diri sendiri dulu, ya. Alih-alih bisa menggugah orang lain untuk juga bertambah kebaikannya. Kan asyik tuh, seperti kata kang @arya.poetra kebaikan itu ibarat ranting yang bercabang, kebaikan yang satu menuntun untuk kebaikan yang lain.

Semoga dengan begitu, hidup menjadi lebih berkah. Dengan kebaikan yang bertambah.

Bunyi nasihat itu, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Termasuk apa yang hendak di share di social media. So, marilah lebih selektif memilah-milah mana yang bisa memberi banyak manfaat. Minimal tidak menambah mudhorot. Biar yang tidak terasa bertambah itu tabungan kebaikan. Bukan justru 'spam' hal buruk yang dilakukan orang lain. Karena terinspirasi atau ikut-ikutan keburukan kita di social media. Naudzubillah.

Agustus 09, 2017

BILA HATIMU INGIN

Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk tidak melulu membanding-bandingkan. Yang nampak terlihat lebih 'wah' di matamu, belum tentu benar-benar 'wow' seperti dugaanmu. Terkadang ekspektasi itu terlalu ketinggian.

Yang nampak terlihat lebih 'duh' di matamu pun belum tentu benar-benar 'yaah' seperti pradugamu. Terkadang penilaian itu terlalu kecepatan.

Karena hidup memiliki porsinya masing-masing. Takaran takdir tidaklah akan tertukar.
Barangkali rumput tetangga terlihat begitu hijau. Matamu terlalu silau, berprasangka berlebihan dengan ukuran 'ada apanya'. Boleh jadi, tetangga itu sudah bekerja keras untuk mewujudkannya, tanpa menunjukkan keluhan.

Sedangkan biasanya rumput di pelataran rumah sendiri, terlalu kita biarkan 'apa adanya'. Tidak ada upaya untuk merawatnya agar lebih hijau di mata sendiri. Alih-alih yang nampak di mata orang lain, pemiliknya hanya mendramakan keluhan. Bukan upaya untuk perbaikan-perbaikan.

Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk tidak terlalu mencemaskan banyak hal. Yang belum benar-benar kejadian, belum tentu sesulit apa yang kamu bayangkan. Toh, adakalanya, banyak sekali yang sudah berhasil kita lewati, pada akhirnya berlalu begitu saja. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Tertinggal jauh di belakang. Untuk sekadar menjadi pelajaran dan masuk ke kantung kenangan.

Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Mulailah belajar untuk merasa cukup. Tidak terlalu berambisi mendapatkan sesuatu yang memang jauh dari jangkauan. Alih-alih memang tidak didukung oleh kemampuan. Mulailah belajar untuk merasa cukup. Menikmati dengan apa adanya. Bukan berarti pasrah menerima segitu adanya, tanpa ada upaya perubahan. Tapi, setidaknya lebih dulu menjadi tolak ukur rasa syukur. Belajar untuk lebih sabar.

Bila hatimu ingin sedikit lebih tenang. Ayo sama-sama belajar lebih bersabar. Belajar lebih bersyukur.
azura-zie.com

Juli 27, 2017

KAU MASIH YAKIN KAN?

Bila apa-apa yang telah atau akan ditakdirkan untuk kamu miliki, yakinlah akan ada jalan diberi kemudahan.

Dan bila apa-apa yang masih terasa berat, jauh dari jangkauan, belum juga dapat digenggaman, setelah segala upaya itu, yakinlah doa dan usaha-usahanya masih harus kau maksimalkan.

Yang kau perlu hanya yakin, yang memang untukmu akan dimudahkan, yang ternyata bukan milikmu akan digantikan.

Yang kau perlu hanya terus berusaha, terus berdoa. Sejauh ini kau masih yakin 'kan?

azura-zie.com

Juli 22, 2017

BANGUN PAGI

Matahari kembali terbit pada waktunya. Sungguh, Maha Kuasa Allah bila berkehendak matahari itu telat untuk tidak bersinar satu atau berjam-jam lamanya. Tapi, hari ini matahari kembali terbit seperti biasanya. Taat pada titah Tuhannya. Taat mengikuti tiap-tiap aturan-Nya. Matahari tahu, harus 'bangun' pagi untuk bersinar.

