Desember 31, 2021

TERMENUNG DI AKHIR TAHUN

Kelak, sampai datangnya pertanyaan : umurmu untuk apa dihabiskan?

    Hmm... sampai hari ini di penghujung tahun bisakah kita menerka-nerka jawaban terbaik apa yang bisa kita berikan nanti? Sedangkan waktu terus berlalu. Entah mana yang lebih banyak kita tinggalkan di belakang : remah-remah kebaikan, atau justru remeh-remeh kelalaian.

    Termenung.


@azurazie_

Desember 17, 2021

DUA TAHUNMU

16.12.19 - 16.12.21

Genap dua tahun @khansatazkiyahayyin

Dalam lini masa waktumu, dua tahun bisa dibilang 'masih seumuran jagung'. Baru sebentar.

Tapi waktu itu sifatnya relatif.

Dua tahun bagi orang lain, dirasa begitu lama untuk orang yang diuji dengan penyakit yang menahun.

Dua tahun bagi orang lain, dirasa begitu lama untuk orang yang rindu dalam perantauan.

Dua tahun bagi orang lain, dirasa begitu lama untuk orang yang menunggu diberinya keturunan.

Dua tahun bagi orang lain, dirasa begitu lama untuk orang yang berharap-harap bebas dari tahanan.

Dua tahun bagi orang lain, dirasa begitu lama untuk orang yang masih berstatus pengangguran.

Begitulah relatifnya waktu, nak.
Dua tahunmu bagi ayah-ibu adalah waktu yang masih sebentar untuk menikmati kebahagiaan. 
Membersamai tumbuhmu dengan baik. Membersamai kepolosanmu dalam bertindak. Dan masih butuh lebih banyak waktu lagi untuk kita lalui bersama agar segalanya selalu terasa utuh.
Cukup itu saja. Selain itu rasanya tidaklah terlalu dibutuh.

Maka, bersyukurlah nak selalu dalam sujud.
Kepada Allah Sang Maha Wujud.
Yang menjadikanmu ada untuk kami berdua.
Hingga ayah-ibu menua.
Hingga takdirmu sampai pada waktunya berdua.
Hingga batas Allah yang menentukan kita semua bakalan tiada.

Hingga sampai itu. Teruslah membuat ayah-ibu tak lagi mencemaskan banyak hal. Tentang kekurangan-kekurangan. Tentang kehilangan-kehilangan. Tentang kepergian-kepergian. Tentang ketidakpemilikan. Apapun itu yang hanya bersifat fana di dunia.
Karena kau tahu, nak. Yang lebih penting adalah di saat kita sudah bisa merasa cukup. Tidak perlu sampai dilihat orang lain selalu berkecukupan. Kita akan selalu merasa cukup. Meski satu dua hal dalam padangan mata sebenarnya kurang. Hati akan merasa cukup. Dalam syukur yang tak pernah berkesudahan.

Selamat bertumbuh dengan mendulang berkah.

#khansatazkiyahayyin 
#azurazie_

Desember 02, 2021

WAKTU TERBAIKNYA

Segala sesuatu ada waktu-waktunya.
Di setiap waktu-waktunya harus ada upayanya.
Untuk mengutuhkan kepemilikan.
Untuk mengukuhkan keinginan.
Untuk memenuhi tiap-tiap kebutuhan.

Pun,
Segala sesuatu ada takdirnya.
Di setiap takdir ada hikmah terbaiknya.
Untuk me-prasangka-kan kebaikan.
Untuk menambahkan keberkahan.

Pun,
Di waktu-waktu terbaik, ada doa yang akan diijabah.
Di kebaikan-kebaikan yang diterima, ada berkah yang bertumbuh.

Maka, teruslah berdoa sekalipun sampai membuatmu merasa lelah.
Teruslah berbuat baik, sampai yang terbaik kembali kepadamu dengan cara yang paling bijak.

@azurazie_

November 25, 2021

REMEH RAMAH

Langkahmu awalnya mungkin banyak yang meremehkan. Tak apa. Anggap aja angin lalu.
Seiring dengan prosesnya, boleh jadi besok-besok akan lebih banyak lagi yang tiba-tiba me-ramah-kan dirinya, demi untuk ikut mencicipi kesuksesan itu. 

@azurazie_

September 03, 2021

HATI YANG RINGAN

Bagaimana caranya agar selalu memiliki hati yang ringan?

Hati yang jauh dari prasangka-prasangka buruk.
Hati yang tak adalagi menyimpan kesal dan dendam kesumat.
Hati yang selalu mau memaafkan, meski sedang jadi korban atau bahkan dirugikan.
Hati yang tak mudah kecewa atas ekspektasi yang tak sesuai harapan.
Hati yang di dalamnya hanya diam-diam mendoakan kebaikan-kebaikan. Bukan sekadar mengharapan keberuntungan.
Hati yang tak pernah iri untuk sesuatu yang tidak dimiliki.

Bagaimana caranya agar selalu memiliki hati yang ringan?

Hati yang menerima atas tiap-tiap pemberian.
Hati yang ikhlas untuk sesuatu yang hilang atau meninggalkan.
Hati yang meyakini Allah Segala tahu.
Hati yang menerima apa adanya.
Karena tahu, bahwa Allah sudah tahu.

@azuarazie_

Agustus 13, 2021

BERMANFAAT BUKAN DIANDALKAN

Nak, jadilah pribadi yang bermanfaat untuk orang lain. Bukan sekadar yang bisa diandalkan. 

Sebab, bila bermanfaat, ada atau tidak adanya dirimu, segala urusan itu akan bergaransi lebih mudah. Orang lain akan lebih maklum dengan kekurangan kita. Dan mau menghargai kelebihan kita.
Alih-alih mau juga mengisi kekosongan itu. 

Dan bila hanya bisa diandalkan. Ketika kita tidak ada, ketika kita sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, urusan itu akan beresiko berantakan. Atau bahkan bisa berujung disalahkan.

@azurazie_

Juli 29, 2021

MENGUMBAR AIB

"Hati-hati ketika kondisi kita sedang sakit." Jim tiba-tiba memecah konsentrasi Lam yang sedang memeriksa aturan pakai obat yang baru ia terima dari dokter.

"Maksudnya hati-hati gimana?"

"Ya, bisa dibilang ketika kondisi kita sedang sakit, itu waktu yang mudah sekali untuk kita mengumbar aib kita sendiri. Menurunkan pertahanan kita sendiri." Lanjut Jim menjelaskan maksudnya.

"Jadi lebih mudah mengeluh maksdunya?" Lam mencoba menebak.

"Lebih tepatnya mengeluh bukan pada tempatnya. Di social media, misalnya." 

Lam mengangguk untuk sedikit setuju.

"Kenapa mengeluh dikategorikan sebagai aib?" Seperti biasa mengobrol dengan kawannya satu ini seringkali membuat Lam terpancing ingin tahu lebih dalam tentang apa yang maksud. Karena pemikirannya menurut Lam sering Out of the box.

"Ya, fitrahnya manusia kan, seharusnya mengeluh dalam senyap. Hanya sebatas dirinya dan Tuhannya yang tahu. Merintih diam-diam. Mengaduh dalam-dalam. Mengakui ketidakberdayaannya hanya kepada Allah. Tidak di depan manusia. Seharusnya begitu."

"Tapi, lumrahnya kebanyakan kita, alih-alih mengeluh hanya sebatas keluarga dekat dalam satu rumah. Kebanyakan kita mudah sekali membaginya ke mana-mana. Sampai yang tidak kenalpun bisa ikut kebagian curhatannya."