Manusia kembali bangun tiap paginya. Sungguh, Maha Kuasa Allah bila berkehendak setelah manusia tidur semalaman, tidak bangun kembali. Tapi, pagi ini manusia bangun seperti biasanya. Meski lebih sering taat mengikuti kebiasaannya. Taat, se ma(l)u-ma(l)unya. Manusia (seharusnya) tahu ada 2 rakaat pagi sebelum fajar.

azura-zie.com

Juli 20, 2017

INGIN LARI

Terkadang kita ingin lari, meninggalkan yang menyebalkan. Tapi, seakan tahu diri, kalau bukan kita, siapa yang mau menyelesaikan. Terkadang kita ingin pergi, melupakan yang merepotkan. Tapi, seakan tahu pasti, kalau bukan kita, siapa yang mau memaklumi. Terkadang kita ingin tinggalkan, apa-apa yang selalu lambat datang. Tapi, seakan tidak tega, kalau bukan kita, siapa yang mau membenahi semuanya.

Kau tahu siapa yang ku maksud menyebalkan-merepotkan-terlambat datang? Mereka adalah masalah yang kadang kau biarkan menghampiri, tapi kau selalu berusaha sabar dan tidak mudah menyerah.
azura-zie.com

Juli 19, 2017

SEPERTI KULACINO

Seperi kulacino yang tidak pernah tahu akan membekas dari gelas seperti apa. Itulah takdirnya. Jika beruntung, sekawanan semut akan berduyun-duyun menyecap sisa-sisa manis itu. Barangkali gelas bekas sirup ataupun cappucino. Kehadiran kulacino tidak sia-sia.
Jika nasibnya sedang malang, belum sampai kering sudah harus dilap paksa oleh si pemilik meja. Kulacino terlupakan begitu saja.
azura-zie.com

Juli 18, 2017

SUDAHKAH MENGENAL DIA DALAM DIRIMU?

Dia selalu bersedia berusaha lebih keras dari yang lainnya. Selalu mau di repotkan oleh ini itu, meskipun mungkin bukan bagiannya.

Dia selalu berdiri tegak, ketika orang lain tumbang, atau pun lari tunggang langgang. 

Selalu bisa diandalkan, meski terkadang merasa kelelahan.

Dia adalah dirimu, yang tak mudah menyerah. Alih-alih kalah dengan keluh. Maka, berterima kasihlah pada dia. Karena tanpa perannya itu, mungkin kamu tidak melangkah ke mana-mana. Kamu tidak meraih apa-apa.

azura-zie.com

Juli 17, 2017

MERASA CEMAS

Barangkali fitrah manusia memiliki rasa khawatir dalam hatinya. Tatkala menunggu, ia merasa cemas sesuatu itu tidak benar-benar akan datang dengan lekas. Alih-alih ia lelah menunggu ketidakpastian.

Ketika mencari, ia merasa was-was akan kehabisan waktu untuk menemukan. Alih-alih gemas, yang dicari itu hanya berujung ketidaksiapan menemui kenyataan.

Lalu, sebaiknya memang harus seperti apa? Bukankah takdir seseorang memang sudah ditentukan. Akan tetapi juga, harus ada upaya agar selalu seiring dengan kebaikan. Minimal ada andil dalam perbaikan di masa depan.

Maka, menunggulah dengan tetap menggenggam sesuatu. Minimal keyakinannya. Bahwa sesuatu yang baik sedang menujumu.
Dan mencarilah dengan tetap berbuat sesuatu. Minimal menambah kebaikannya. Bahwa, sebesar dzarah pun tidak akan kurang dari hitungannya.

azura-zie.com

Juni 28, 2017

MENJADI KEBAIKAN

Kebaikan.
Yakinlah, selalu ada seseorang yang diam-diam berdoa untuk kebaikanmu. Meskipun, saat ini kamu belum mengenalnya. Belum tahu asal usulnya. Minimal kamu tahu, ia berdoa setiap hari untuk dipertemukan dengan jodohnya yang baik. Seseorang yang memang jauh-jauh waktu sudah ditetapkan menjadi 'adam' untuk 'hawa'nya. Menjadi tulang punggung, untuk rusuknya yang hilang.

Yakinlah, seseorang yang diam-diam berdoa itu. Tidak sekadar sibuk berdoa. Ia pun berusaha memperbaiki diri agar jauh lebih bijaksana. Minimal tahu, apa-apa yang bermanfaat untuk  dirinya di masa depan. Untuk menjalani kehidupan dunia, maupun bekal untuk negeri ar-royyan. Ia tidak lupa dengan nasihat itu, 'jodoh adalah cerminan diri'. Ia cukup tahu diri. Ia bisa malu, jika ketahuan selalu berharap dapat yang baik, sedangkan diri jauh dari kata 'apik'.

Untuk itu, jangan sungkan-sungkan ikutlah berdoa. Agar kebaikan-kebaikan yang kau lafal dalam doa. Agar kebaikan-kebaikan yang kau terap dalam tingkah laku dan tutur kata. Segera dipertemukan dalam wujud yang lebih nyata. Bertalian dalam mitsaqon ghaliza. Kebaikan itu 'hidup' dalam rumah tangga.

&
Berdoalah, agar dirimu bisa menjadi bagian dari kebaikan itu sendiri. Menjadi anugerah, bagi seseorang yang tidak lelah menanti akan datangnya tambatan hati. Menunggu dengan sibuk memperbaiki diri.

Berdoalah, agar dirimu bisa menjadi bagian dari kebaikan itu sendiri. Kebaikan yang dibutuhkan. Kebaikan yang banyak orang harapkan.
 

KEPUTUSA[SAA]N

Katanya, doa adalah senjata. Bagi siapa-siapa yang ingin lebih baik alur takdirnya.

Sudah pasti, setiap doa memiliki tujuan. Sedikit banyak ada juga yang begitu dipaksakan. Jawabannya teramat ingin disegerakan. Benar-benar ditunggu akan kepastian-kepastian.

Tentang segera, bukanlah manusia yang menggenggam perputaran waktunya. Banyak yang pada akhirnya terjadi di luar rencana. Jauh dari praduga.

&
Pada akhirnya, menunggu kepastian ketetapan waktunya itu, tak lepas dari doa-doa yang diutarakan. Adalah Allah tempat terbaik segala keputusan-keputusan. Semoga jauh dari keputusasaan.
 

Juni 24, 2017

KEMENANGAN YANG NYATA

Layaknya bayi yang baru lahir.
Menangis karena ketakutan menatap dunia yang fana.
Tersenyum ketika dipeluk oleh kehangatan kasih sayang ibunda.
Dan termenung tenang saat dibisikkan kumandang adzan-iqomah ayahnya.
Seperti itulah sebagian manusia. Menangis ketakutan akan dosa-dosa yang diperbuatnya. Tersenyum tenang karena tahu Allah Maha mengampuni hamba yang bertaubatannasuha. Dan akan merasa tenang jika dibisikkan : 'telah dibukakan pintu maaf oleh sesama manusia.'
Seperti itulah manusia ketika datang hari raya.

Segenap pengurus Lakaran Minda mengucapkan.
Selamat Idul Fitri 1438 H
semoga kita semua yang telah menunaikan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan,
membawa kemenangan yang nyata.
  

Juni 22, 2017

KETETAPAN & KETEPATAN WAKTU

Duhai Tuhan, yang jiwaku berada dalam genggaman-Mu.
Ku tahu, setiap ketetapan-Mu ada dalam ketepatan waktu.
Boleh jadi takdir itu memang sudah dipilihkan, sejak dalam kandungan, sejak hari kelahiran. Berharap, selalu berbanding lurus dengan kebaikan-kebaikan.

&
Apabila tidak sesuai dengan keinginan. Jauh dari yang diidamkan. Semoga hati itu selalu dalam kelapangan. Diri itu, bijak dalam kedewasaan. Sebab, adakalanya pilihan terbaik adalah mau bersabar/beryukur dalam penerimaan.
Bahwa, sebenarnya diri ini tidak pernah memiliki apa-apa. Apa yang berada digenggaman, jika itu memang baik. Semoga Engkau menitipkannya lebih lama. Dengan rasa gembira. Rasa bahagia. Agar syukur itu selalu di jiwa.