"Iya, ya jadi runtuh sudah pertahanan dirinya sendiri."

"Masuk akal kan jadi mudah mengumbar aib sendiri?"

Lam hanya mengendikkan bahu.

@azurazie_

Juli 28, 2021

TAKDIR TAK TERTUKAR

Takdirmu tak kan pernah tertukar.
Akan tetapi syukurmu selalu bisa ditakar.

Maka, jalani takdirmu dengan sepenuh yakin, untuk tidak terlalu khawatir.

Asalkan Allah Ridho,
pastikan Allah Ridho,
yakinkan Allah Ridho.

Maka, jalani segala sukarmu dengan tetap memperhatikan takaran syukur. Dengan sabar yang tak kalah terukur.

Biarkan Allah Ridho,
Mudah-mudahan Allah Ridho.
Agar selalu Allah Ridho.

Maka, kapanpun, dimanapun, bagaimanapun, insya Allah akan baik-baik saja.

Insya Allah baik-baik saja.

@azurazie_

Juli 27, 2021

MENUNDUKKAN

Jangan berkecil hati bila sedang sakit, karena Allah sedang menundukkan kesombonganmu. Sedang lebih melihat bagaimana tindakanmu. Akan lebih banyak mengeluh karenanya atau jadi lebih pandai bersyukur setelahnya.

@azurazie_

Juli 03, 2021

PROGRAM YANG MELEBIHI JATAH USIANYA

Di beberapa kesempatan Ust. Usman selalu menyinggung, bahwa manusia di program melebihi batas usianya.

Tidak seperti makhluk-makhluk lain yang setelah habis jatah usianya di dunia. Selesai juga program hidupnya. Manusia istimewa. Setelah mati, masih ada perjalanan yang perlu dititi. Panjang waktunya.

Maka, amat beruntunglah seorang manusia yang pintar memanfaatkan waktu.    Yang selagi masih ada nyawa di kandung badan, ia tidak hanya berjibaku untuk memenuhi kebutuhan dunia. Tapi, juga memikirkan bagaimana nanti perjalanan akhiratnya.

Maka, amat beruntunglah seorang manusia yang program kebaikannya, kebermanfaatan dirinya untuk banyak orang, melebihi jatah usianya di dunia. Program kebaikan yang kelak menemani perjalanan panjang kehidupannya setelah kematian. 

Maka, jauh lebih beruntung lagi bagi manusia yang sepeninggalannya lebih banyak dikenang tentang kebaikannya. Daripada kesalahan-kesalahannya. Lebih banyak dikenang tentang perannya memperbaiki banyak hal. Daripada yang perbuatannya justru menjerumuskan kepada keburukan.

Selagi masih ada waktu, jadilah salah satu manusia yang pada akhirnya beruntung seperti itu.

@azurazie_

Juni 29, 2021

GEMBIRAKAN HATI

Ya Rabb, mohon gembirakan hati kami dengan cara-Mu yang paling membahagiakan.
Atas duka karena kehilangan.
Atas luka karena ketidaksanggup untuk melepaskan.

Sebab, kami yakini segala yang terjadi adalah takdir terbaik-Mu.

Dengan sepenuh harap, apa-apa yang kami upayakan, apa-apa yang kami impikan, apa-apa yang kami sebut dalam doa sepanjang siang dan malam. Berharap, semua ada dalam perencanaan-Mu.
Yang tidak keluar dari jalur syariat-Mu. Semoga dengan begitu, tiap-tiap langkah kami, tiap-tiap deru napas kami, tiap-tiap yang terbesit dalam hati kami, ada dalam ridho dan ampunan-Mu. 

Ya Rabb, mohon gembirakan hati kami, dengan cara-Mu yang paling lembut.
Atas duka karena tidak sesuai dengan harapan.
Atas luka karena terlanjur menggenggam apa yang diinginkan. Dengan cara-Mu yang paling lembut. Hingga hati kami terasa hangat dalam menyambut Rahmat-Mu.

Sebab, ketidakberdayaan kami yang mudah sekali kecewa atas apa yang terjadi di luar kendali. Sebab ketidak-hati-hati-an kami dalam berprasangka. Yang mudah berkecil hati. Padahal sungguh Engkau lah yang paling adil dan bijaksana untuk tiap-tiap ketetapan yang ada.

Ya Rabb, mohon gembirakan hati kami. Dari hati seorang hamba yang lemah. Memohon kepada Tuhannya yang Maha Pemurah.

@azurazie_

Juni 04, 2021

KITA INGINNYA TIAP-TIAP LELAH

Kita inginnya, di setiap lelah ada keberkahan.
Inginnya di setiap lelah, tersimpan kebaikan.
Yang membawa manfaat untuk diri pribadi. Lebih-lebih untuk orang-orang di sekitar kita.

Kita inginnya, di setiap lelah ada kemajuan. 
Inginnya di setiap lelah, ada perbaikan.
Yang membawa perubahan untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Lebih-lebih membuka banyak kesempatan untuk keinginan yang belum kesampaian.

Kita inginnya, di setiap lelah ada penghargaan. Inginnya di setiap lelah ada yang patut dibanggakan. 
Yang menimbulkan semangat baru. Untuk langkah-langkah berikutnya. Untuk tujuan-tujuan selanjutnya.

Kita inginnya begitu.
Berharapnya seperti itu.
Agar lelah ini tidak sekadar ritual rutinitas, yang cuma sekadar akan berlalu. Selepas rehat sejenak.

Kita inginnya begitu.
Berharapnya seperti itu.
Maka, awali-lah dengan tidak mudah mengeluh.
Awali dengan menghargai diri sendiri.
Dengan bersyukur Alhamdulillah.
Berterima kasih atas diri sendiri yang sudah berjuang untuk sejauh ini.

Dan berdoa tiap-tiap lelahmu, selalu ada dalam Lillah.

Allah senantiasa Ridho dalam berkah yang melimpah ruah.

@azurazie_

Mei 26, 2021

INGAT-INGAT!

Ingat-ingat!
Kehidupanmu hari ini adalah perpanjangan takdir dari masa lalu.

Boleh jadi dari akibat-akibat doa-doamu dulu.
Boleh jadi hasil dari usaha-usahamu dulu.
Boleh jadi bentuk dari keinginan-impianmu dulu.

Pun,
Kehidupanmu hari ini boleh jadi versi terbaik yang Allah tuliskan, bila dirimu tak merasa pernah berdoa ingin seperti saat ini. Bila dirimu tak menduga karena usaha dan impianmu dulu tak ada keinginan seperti saat ini.

Pun,
Kehidupanmu hari ini, apapun itu kondisinya adalah kesempatan yang tak lagi dipunya oleh orang-orang yang sudah tak lagi punya nyawa.

Pun,
Usia mudamu, waktu lapangmu, kesehatanmu, ke-serbacukupan-mu hari ini adalah kesempatan yang tak lagi dipunya oleh orang lanjut usia, yang sudah sakit-sakitan, tak punya banyak kesempatan waktu untuk sekadar bersujud. Yang sudah lelah berobat dengan materi yang semakin sedikit. 

Maka, 
Ingat-ingat kembali 5 perkara itu.
Yang sewaktu-waktu tak lagi dirimu punya ketika 5 perkara lain sudah datang waktunya. 

Dengan sebab-sebab yang baik.
Untuk akibat-akibat yang lebih baik.