Apa yang terlepas dari genggaman begitu saja. Jika memang itu lebih baik. Semoga Engkau besarkan hati dalam kemampuan untuk menerima. Dengan rasa ikhlas. Jauh dari rasa was-was. Agar sabar itu selalu di dada.

Sebab Rasul-Mu menasehati hal itu : perkara untuk seorang muslim selalu baik. Jika diberi nikmat, mereka bersyukur. Jika di beri ujian, mereka bersabar.
Maka, bagian mana yang tidak bisa aku pahami?
 

Juni 21, 2017

SEMPURNA GENAP

Pada-Mu genapkanlah yakin itu. Agar tidak menjadi terlalu tergesa-gesa. Agar tidak terlalu lama jua menunda-nunda.

Pada-Mu sempurnakanlah segala niat baik itu. Agar yang menunggu tidak kehilangan sabar. Agar yang ditunggu tidak juga kehilangan sadar. Bahwa, semua orang selalu sedia memaklumi keterlambatan.
 

Juni 17, 2017

ADA TAGIHANNYA

Beberapa orang mungkin lupa, pernah menjatuhkan harap. Kemudian berlalu seperti tidak ada beban apa-apa. Sedangkan orang lain setiap detiknya menunggu kepastiannya.

Beberapa orang mungkin lupa, pernah berhutang janji. Kemudian pergi seperti sudah lupa dengan semua ucapannya.

Sedangkan orang lain selalu merasa tidak enak untuk menagihnya.
Beberapa orang mungkin lupa, semua itu ada hitungannya. Semua itu ada tagihannya.
 

Juni 16, 2017

MENUNGGU GENAP

Manakala menunggu, telah menghabiskan seluruh (r)asamu. Dalam penantian panjang dan kepastian tak jua datang.

Manakala bertahan, telah melelahkan segala ragamu. Dalam upaya mewujudkan keinginan dan usaha untuk mendapatkan.

Manakala waktu semakin berlalu dan usia yang bertambah senja. Dalam asa menemukan, serta kebutuhan untuk menggenapkan.

&

Manakala semua itu masih berada dalam keyakinan. Bahwa, semua doa-doa dan upaya baik itu selalu memiliki ganjaran. Semoga yang telah berlalu, entah itu penantiannya, entah itu upayanya, maupun waktunya. Semoga ada kabar baiknya. Meski tidak saat ini, pasti pada waktunya.
azura-zie.com

 

BERTANYA DIRI

Dalam hening, termenung,
Dalam sepi, menyendiri,
Dalam hati, intropeksi,
Adakah sisa-sisa usiamu, ada kebaikan-kebaikan yang membersamai langkah-langkah perjalananmu?
Adakah deru-deru napasmu, ada lirih syukur yang menghujam denyut jantungmu?
Adakah detik-detik waktu berlalu, ada rintih sesal yang memperbaiki kualitas imanmu?
&
Adakah Allah Ridho dengan segala tindak tandukmu?


 

Juni 10, 2017

UNTUKMU

Putri,
Apa-apa yang memberatkan hatimu, tinggalkan.
Apa-apa yang membebani pundakmu,
tanggalkan.

&
Apa-apa yang menjadi harapanmu, tunggalkan.

Hanya kepada-Nya, Sang Maha pemilik Kun Fayakun.

Sang Segala Maha Tahu, apa-apa dalam hatimu yang tak tampak.

&
Percayalah, putri. Tak kan ada beban tanpa pundak.

Maka dari itu, Putri.
Hati itu, akan senantiasa bersyukur. Pundak itu, selalu tegak dengan tegar. Dan harapan itu, mendidik rasa sabar.

Pada waktunya, semua penantian harapan itu, insya allah akan terbayar lunas dengan pantas.

 

Juni 01, 2017

SEJENAK

Tarik napas sejenak, embuskan perlahan. Untuk perasaan-perasaan yang tidak selalu harus kau tawan. Bebaskan. Agar tidak sesak. Agar tidur lebih nyenyak.

Tarik napas sejenak, embuskan perlahan. Untuk tutur rindu yang ingin sekali kau utarakan. Lepaskan. Agar beban itu keluar. Agar lega itu terbayar.

Tarik napas sejenak, embuskan perlahan. Untuk kenyataan yang sedang tidak berkawan. Biarkan. Agar kau belajar artinya melepaskan. Agar kau tahu sudah tidak ada waktu untuk tetap bertahan.

Sejenak. Cukup sejenak saja.
Bebaskan... Lepaskan... Utarakan...

 

Mei 28, 2017

KEINGINAN

Putri, tentang harapan. Peganglah keinginan yang mendasari harapan itu. Sebab, ada banyak harapan yang hanya tinggal sisa-sisa. Sekadar masih berharap, tapi sudah tidak benar-benar yakin untuk bisa mewujudkannya.

Peganglah keinginan itu, yang menjadi 'ruh' bahwa harapanmu masih bertenaga. Harapanmu masih berkesempatan nyata, karena harapan itu selalu ada dalam doa-doa.

 

Mei 25, 2017

UNTUKMU (LAGI), RA

Ra, selamat datang. Aku menyambutmu di gerbang, dengan hati yang paling riang. Jangan heran, penampilanku memang sangatlah biasa, karena diri jauh dari taqwa. Untuk itu, semoga dengan hadirmu. Lebih banyak kesadaran untuk memperbaiki laku. Dengan sujud yang lebih bermutu.

Kau tahu, Ra. Sejujurnya aku malu, janji tahun lalu pun belum genap aku penuhi. Tentang sesumbar ibadah akan lebih giat lagi. Tentang lidah yang lebih basah dengan tilawah. Tentang bangun malam yang disegerakan. Dan tentang-tentang lain yang hanya sekedar ucapan, tapi tidak dibarengi dengan tindakan. Sungguh aku malu, kau temui aku lagi dengan lebih banyak cacat, daripada taat. Tapi sekali lagi aku berharap. Dengan hadirmu, terbukalah pintu rahmat. Agar senantiasa ada kesempatan bertaubat.

Ra, semoga tahun ini kau jauh lebih tabah. Menghadapiku yang banyak tingkah untuk mendulang berkah.

Semoga.
Bismillah.

Azura Zie

 

TAHU DIRI

Persilakan, untuk yang ingin berkemas. Semoga tidak ada yang tertinggal dan membekas. Meski butuh waktu. Pada akhirnya akan berlalu. Tahu diri, setiap cerita selalu memiliki penutup kisahnya sendiri.

Persilakan, untuk yang ingin lekas bebas. Semoga tidak ada sesal yang kadung membuat hati kebas. Meski butuh segala upaya. Pada akhirnya, ada hati yang berjuang keras untuk bisa merdeka.

Persilakan untuk yang ingin pamit. Meski kenyataan terkadang begitu pahit. Selayaknya obat, ada dosis yang tidak terlalu jahat. Alih-alih membuat lebih sehat.

Persilakan untuk yang hanya ingin singgah. Tidak benar-benar niat berlabuh. Meski ada hati yang terlanjur jatuh. Tahu diri, masing-masing diri cenderung mudah untuk patah.

#racauacakkadut

Azura Zie
 

Mei 16, 2017

MELEPASKAN GENGGAMAN

Melepaskan sesuatu yang pernah ada, bukan berarti tidak berharap akan memiliki selamanya. Terkadang, kita hanya perlu menjaga semampunya. Tahu diri, pada hakikatnya tidak pernah memiliki apa-apa.

Menggenggam erat sesuatu yang sudah ingin lepas, bukan berarti tidak pernah belajar untuk lebih ikhlas. Terkadang, kita hanya tidak ingin was-was. Tahu diri, hati berharap sesuatu itu tidak benar-benar pergi lekas.

 

April 23, 2017

KALA(M) ITU

Kala itu, di saat segala peluh bergemul dalam gundah kelelahan.
Di saat jenuh, tercampur aduk oleh cemas dan kebosanan.
Di saat curahan hati mendesak untuk segera di muntahkan.
Dan tidak ditemukan satupun bahu yang kokoh untuk sekedar bersandar dari beban. Terebah letih kesepian.