Dan bersyukurlah untuk tiap-tiap keadaan.

@azurazie_

Mei 24, 2021

LEBIH DIBERI KELAPANGAN HATI

Teruntuk siapa-siapa yang sedang Allah uji dengan , semoga Allah selalu memberi kelapangan hati untuk bisa lebih bersabar. Untuk bisa lebih berserah, mengaduh karena fitrah manusia itu tempatnya berkeluh kesah. 

Mengadu kepada Allah karena memang tempat untuk bergantung. Bukan mengaduh karena sebab berputus asa, hingga sampai berpaling.

Pun demikian,
Teruntuk siapa-siapa yang sedang Allah beri andil untuk merawat-menemani yang sakit. Semoga Allah lebih lebih dan lebih lagi memberi kesabaran. 
Sebab, biasanya mereka lebih mudah untuk mengeluh ketika sudah mulai kelelahan. Hingga lebih dulu datang rasa bosan. Lebih mudah hilang kesabaran karena tidak bisa merasakan bagaimana derita sakit yang dialami orang yang sedang sakit.

Aamiin

#azurazie_ 

Mei 23, 2021

BELUM PUNYA SABAR

Dan akuilah, sepanjang usiamu belum juga benar-benar punya yang namanya rasa sabar.

Ketika masih saja terdengar hela embusan napas yang panjang.
Ketika masih saja terlihat kesal dengan hal sederhana, yang sebenarnya tidak begitu genting.

Dan akuilah, sepanjang usiamu belum juga benar-benar punya yang namanya rasa sabar.

Ketika masih bertanya-tanya : 'kurang  sabar apa coba?'

Ketika masih mengaku-aku : 'kalau nggak sabar-sabar amat mah sudah....'

Dan akuilah, sepanjang usiamu belum juga benar-benar punya yang namanya rasa sabar.

Ketika merasa sakitmu adalah yang paling terasa sakit dibanding sakitnya orang lain.

Ketika merasa susahmulah yang paling susah dibanding nasibnya orang lain.

Ketika berpikir masalahmu adalah yang paling membuat pusing dibanding urusan orang lain.

Dan akuilah, sepanjang usiamu belum juga benar-benar punya yang namanya rasa sabar.

Padahal tidaklah demikian.

Ketika urusan dunia menunduklah ke bawah. Ketika sakit, ada yang lebih menderita berlipat-lipat dari kita. Ketika susah, ada yang lebih nelangsa berlipat-lipat dari kita. Ketika pusing kepala, ada yang lebih krusial dari kita.

Padahal seharusnya demikian.
Untuk urusan akhirat, mendongaklah ke atas. Seberapa jauh kita ketinggalan dalam mengejar kebaikan-kebaikan.

@azurazie_

Mei 14, 2021

KAKEK DERMAWAN

Seorang kakek, hamba Allah yang soleh. Yang masih semangat shalat jum'at berjamaah.  Meski berjalan sudah tertatih menggunakan tongkat (sekaligus kursi untuk digunakan ketika shalat.)

Selepas shalat, kakek tersebut menghampiri anak kecil yang ikut shalat berjamaah dengan ayahnya.

Sang kakek menegur dan bertanya sederhana, entah tentang apa karena tidak terdengar. Mungkin soal puasa kemarin. Selepas itu sang kakek mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan lima ribuan untuk anak kecil tersebut. 

Kejadian itu berulang sama persis hingga beberapa anak.

Melihat moment indah itu, tetiba teringat hamba allah lain di kampung tempat saya tinggal. Belasan tahun ke belakang. Dulu sewaktu masih kecil ada seorang kakek juga yang sangat hangat kepada anak-anak kecil. Sama dermawannya. Suka berbagi lembaran rupiah. Membuat kami sebagai anak kecil gembira hatinya di saat itu.

Teruntuk kakek yang saya temui hari ini, semoga Allah selalu berkahi sisa umurnya dalam ketaatan. Dalam kenyamanan beribadah di masa tuanya. Selalu dimudahkan dalam shalat berjamaah. 

Sedangkan teruntuk kakek di kampung saya dulu. Semoga Allah senantiasa melapangkan barzah beliau dengan ditemani amalan-amalan soleh semasa hidupnya.

Aamiin ya Rabbal 'alamin.

#kisahjumat
#masjidAs-sofia

Mei 12, 2021

DOA UNTUK PENJUAL PETASAN

Ya sobat,
Di penghujung ramadhan ini.
Yuk, berdoa yuk.

Ya Allah, yang hari ini terbesit dalam hatinya ada keinginan untuk membeli petasan. Urungkan ya Allah. Sedikit rezekinya itu yang akan ia gunakan untuk sesuatu yang mubadzir, belokkan hatinya untuk beralih ke sedekah.

Ya Allah, untuk orang tua, anak-anak, yang masih saja berkeinginan membunyikan petasan pada malam takbiran, berilah hidayah ya Allah. Gerakkan hati mereka untuk sedikit saja melihat, mendengar, membaca berita, tentang saudara-saudaranya di al-aqsa. Malu sungguh malu. Anugerahi rasa malu itu. Agar dapat menahan diri untuk membeli sesuatu yang tidak perlu.

Ya Allah, untuk abang-abang penjual petasan, mudahkan mereka untuk menganti cara menjemput rezeki. Ganti usaha mereka dengan sesuatu yang lebih barokah untuk banyak orang. Yang tidak mengajak orang lain untuk berbuat mubadzir. Tidak melibatkan banyak orang untuk berbuat hal yang mengganggu.
Ganti rezeki mereka dengan hal yang lebih baik.

Semoga kita semua senantiasa selalu dianugerahi pemahaman-pemahaman yang baik. Atas sebab-sebab yang baik. Untuk akibat-akibat berikutnya yang jauh lebih baik.

Aamiin.

KEWAJIBAN ZAKAT

Ya sobat,

Sudah tunaikan zakat fitrahnya?
Ayo mumpung masih ada kesempatan.

Hikmah zakat yang sederhana adalah : betapa Allah Maha Berkasih sayang terhadap Hamba-Nya. 
Tidak membebani kita diluar kemampuan.

Bagi kita yang mampu hanya diwajibkan 2,5% saja dari penghasilan atau 3,5 liter (hanya) dari makanan pokok untuk zakat fitrahnya.

Coba bayangkan bila kewajiban zakat itu disesuaikan dengan apa yang sudah kita konsumsi. Atau disesuaikan dengan nikmat yang telah kita peroleh selama ini.

Jangan bicara seumur hidup kita dulu. Anggap saja akumulasi selama satu tahun.

Seandainya diwajibkan, berapa banyak kira-kira yang kita perlu keluarkan zakatnya?

Bagi seorang anak, seberapa banyak ukuran zakat untuk air susu ibu yang mengenyangkan perutnya.

Bagi seorang istri, seberapa banyak ukuran zakat untuk nafkah yang diberi oleh suaminya.

Bagi seorang kepala keluarga, berapa banyak zakat yang ia perlu keluarkan untuk menanggung semua kewajiban zakat anggota keluarganya?

Seberapa banyak ya?

Sungguh Allah Maha Berkasih Sayang. Tidak membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Sehingga nikmat-nikmat itu gratis. Tidak perlu dikeluarkan zakatnya. 

Ya sobat.
Itu untuk kewajiban kita sebagai seorang muslim yang masih perlu dengan pengeluaran materi. 
Dalam hal ini kewajiban menunaikan Zakat. Sungguh Allah tidak memberatkan.