Kala itu, Kalam-Mu terngiang-ngiang dalam ingatan. Penegur bahwa tidak ada yang pernah benar-benar sendirian.


"Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati."

"Dan Dia tempat berkeluh kesah, tempat memohon pertolongan."

Dan Demi Kalam-Mu, serta apa-apa yang Engkau Ketahui setiap waktu.
Hanya satu yang aku mau, dan Engkau sudah tahu.

 

April 21, 2017

TUTUR RINDU

Putri, apa-apa yang sudah ditentukan untuk kita, sudah jauh-jauh waktu dituliskan. Seperti kelahiran, jodoh, pun kematian.

Adalah Allah yang Maha Bijaksana, menetapkan semua waktunya sedemikian rupa.

Maka dari itu, putri.
Demi pena dan apa-apa yang sudah dituliskannya.
Demi Kalam dan apa-apa yang telah di Firmankan-Nya.
Demi waktu dan apa-apa yang akan menjadi takdirnya.
Kita ta'at. Kita percaya.

Semoga kelahiran itu, senantiasa membawa kebaikan-kebaikan di tiap sisa-sisa usianya.
Di keseharian, sujud & munajat-munajatnya.

Jodoh itu, di genapkan segera dalam mitsaqan ghaliza. Sebagai rumah, untuk mendulang berkah. Sebagai wasilah lebih mengkhusu'kan ibadah.

Dan kelak ketika tiba waktunya kematian, menjadi tutur rindu dalam keridhoanNya, kembali pulang sebagai sebaik-baiknya hamba.

Aamiin..

 

YANG DI PERBARUI

Mari berbenah, bukan untuk mengubah dirimu, menjadi jauh dari dirimu sendiri.  Tapi berbenah, untuk perubahan menjadi lebih baik lagi.

Mari intropeksi, bukan untuk menghakimi kesalahan pada diri sendiri. Tapi intropeksi, untuk lebih bijak menyadari kealfaan yang pernah terjadi.

Mari memperbaiki keadaan, bukan karena saat ini jauh dari kenyamanan. Tapi memperbaiki keadaan, untuk selalu siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan.

 

April 19, 2017

TAHU DIRI

Maka bersabarlah, bukan semata-mata karena tidak kuasa melawan. Hanya saja, kamu butuh sedikit lebih lama untuk menahan. Bahwa, ada lebih banyak kebaikan, ada dalam kesabaran.

Maka berbagilah, bukan semata-mata memiliki lebih banyak dari orang lain. Hanya saja, kamu cukup memberi lebih dari kebiasaan. Bahwa, ada lebih banyak keberkahan, ada dalam pemberian.

Maka bersyukurlah, bukan semata-mata sudah diberi banyak kelebihan. Hanya saja, kamu perlu 'tahu diri' atas segala nikmat yang diberikan. Bahwa, tanpa rahmat-Nya, apa yang ada, tidak ada yang layak untuk dibanggakan.

 

April 07, 2017

DUHAI SABAR

Duhai sabar, jangan kau cela dengan keluh. Jangan beri celah untuk si lemah.

Sebar benih kebaikan itu dengan senyum. Kelak tumbuh ranting-ranting kebaikan lain dengan subur.

Dan mulailah berbenah. Karena kau tahu Sabar, jati dirimu adalah Shobrun.
 

Maret 18, 2017

MENGEJARMU DALAM GENGGAMAN

Mengejarmu dengan tergesa-gesa, tidak lekas membuatmu cepat datang. 
Menunggumu dengan penuh kesabaran pun, tidak menjamin kamu akan terlambat pulang.
Sebab, semua hal tunduk pada waktu.
Cepat atau lambat segala yang baik akan menghampirimu.

Mengharapkanmu tiba tepat waktu, tidak lekas menghilangkan apa itu cemas.
Mengikhlaskanmu di waktu yang tepat, tidak menjamin hatiku jauh menjadi lebih 'berkelas'.
Sebab, apa-apa yang menjadi milikmu.
Tidak hilang dari apa yang sudah dituliskan.
Apa-apa yang tidak pernah menjadi milikmu.
Tidak juga tiba-tiba ada dalam genggaman.


 

Maret 12, 2017

WAKTU PADA KEPAYAHAN

1. Waktu melesat berlalu. Ketika harapanmu meleset jauh dari perhitunganmu, kesempatan lain belum punah. Siapkan anak panah berikutnya, dengan semangat penuh.

2. Sebiru hari ini, ada asa yang baru. Dalam hati yang sabar menunggu. Tidak terburu-buru. Sebab, apa-apa yang baik ada dalam ketepatan waktu.

3. Layaknya bumi yang selalu tabah menadah butiran hujan. Sebanyak apapun, di waktu kapanpun. Setabah itukah hatimu kala di hujani harapan? setidakpastinya itu pun, se-entah kapanpun...

4. Semoga apa-apa yang sedang diupayakan, tidak berujung pada kepayahan.


 

Maret 05, 2017

Ur PICTURE

Kala itu matahari belum terlalu terik. Tapi, teguran sederhana itu cukup membuat hati sedikit terusik.

"Kak, bantu para akhwat menundukkan pandangannya." Sebuah pesan di bbm terbaca.

"Maksudmu?" Jawabku tidak begitu paham.

"Ur picture." Balasnya singkat.

Beberapa detik kemudian dp itu berganti menjadi tokoh anime kembali setelah beberapa saat sempat terpasang selfie bersama seorang kawan.
 

Januari 21, 2017

LUPA

Kita lebih sering lupa mendidik sabar dan mendadak di serang rasa bersalah karena lupa untuk selalu bersyukur.
 

Januari 15, 2017

JANGAN SAMPAI KEHILANGAN SANTUN

Dek, jangan sampai kau kehilangan santun. Apalagi ketika sedang meminta bantuan. Sebab, tanpa peran orang lain, mungkin kita jauh dari mencapai tujuan. Alih-alih selalu menjadi orang yang datang belakangan.

Dek, jangan sampai kau memiliki angkuh. Selalu merasa berhak melakukan ini-itu. Sebab, banyak orang hanya pandai berdalih, sedangkan perannya hanya sebesar buih.

Dek, menjadi diri sendiri itu yang utama. Tanpa banyak meminta, kau bisa memberi lebih dari yang kau punya.
 

Januari 14, 2017

PUTRI

Putri, 
Jadilah alasan untuk seseorang kembali menulis. Sebab, itu artinya kamu sedang dalam jangkauan perhatiannya. Kamu sedang ada dalam pikirannya.

Putri,
Kata orang hidup itu tentang pilihan. Menurutku, hidup itu soal berani mengambil keputusan. Sebab, terkadang tidak semua pilihan sesuai dengan kehendak hati. Tapi, tetap saja harus menentukan sikap.
Berani mengambil keputusan dan belajar berlapang dada. Percaya, perkara untuk seorang muslim akan selalu baik. Jika mendapat nikmat, mereka bersyukur. Jika mendapat ujian, mereka bersabar.

Putri,
Sebiru hari ini, ada sebukat doa yang ku genggam dalam tangan yang menengadah ke langit. Untuk segenap kebahagiaanmu dan kebaikan-kebaikan yang selalu akan datang menghampirimu.

Putri,
Di mata manusia barangkali apa yang kita lakukan selalu tidak pernah terlihat sempurna. Tetaplah berlapang dada. Sebab, sebesar dzarahpun ada hitungannya.

Putri, Allah Maha Bijaksana. Yang tengah kamu harapkan, yang sedang menjadi tujuan. Bujuk dengan doa dan bajak perhatian-Nya dengan tjinta.


 

Januari 07, 2017

KEMUDAHAN & KESULITAN

Tidaklah Engkau hadirkan kesulitan, sebagai pengingat bahwa ada hal-hal yang memang perlu untuk diupayakan. Untuk itu anugerahi kami daya dan kemampuan.

Tidaklah Engkau anugerahi kemudahan, sebagai penggiat, selepas berusaha dan melatih kesabaran.
Untuk itu hadirkan hati untuk selalu bersyukur dengan penuh kesadaran.