Bagaimana dengan kewajiban kita yang sebenarnya dalam menunaikannya pun gratis. 
Shalat misalnya? Masih selalu menunda-nunda?

@azurazie_

April 23, 2021

LAKUKANLAH LEBIH DULU

Skala prioritas masing-masing orang berbeda-beda.

Seringnya berbenturan dengan dua faktor :

- ada yang karena ego (suka tidak sejalan dengan kebutuhan kita)
- ada yang karena kebutuhan  (suka tidak pas dengan ego kita)

Yang karena ego, maklumi. Setiap orang cenderung lebih dulu mementingkan dirinya sendiri. Sewaktu-waktu diri kita pun begitu. Pasti. 

Yang karena kebutuhan, hargai. Tidak semua orang bisa berbagi di waktu lapangnya. Apalagi di saat susahnya. Fakta.

Maka, beruntung rasanya bila telah menemukan seseorang yang selalu memprioritaskan dirimu di atas kepentingannya sendiri. Seseorang yang mendahulukan kebutuhanmu, sebelum ia memenuhi kebutuhannya sendiri.
Seseorang yang tanpa diminta pun bersedia membagi waktu luangnya, membagi perhatiannya, membagi pengertiannya, membagi kepentingan-kepentingannya. Yang pada akhirnya sudah pasti membagi kebahagiannya untuk kita.
Tanpa diminta, selalu bersedia.
Tanpa membagi, selalu tersedia.

Bila sampai saat ini masih belum menemukan seseorang yang seperti itu. Lakukanlah lebih dulu.

@azurazie_

April 22, 2021

MENUKAR KESEMPATAN

(11)

Ya, sobat.
Perlu diingat.
Sebagai seorang muslim harus punya keyakinan penuh. Bahwa tiada satupun perintah Allah yang kita tidak akan sanggup untuk menjalaninya. Pun, sebaliknya. Tak ada satupun larangan-Nya pula yang tidak bisa untuk kita tinggalkan. Dan semua itu tergantung kemauan. 

Maka dari itu, sobat. Sebenarnya puasa itu bukan sekadar ketangguhan diri untuk orang yang sehat wal afiat. Tapi, dipengaruhi juga dengan ketangguhan niat.

Maka, tak heran, banyak yang sebenarnya kuat secara fisik. Tapi, lebih memilih menjadi golongan orang yang fasik. 

Golongan yang tahu bahwa meninggalkan puasa tanpa udzur yang sar'i adalah dosa. Tapi, tetap cuek seolah Allah tidak mengawasi perilakunya.

Padahal, sobat.
Berapa banyak yang Allah uji  dengan kesehatan, yang tidak juga membaik. Sedangkan hatinya bersedih, ingin sekali ikut berpuasa. Ingin juga menjadikan Ramadhan tahun ini yang terbaik.

Seandainya sobat, aku boleh berdoa kepada Allah untuk menukar kesempatan itu. Menukar jatah sehat orang-orang yang kuat fisik tapi memilih tidak berpuasa. Dan berikan kepada orang-orang yang kesehariannya kepayahan dalam sakitnya. Tetapi mereka rindu untuk berpuasa.
Seandainya boleh berdoa demikian. Seandainya...

Tapi tidak, sobat.
Rasanya ke-ikhlasan menerima takdir dari hati orang-orang yang diuji sakit itu lebih berharga. Daripada doa dari hamba yang masih saja beranggapan dirinya lebih baik dari orang lain. Dari hamba yang masih menyimpan sebesar dzarah kesombongan dalam hatinya.

Astaghfirullah..

@azurazie_

April 21, 2021

ZONA NYAMAN

(10)

Ya, sobat.
Menuju hari kesepuluh, kira-kira
'Hadza Min Fadli Rabbi' mana yang masih saja kita dustakan?

Ibadah saum itu memang menuntut diri untuk keluar dari zona nyaman.

Nyamannya makan dan minum di siang hari, tapi harus imsak sampai adzan maghrib. Nyamannya selonjoran setelah isya, tapi malah tarawih-an. Di saat sedang pulas-pulasnya tidur pun harus bangun untuk sahur. Hingga tak sadar sudah membuktikan bahwa shalat subuh itu lebih baik dari pada tidur.

Begitulah, puasa menuntut diri agar keluar dari zona nyaman selama sebulan penuh.

Awalnya begitu kan?

Tapi, dengan kesungguhan niat. Puasa pula yang pada akhirnya menuntun kita kepada kebiasaan-kebiasaan baik. Yang tadinya bisa dihitung dengan jari berapa kali bangun malam untuk tahajud. Sekarang bisa rutin sebelum sahur. Yang tadinya   ketinggalan terus shalat subuh berjamaah. Sekarang waktu imsak sudah berada di masjid. Yang tadinya buka mushaf hampir lupa setiap hari. Sekarang bisa kejar target untuk khatam minimal satu sekali selama Ramadhan.

Dan lain sebagainya.

Betul tidak? Yang awalnya berasa dituntut keluar dari zona nyaman, pada akhirnya berasa dituntun untuk memperbaiki diri dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang membawa kebaikan.

Berharapnya sih, 11 bulan berikutnya akan terus begitu. Berharapnya....

@azurazie_

April 18, 2021

PERBAHARUI NIAT

(6)

Hi, sobat.
Bagaimana puasa sampai hari ke enamnya?
Tak terasa ya sudah hampir sepekan.
Atau malah terasa berat banget?

Nah, 
Tergantung bagaimana niatnya, ya.
Maka, penting yang namanya selalu *perbaharui niat*.

Karena niat bisa mempengaruhi kesungguhan hati.
Untuk itu, letak niat adanya di dalam hati.
Tapi, niat juga perlu dibarengi dengan perbuatannya.

Jadi, tak cuma sekadar niat saja. 
Hanya niat, tapi tak puasa itu namanya bohong.
Sedang puasa, tapi lupa niat sama aja bodong.

Puasa ini disebut ibadah yang diam-diam.
Sebab, hanya kita saja dan Allah yang tahu sebenarnya kita masih puasa atau tidak. 

Berpura-pura di depan manusia tentu jago.
Kalau pura-pura dengan Allah? Wah... wah... awas jiga nu gelo.

Yuk! Selalu perbaharui niatmu.
Semoga dengan begitu bisa terus menambah kualitas puasamu.

Hingga ujung Ramadhan.
Selamat mendulang berkah dan kebaikan.

@azurazie_

April 17, 2021

DI PORSI BUKAN PORSIL

Tubuh itu jangan di *porsil* tapi perlu di *porsi*.



- Ibadah sebanyak-banyaknya

- Bekerja/beraktifitas semampunya

- Istirahat secukupnya



Jangan dibolak-balik



- Kurang ibadah hidup bisa semraut

- Kelebihan bekerja/beraktifitas bisa semaput

- Kurang hiburan bisa cemberut



Belajar adil ya untuk diri sendiri.



Jangan lupa tambahkan sabar, agar syukur selalu lebih subur.

@azurazie_

April 12, 2021

HATI YANG BERGEMBIRA

(1)

Hi, sobat.
Apa kareba? Semoga Allah senantiasa memberkahi usia yang dipakai untuk beribadah kepada-Nya. 

Dan di malam pertama ini, perlu berucap : Selamat menyambut Ramadhan dengan hati yang paling gembira.

Sebab, kalau hati sudah gembira. Segalanya jadi lebih nyaman untuk dijalani. Pun, lebih enak untuk dinikmati. Pun, lebih lapang untuk disyukuri. Segalanya jadi lebih terasa mudah. Segalanya jadi lebih indah. Betul tidak?

Diberi hati yang gembira karena datangnya Ramadhan adalah anugerah Allah yang tiada tara.

Sebab, berapa banyak orang-orang yang ketika Ramadhan datang, alih-alih bergembira, justru ia berkecil hati. Dari mulai merasa serba dibatasi, hingga takut berkurangnya rezeki.

Maka, 
Mari sekali lagi bersyukur dengan anugerah Ramadhan tahun ini. Dengan hati yang paling bergembira.

Allah Yuftah 'Alaikum..

@azurazie_

Maret 21, 2021

NOMINAL TERLAMBAT

 Seandainya terlambat berperan untuk kemudahan orang lain itu terpampang nominalnya di depan mata. Kira-kira seberapa banyak kita harus ganti rugi, demi mengembalikan berharganya waktu mereka?

@azurazie_

Maret 20, 2021

HUTANG MAAF

Setiap kita punya hutang maaf kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Yang hampir tiap hari berinteraksi ataupun jarang sekalipun. Hutang maaf untuk waktu-waktu berharga mereka yang baik sengaja ataupun tidak, pernah kita pakai sesuka hati. Atas sebab kepentingan-kepentingan kita. Boleh jadi waktu istirahat mereka yang terpakai. Atau waktu bersama keluarga mereka yang terganggu. Atau waktu ibadah mereka yang menjadi terlambat. Semua itu karena kita yang meminta mereka untuk membantu memudahkan kebutuhan-kebutuhan kita.

Setiap kita punya hutang maaf kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Meski bukan untuk waktu. Mungkin bisa jadi faktor lain. Materi. Kesehatan. Kenyamanan. Ketenangan Yang sebab adanya kita. Sedikit banyak mempengaruhi keseharian mereka. Membuat mereka jadi lebih lelah. Membuat mereka merasa kesal dan gundah.

Setiap kita punya hutang maaf kepada orang-orang yang berada di sekitar kita.

Setidaknya bila kita terlanjur acuh untuk sekadar berterima kasih. Terkesan lupa atau bahkan merasa tidak perlu untuk melakukan itu. Sebab ego kita. Atau terlanjur yakin tanpa ucapan terima kasih atau apresiasi dalam bentuk lain. Orang-orang yang berada di sekitar kita akan tulus membantu.

Setidaknya jangan sampai kita berhutang maaf. Dan tidak tahu diri bahwa sejauh ini mereka juga yang berjasa untuk memudahkan segala urusan-urusan kita. Atas peran yang mereka lakukan di sela-sela waktu berharga mereka.

Dan doakan, agar mereka selalu diberi keberkahan waktu, kelapangan hati, kenyamanan diri, serta kemudahan-kemudahan lain. Untuk mereka sendiri. Karena mereka jauh lebih layak untuk menerimanya.

Semoga mereka selalu diberi kelapangan hati untuk selalu memaafkan meski tanpa diminta. Untuk kita yang terlalu bebal menyadari kesalahan, untuk kita yang terlalu gengsi meminta maaf duluan.


@azurazie_

Maret 17, 2021

BERBAU

Seandainya keluhan itu berbau, boleh jadi orang-orang akan menutup hidungnya di saat bertemu kita.

@azurazie_

Februari 25, 2021

GANJARAN TIAP USAHA

Tiap pagi, tiap-tiap makhluk bergerak, menyambut peruntungannya untuk bertahan hidup. Apa saja di kerjakan. Yang penting sedikit atau banyak dapat menghasilkan. Tetap bergerak tidak bermalas-malasan.

Seperti bapak satu itu, yang sedang beristirahat sebentar. Setelah berjalan berkilo-kilo jauhnya. Memikul keranjang berisi tanaman dalam polybag berbagai ukuran. Bermodalkan yakin, sejak sehabis subuh memulai usahanya.

Lagi-lagi bila dilihat dari kacamata manusia, sudah tentu akan banyak orang yang meremehkan usahanya. Atau bahkan merasa iba. 

Memang sih beberapa bulan ini hobi bercocok tanam sedang banyak digandrungi. Tapi rasanya itu berlaku untuk jenis tanaman hias. Sedangkan yang dijajakan oleh si bapak ini adalah bibit tanaman buah. Seperti durian, rambutan, jambu air, kecapi dan lain-lain.

Yang orang lain akan mikir berkali-kali untuk membelinya. Untuk apa? Toh tanaman buah itu tidak bisa segera 'dinikmati'. Lantaran tumbuh besar hingga waktunya berbuah butuh waktu yang panjang. Atau bahkan malah diwariskan ke anak cucunya nanti. 

Bukankah sudah lumrah, pohon buah di pekarangan rumahmu, boleh jadi ditanamnya sejak orang tuamu masih kecil dulu. Dan baru mulai berbuah di saat dirimu sudah besar.

Begitulah bila dilihat dari kacamata manusia. Akan timbul sifat pesimis. Padahal bukan kita yang jalani. Tapi, keyakinan bapak si penjajak bibit tanaman buah ini berbeda. Ia sepenuh yakin Allah akan tetap menilai tiap-tiap usahanya. Bahwa rezeki itu harus dijemput. Dan menawarkan bibit tanaman buah ini adalah salah satu bentuk ikhtiarnya. Siapa yang tahu setelah berkilo-kilo meter berjalan, ada orang baik yang melirik dagangannya. Bukan semata karena iba dan niat menolong. Tapi, orang itu memang sedang butuh. Memang sedang mencari.

Siapa yang tahu.
Allah Yang Tahu.

Februari 24, 2021

TAKARAN YANG SEBENARNYA

Tiap pagi, tiap-tiap makhluk bergerak, menyambut peruntungannya untuk bertahan hidup. Apa saja di kerjakan. Yang penting sedikit atau banyak dapat menghasilkan. Tetap bergerak tidak bermalas-malasan.

Namun, kadar peruntungan itu pada tiap-tiap makhluk boleh jadi berbeda. Selain karena hasil dari usahanya sendiri. Adapula faktor 'takaran' takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Makanya, kalau dilihat dari kacamata manusia, kita menilainya timpang sebelah. Alias tidak seimbang.

Ada yang bekerja membanting tulang hingga bermandikan keringat. Tapi upah yang dihasilkan tidak ada setengahnya dari yang bekerja hanya mengandalkan ponsel dalam genggamannya. 

Ada yang bertahun-tahun harus menunggu, dan ketika dapat ternyata hanya secuil saja. Dibanding peruntungan orang lain yang baru sebentar tetapi langsung penuh, melimpah ruah.

Tidak adil.
Bila dilihat dari kacamata manusia.

Takaran yang didapat tidak sebanding dengan porsi kebutuhan dari masing-masing kepala.

Tapi siapa yang tahu, ketika yang dilihat adalah kadar rasa syukur dan kesabarannya.

Ada yang mudah sekali bersyukur dengan hal-hal kecil. Meski peruntungannya tidaklah lebih besar dari orang lain. Ada pula yang belum juga merasa puas meski sesuatu dalam genggamannya pun sudah meluber ke mana-mana. Tidak lagi bisa ia kendalikan dengan benar.

Dan rasanya nilai peruntungan yang terbaik bukan dari seberapa banyak yang telah diperoleh. Akan tetapi seberapa besar kadar rasa syukur itu, yang menjadi takaran yang sebenarnya.

@azurazie_

Februari 20, 2021

DIA MAH BEGITU ORANGNYA

Dia mah begitu orangnya.

Sudah tahu toilet umum, tapi suka sekali 'nabun' dan bikin ngebul sesukanya.

Egois ya? Memang begitu orangnya. 
Kayaknya emang udah bawaan, suka nggak bisa nahan dan kalau nggak 'nabun' jadi berasa kurang. Padahal mah ya, kan bisa ditunda dulu di tempat lain.  Kalau pengen buru-buru jadi bangke, jangan ngajak-ngajak orang lain. Kan tempe.

Emang begitu orangnya. Santai aja dia mah berlalu tanpa dosa. Padahal meninggalkan 'ranjau' yang bisa buat orang bahaya. 

Padahal mah ya, muslim yang baik itu harus bisa menempatkan diri dengan bijak. Biar orang lain tidak terganggu dari lisan ataupun perbuatan tangannya. Kan begitu kata junjungan kita juga.

Kan ngeri, siapa tahu nanti di yaumil hisab ada yang tiba-tiba 'ucluk-uncuk' datang. Mengadu sama Allah. Bahwa si fulan ini pada tanggal sekian, jam sekian, di tempat ini, telah merasa di dzolimi oleh dia. Dikarenakan 'nabun' sembarangan. Karena ulahnya, membuat si fulan sesak atau bahkan keracunan.

Widiiih... horor tuh.
Bisa-bisa dia pindah 'nabun'nya di pinggiran neraka.

Kan ada orang lain yang nggak ridho atas perbuatannya.

Ngeri-ngeri sedap.

Note : tulisan ini bermaksud menyinggung siapapun yang masih bisa mikir. Sekian.


#azurazie_


Februari 19, 2021

UDAH AH. MALU.

Jadi manusia itu seringnya serba salah.

Mau ngeluh lelah, eh rasa-rasa tak enak hati, ketika ingat orang lain malahan bisa lebih lelah lagi dari kita. Jungkir balik kesana kemari. Dibanding kita yang belum ada apa-apanya.

Mau ngeluh jenuh, eh lagi-lagi rasanya tak pantas ya, ketika ingat orang lain banyak berharap bisa berada di posisi kita yang sekarang. Apa yang kita jenuhkan, buat orang lain itu harapan yang belum juga kesampaian.

Mau ngeluh sedikit, lah makin tak tahu diri aja kita. Ketika ingat orang lain malahan serabutan. Banyakan cuma mengepal tangan kosong. Cuma bisa gigit jari, sedangkan kebutuhannya satu pun belum bisa di isi. Kita masih jauh lebih mending. Biar kadang suka rada pusing sedikit. Tapi kita masih punya leluasa jajan untuk sekadar beli camilan.

Benar kan jadi manusia itu seringnya serba salah. Ibaratnya mah baru juga mau mulai ngeluh, eh udah di suruh ngaca. Sadar diri, belum pantas-pantas amat buat ngeluh dibandingkan dengan orang lain yang nasibnya masih jauh di bawah kita.

Kalau begini mendingan tambah bersyukur aja ye, setidaknye berpahala. Sukur-sukur gara-gara rasa syukur kita, berkahnya jadi kerasa lebih beda dari biasanya. Kayak ada manis-manisnya gitu, kan syukurnya sembari senyum-senyum sendiri, mengingat sudah sejauh ini Allah masih mau memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kita. Senyum-senyum sendiri karena rada malu. Bisa-bisanya kita kepikiran buat ngeluh barang bentaran doangan juga.

Udah ah. Malu.

@azurazie_

Februari 18, 2021

KEHENDAK TERBAIK

Bagian mana yang tidak kamu pahami, bila ada yang lebih berhak berkehendak, dibanding kehendakmu?

Adalah Allah Yang Maha Berkehendak.
Tak perlu selaras dengan keinginanmu. 
Tapi yakinlah hasilnya akan lebih lurus memudahkan segala urusanmu.

Tak perlu sejalur dengan apa yang kamu harapkan. Tapi yakinlah tujuannya tetap sejalan untuk memenuhi tiap-tiap kebutuhan.

Pengetahuan kita saja yang seringnya terbatas.
Prasangka kita saja yang seringnya lebih dulu pesimis.

Maka, yang lebih tumbuh subur adalah keluhan. Bukannya bertambah sabar untuk memperbaiki kelemahan.

@azurazie_

Februari 17, 2021

SENI MENJADI ORANGTUA

Seni menjadi orang tua

Satu tahun satu bulan setelah ditakdirkan menjadi orang tua. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang kami dapatkan.

Memang masih seumuran jagung. Belum sebanding dengan tiga puluh tahun atau lebih dari masa orang tua kami menjaga anak-anaknya. - -Alhamdulillah masih lengkap sampai hari ini. 

Meski masih dibilang babak awal menjadi orang tua. Tapi mampu membuat kami merenungi banyak hal. Apalagi ketika anak sedang senang-senangnya "mengoprek" mengikuti keingintahuannya yang besar. Sepanjang hari. Sampai melebihi batas waktunya yang seharusnya ia sudah tidur.

Merenung, hmm... apakah saat kecil dulu kami pun begitu? Suka susah diarahkan. Suka semau kehendak sendiri. Yang berakhir bikin gemas orang tua karena harus tetap sabar dalam menjalani prosesnya. Itu dari sudut pandang seorang anak.

Atau kami belum sebanding itu, masih kurangnya rasa sabar di hati. Masih seringnya kelepasan mengeluh di depan anak. Masih suka kesal kalau arahan tidak diikuti. Tidak sesabar orang tua kami dulu ketika menghadapi kami sebagai anak-anak. Itu dari sudut pandang sebagai orang tua.

Atau ketidakenakan hati (yang sesaat) atas tingkah laku anak yang sebenarnya pada akhirnya selalu dimaklumi. Adalah semacam 'balasan' dari tingkah laku kita dahulu ketika masih menjadi anak-anak.
Toh setelah tiga puluh tahun lebih ini pun kami masih menyandang sebagai anak. Yang suka tiba-tiba kekanak-kanakan. Ketika sedang tidak sepaham dengan orang tua.

Maka, sungguh kami berharap Allah selalu meluaskan hati ini untuk mempunyai kesabaran yang lapang. 
Hingga meski tidak akan sebanding dengan yang pernah dialami orang tua kami dulu. Setidaknya kami bisa ikut tumbuh menjadi orang tua yang lebih baik. Bersamaan dengan tumbuh kembangnya anak kami. 

Semoga.


#azurazie_

Februari 16, 2021

BETAH DALAM BERTAHAN

Sederhana.

Mendapati satu tanaman yang dua hari lalu baru saja di #repotting dan hari ini atas kuasa Allah bertambah satu daun baru (sebelumnya baru dua daun) itu adalah sesuatu yang luar biasa bikin hati ini happy.

Tandanya, tanaman itu 'betah' dalam rumahnya yang baru. Merasa nyaman dan bisa beradaftasi dengan baik di lingkungannya yang baru.

Sederhana.

Nyatanya untuk bisa #survive dengan baik, kita perlu yang namanya tetap bergerak untuk tumbuh. Bergerak untuk bertambah. Atau bahkan sesekali perlu untuk berganti.

Seperti tanaman dalam pot kecil ini. Akarnya terus berusaha bergerak untuk tumbuh. Bergerak untuk menambah jumlah daun. Dari satu daun, dua daun, tiga daun, hingga tiba-tiba merimbun. Meski sesekali daun-daun itu juga perlu mengganti daun-daun yang sudah tua. Hukum alam. Segala sesuatu memiliki masanya masing-masing.

Sederhana.

Dalam bertahan kita perlu merasa 'betah' untuk berjuang. Agar selalu tumbuh semangat dan harapan itu. Entah itu bertahan untuk hal apa. Yang pasti untuk sesuatu yang kita anggap berharga untuk diperjuangkan.

Sederhana.

#azurazie_

Februari 15, 2021

TENTANG MERASA CUKUP

Seringnya kita menghitung-hitung seberapa banyak yang kita peroleh setelah sungguh-sunguh berusaha.
Dan merasa berkecil hati bila ternyata hasilnya lebih sedikit dari yang dibayangkan sebelumnya.

Padahal boleh jadi yang demikian itulah asal muasal kita jadi tak mudah untuk bersyukur. Masih menggunakan matematika kita sendiri dengan mempertimbangkan untung rugi. Masih mempersoalkan sedikit banyak. Alih-alih malahan cenderung menyalahkan diri sendiri kenapa hanya mendapatkan segitu. Padahal diri sendiri pula yang sudah bersusah payah berusaha sekuat tenaga. Padahal Kalau bukan diri kita sendiri siapa yang mau mengapresiasi?

Lupa akan matematika Allah dalam perhitungan berkah-Nya, yang kita peroleh atas dasar ikhlas menerima apa adanya. Menerima dengan lapang dada dengan menghargai tetes keringat sendiri.

Maka, setelah berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Jangan lupa bersyukur seberapa pun hasilnya. 
Tak perlu berkecil hati atas jumlah yang diperolehnya. Dan berharap selalu yang segitu adanya bisa menumbuhkan rasa cukup. Syukur-syukur bisa merasa lebih dari cukup. 

Karena sejatinya kita sendiri yang sejauh ini telah mengupayakannya.

#azurazie_

Februari 14, 2021

QOLBUN SALIM

Qolbun Salim


Alangkah beruntungnya orang yang memiliki hati yang sehat. Hati yang selamat dari penyakit-penyakit hati.

Tidak ada iri-dengki.
Tidak ada dendam.
Tidak mudah sebal akan sesuatu yang memang tidak mengenakan hati.
Lapang saja.
Selalu bisa menerima keadaan apa adanya.

Hati yang selalu terasa damai untuk dirinya sendiri. 
Pun untuk kerabat-keluarga.
Pun untuk teman sejawat-sahabat.
Pun untuk tetangga.
Baik yang dikenal secara personal.
Dikenal hanya sekadar selintasan lewat.
Dikenal dalam jaringan pertemanan dan lingkungan.
Maupun orang-orang yang tidak dikenal yang sempat bersinggungan.
Orang-orang yang berpapasan di jalan.

Hatinya selalu lurus, tidak menyimpan rasa kesal, tidak ada iri hati, apalagi dendam kesumat.

Alangkah beruntungnya orang yang memiliki hati yang sehat. Hati yang selamat dari hal-hal yang memberatkan nanti.

Baginya, hanyalah Allah... allah... Allah...
Yang diharapkan hanyalah ridho... ridho... ridho...

Maka, tidak ada waktu untuk bersitegang dengan makhluk lain. Selalu mudah memaafkan sekalipun karena ketidaksengajaan. 

Alangkah beruntungnya orang yang memiliki hati yang sehat.
@azurazie_

Januari 25, 2021

ADIL

Bila kita tidak bisa memberi sesuatu di luar kemampuan. Kita pun seharusnya sadar tidak meminta sesuatu di luar takaran.

Bila kita tidak mau menerima sesuatu di bawah kualitas. Kita pun seharusnya sadar tidak memberi sesuatu yang di rasa tak pantas.

Berlakulah adil. Karena bukan hanya kita yang selalu inginnya dapat yang terbaik. Orang lain pun berharap sama, tak mau jika harus dapat yang terbalik.

Berlakulah jujur. Karena bukan hanya kita yang selalu inginnya dapat dipercaya. Orang lain pun berharap sama, tak mau jika harus terpedaya. 

@azurazie_
#30haribercerita
#30hbc2125

Januari 24, 2021

MENCARI BERKAH

Sebenarnya yang kita cari adalah keberkahan. Terutama keberkahan waktu. Yang karenanya, segala urusan menjadi terasa mudah. Yang karenanya, setiap pekerjaan dirasa cukup untuk waktu menyelesaikannya. Segalanya terasa berkah dan membawa ketenangan.


Akan tetapi nyatanya, yang lebih sering kita turuti adalah keinginan. Terutama yang membuat hati senang. Yang karenanya, ringan sekali menelantarkan kewajiban. Yang karenanya prioritas utama malah disepelekan. Segalanya jadi terasa keteteran. Lelah karena tak kunjung selesai satu pun yang dikerjakan.

Biasanya yang jadi korban adalah Shalat. Di entar-entar kan dan tak terasa sudah di akhir waktu.

Boleh jadi karena itu pula, keseharian kita jauh sekali dari keberkahan waktu.

Wallahu 'alam.

@azurazie_

Januari 23, 2021

HAK DIRI

Ada hak diri yang selalu ingin merdeka di setiap suasana. Maka, tersenyumlah!

Ada hak diri yang selalu ingin bahagia di setiap saat. Maka, tersenyumlah!


Ada hak diri yang selalu ingin merasa bangga atas tiap-tiap usaha. Maka, bersemangatlah!

Jangan berkecil hati atas penilaian orang lain.
Dirimu layak berbangga di atas bahagia yang dirasa.

Sebab usaha sendiri.
Sebab keinginan sendiri.
Sebab kebutuhan sendiri.
Sebab Allah yang Mengadili.

@azurazie_

Januari 22, 2021

KETETER

Pernah tidak, kamu tiba-tiba merasa keteteran dalam mengerjakan sesuatu? Bukan karena faktor bertambah kuantitasnya. Tapi lebih ke kualitas performamu sendiri yang rasa-rasanya turun drastis.


Futur. Semangat mengendur. Yang berefek ke mana-mana. Sampai menggangu rutinitas harian. Sampai ada teguran dari atasan. Sampai timbul sebal, kenapa rasa-rasanya sesuatu itu tak juga mau selesai. Padahal biasanya lancar-lancar saja. Padahal biasanya tak sekrusial itu.

Pernah?

Hmm... kira-kira apa penyebabnya ya?
Mungkin kamu sedang lelah?
Mungkin sedang tidak fit belakangan ini?
Jenuh?

Atau...

Jangan-jangan sebab dosa-dosa yang tak terasa menumpuk.

Shalatmu tak lagi ontime? Lagi sering ketinggalan berjamaah?
Subuhmu lagi kesiangan terus?
Kelupaan tilawah Al-Qur'an meski cuma selembar kaca?

Hmm...

Coba renungkan dalam-dalam.

Semoga dengan begitu, kamu jadi giat kembali. Tak keteteran lagi. Segala sesuatunya terasa mudah saja. Bisa diatasi dengan lebih segera.

Itu yang dinamakan keberkahan waktu.

@azurazie_

Januari 21, 2021

MELALUI BADAI

Kepada Allah yang Maha Memelihara.

Kumohonkan pemeliharaan-Mu yang terbaik.
Kepada Allah yang Maha Mewarisi.
Anugerahkan nikmat-nikmat yang atasnya kami akan malu, bila seandainya tak disyukuri.

Melalui badai, akan lahir hati-hati yang tangguh, setelah berbasah-basah mengadu kepada-Mu dan mengaduh.

Melalui badai, akan tertempa pundak-pundak yang kokoh, setelah memupuk hati untuk bersabar dan mempertahankan sisi yang selalu bersyukur.

Melalui badai, diri semakin sadar akan kelemahan. Tak ada daya-upaya tanpa pertolongan. Dan jiwa bertambah kuat, sebab kepada-Mu terasa menjadi lebih dekat.

Melalui badai, kumohonkan pengampunan atas dosa-dosa yang lalu dan akan datang.

Melalui badai, kumohonkan kabulkan doa-doa pengharapan. Sebab, sungguh hanya kepada-Mu diri ini tidak akan berpaling.

@azurazie_

Januari 20, 2021

TAKDIR

 Takdir yang menurutmu baik, membuatmu bersyukur. Karena Allah yang mentakdirkan demikian.


Takdir yang bagimu kurang baik, membuatmu bersabar. Allah jua yang menggantikan. Yang lebih baik jauh ke depan.

@azurazie_

Januari 19, 2021

BERUNTUNG DALAM KEMALANGAN

 Suatu ketika, di panas yang terik, ban sepeda motormu kempes. Alhasil dirimu harus mendorongnya cukup jauh, sampai menemukan bengkel penambal ban. Dengan peluh keringat, haus karena panas yang menyengat, hatimu mengkal sekali. Padahal sedang terburu-buru menuju suatu tempat.


Sesampainya di bengkel, ada seorang anak kecil kira-kira usianya baru empat tahun sedang menangis tersedu-sedu. Entah sebab apa. Sedikit membuat bising di telinga.

"Sebentar atuh dek, bapak bantu abang ini dulu. Kasian jauh-jauh habis dorong motor." Ujar si pemilik bengkel. "Duduk di sini dulu aja, bang." Lanjutnya menyodorkan bangku plastik.

"Terima kasih, pak." Jawab dirimu tak banyak basa-basi.

Anak kecil itu masih terus saja menangis hingga prosesi menambal ban selesai.

"Nih, jajan deh." Kata si pemilik bengkel menyodorkan uang satu lembar pecahan sepuluh ribu kepada anaknya. Uang dari dirimu sebagai jasa menambal ban.

Lintang pukang, anak kecil itu langsung berlari. Drama menagisnya berhenti seketika. Dirimu menyeringai. Ada-ada saja anak-anak tuh. Batinmu berkata.

"Dari tadi itu minta duit buat jajan." Kata Si bapak tanpa dirimu bertanya.

Dan dirimu seketika terenyuh. Baru tahu kalau ternyata di balik kemalangan yang sedang dirimu alami. Membawa peruntungan bagi si bapak pemilik bengkel. Yang sejak tadi bingung membujuk anaknya untuk berhenti menangis. Karena belum ada pemasukan untuk hari ini atas usahanya membuka jasa tambal ban di pinggir jalan. Padahal sederhana, anaknya cuma minta uang jajan.

@azurazie_

Januari 04, 2021

30HBC2104 - SEMPURNA LELAH

Ketika selalu menuntut untuk sempurna, yakin deh diri sendiri juga yang akan kelelahan lebih dulu. Memikirkan keinginan yang selalu maunya bertambah. Belum lagi kekhawatiran yang tidak inginnya kehilangan apa-apa.

Membiarkan sesuatu terus apa adanya pun, tak lekas menjadikan hal itu baik. Bisa saja jadi serba ketinggalan. Lebih-lebih jatuhnya malahan tiba-tiba kekurangan. Faktor kebutuhan yang bertambah. 

Lalu harus bagaimana, ya?

Berjalan apa adanya, dengan tetap memperhatikan sekitar. Sepenuh usaha untuk menjaganya tetap stabil. Dan sedikit demi sedikit menjadikannya lebih baik. Tidak selalu menuntut untuk mendapat yang sempurna. Tapi diri siap menuntun untuk memenuhi apa-apa yang dibutuhkan. Bergerak. Terus bergerak, tapi tidak tergesa-gesa. Perlahan. Terus perlahan. Tapi tidak membiarkan peran sendiri terlambat.

Ingat juga, setiap kita tak hidup sendirian saja. Ada kanan, kiri, depan belakang yang menunggu peran kita. Baik diminta maupun tidak. Peran dengan porsi kita masing-masing yang mambuat roda hidup menjadi stabil. Tidak ada yang menghambat. Tidak ada yang jadi terlambat. Yang ada menjadi saling bermanfaat.

Ketika selalu menuntut untuk mendapat yang sempurna. Yakin deh, diri sendiri yang paling dulu akan merasa kelelahan.

@30haribercerita
#30haribercerita
#30Hbc2104
#sempurna
#azurazie_

Januari 01, 2021

30HBC2101 - BUKU CATATAN

Alif, dan si kembar Sin-Shin terlihat masih sibuk menyampul buku baru mereka. Kalau Alif lebih suka sampul berwarna cokelat seperti biasa. Sedangkan si kembar lebih kreatif, warna sampul di sesuaikan dengan jadwal pelajaran yang mereka tempel di dinding kamar. Senin, dengan mata pelajaran matematika dengan buku bersampul warna merah. Selasa, dengan mata pelajaran bahasa inggris, bersampul warna hijau muda. Dan seterusnya berbeda-beda untuk mata pelajaran dan hari-hari lainnya.

"Masih banyak buku yang belum disampulnya, dek?" Tanya Kalam sembari lewat ke dapur untuk menyimpan piring dan gelas, sehabis makan.

"Punya Alif, tinggal satu buku, Kak. Habis itu tinggal dikasih nama deh." Jawab Alif dengan menoleh ke kakaknya lebih dulu.

"Sin tinggal dua hari lagi." Sin ikut memberi laporan, memang buku yang belum dia sampul tinggal buku-buku mata pelajaran jum'at dan sabtu saja.

"Iya tinggal dua hari". Shin pun ikut menimpali.

Kalam mengangguk senyum. 
"Kalau sudah selesai dan diberi nama, Alif, Sin dan Shin, harus siap juga untuk bertanggungjawabnya, ya." 

Alif mengangguk paham. Sepenuh hati mengerti yang dimaksud kakaknya. Sin dan Shin sebenarnya juga paham sudah dijelaskan oleh Alif. Hanya mereka masih saja grogi saling melirik satu sama lain.

Kemarin, setelah shalat maghrib berjamaah, seperti biasa keluarga Abah Tanwin mengadakan pengajian sederhana di mushola keluarga mereka. Tema yang dibahas saat itu tentang: buku catatan amal.

Untuk memudahkan pemahaman Alif, Kalam menganalogikan buku catatan amal seperti buku sekolah Alif yang baru. Setelah buku tersebut diberi nama, tentang isi buku, coretan apa saja, dan tentang nilai yang akan diperoleh. Nama yang tertera di buku tersebutlah yang akan bertanggung jawab dan merasakan apresiasinya. Ketika nilainya bagus ia akan merasa bahagia. Ketika nilainya buruk ia juga yang akan merasa malu.

Dan Alhamdulillah Alif memahami penjelasan kakaknya itu.

@30haribercerita 
#30hbc2101 
#30haribercerita 
#epipremnumpinnatum 
#sirihgadinghijau 
#uploadkompakan 
#kampushijaiah 
#plantsmakepeoplehappy 
#plantsofinstagram