Januari 25, 2021

ADIL

Bila kita tidak bisa memberi sesuatu di luar kemampuan. Kita pun seharusnya sadar tidak meminta sesuatu di luar takaran.

Bila kita tidak mau menerima sesuatu di bawah kualitas. Kita pun seharusnya sadar tidak memberi sesuatu yang di rasa tak pantas.

Berlakulah adil. Karena bukan hanya kita yang selalu inginnya dapat yang terbaik. Orang lain pun berharap sama, tak mau jika harus dapat yang terbalik.

Berlakulah jujur. Karena bukan hanya kita yang selalu inginnya dapat dipercaya. Orang lain pun berharap sama, tak mau jika harus terpedaya. 

@azurazie_
#30haribercerita
#30hbc2125

Januari 24, 2021

MENCARI BERKAH

Sebenarnya yang kita cari adalah keberkahan. Terutama keberkahan waktu. Yang karenanya, segala urusan menjadi terasa mudah. Yang karenanya, setiap pekerjaan dirasa cukup untuk waktu menyelesaikannya. Segalanya terasa berkah dan membawa ketenangan.


Akan tetapi nyatanya, yang lebih sering kita turuti adalah keinginan. Terutama yang membuat hati senang. Yang karenanya, ringan sekali menelantarkan kewajiban. Yang karenanya prioritas utama malah disepelekan. Segalanya jadi terasa keteteran. Lelah karena tak kunjung selesai satu pun yang dikerjakan.

Biasanya yang jadi korban adalah Shalat. Di entar-entar kan dan tak terasa sudah di akhir waktu.

Boleh jadi karena itu pula, keseharian kita jauh sekali dari keberkahan waktu.

Wallahu 'alam.

@azurazie_

Januari 23, 2021

HAK DIRI

Ada hak diri yang selalu ingin merdeka di setiap suasana. Maka, tersenyumlah!

Ada hak diri yang selalu ingin bahagia di setiap saat. Maka, tersenyumlah!


Ada hak diri yang selalu ingin merasa bangga atas tiap-tiap usaha. Maka, bersemangatlah!

Jangan berkecil hati atas penilaian orang lain.
Dirimu layak berbangga di atas bahagia yang dirasa.

Sebab usaha sendiri.
Sebab keinginan sendiri.
Sebab kebutuhan sendiri.
Sebab Allah yang Mengadili.

@azurazie_

Januari 22, 2021

KETETER

Pernah tidak, kamu tiba-tiba merasa keteteran dalam mengerjakan sesuatu? Bukan karena faktor bertambah kuantitasnya. Tapi lebih ke kualitas performamu sendiri yang rasa-rasanya turun drastis.


Futur. Semangat mengendur. Yang berefek ke mana-mana. Sampai menggangu rutinitas harian. Sampai ada teguran dari atasan. Sampai timbul sebal, kenapa rasa-rasanya sesuatu itu tak juga mau selesai. Padahal biasanya lancar-lancar saja. Padahal biasanya tak sekrusial itu.

Pernah?

Hmm... kira-kira apa penyebabnya ya?
Mungkin kamu sedang lelah?
Mungkin sedang tidak fit belakangan ini?
Jenuh?

Atau...

Jangan-jangan sebab dosa-dosa yang tak terasa menumpuk.

Shalatmu tak lagi ontime? Lagi sering ketinggalan berjamaah?
Subuhmu lagi kesiangan terus?
Kelupaan tilawah Al-Qur'an meski cuma selembar kaca?

Hmm...

Coba renungkan dalam-dalam.

Semoga dengan begitu, kamu jadi giat kembali. Tak keteteran lagi. Segala sesuatunya terasa mudah saja. Bisa diatasi dengan lebih segera.

Itu yang dinamakan keberkahan waktu.

@azurazie_

Januari 21, 2021

MELALUI BADAI

Kepada Allah yang Maha Memelihara.

Kumohonkan pemeliharaan-Mu yang terbaik.
Kepada Allah yang Maha Mewarisi.
Anugerahkan nikmat-nikmat yang atasnya kami akan malu, bila seandainya tak disyukuri.

Melalui badai, akan lahir hati-hati yang tangguh, setelah berbasah-basah mengadu kepada-Mu dan mengaduh.

Melalui badai, akan tertempa pundak-pundak yang kokoh, setelah memupuk hati untuk bersabar dan mempertahankan sisi yang selalu bersyukur.

Melalui badai, diri semakin sadar akan kelemahan. Tak ada daya-upaya tanpa pertolongan. Dan jiwa bertambah kuat, sebab kepada-Mu terasa menjadi lebih dekat.

Melalui badai, kumohonkan pengampunan atas dosa-dosa yang lalu dan akan datang.

Melalui badai, kumohonkan kabulkan doa-doa pengharapan. Sebab, sungguh hanya kepada-Mu diri ini tidak akan berpaling.

@azurazie_

Januari 20, 2021

TAKDIR

 Takdir yang menurutmu baik, membuatmu bersyukur. Karena Allah yang mentakdirkan demikian.


Takdir yang bagimu kurang baik, membuatmu bersabar. Allah jua yang menggantikan. Yang lebih baik jauh ke depan.

@azurazie_

Januari 19, 2021

BERUNTUNG DALAM KEMALANGAN

 Suatu ketika, di panas yang terik, ban sepeda motormu kempes. Alhasil dirimu harus mendorongnya cukup jauh, sampai menemukan bengkel penambal ban. Dengan peluh keringat, haus karena panas yang menyengat, hatimu mengkal sekali. Padahal sedang terburu-buru menuju suatu tempat.


Sesampainya di bengkel, ada seorang anak kecil kira-kira usianya baru empat tahun sedang menangis tersedu-sedu. Entah sebab apa. Sedikit membuat bising di telinga.

"Sebentar atuh dek, bapak bantu abang ini dulu. Kasian jauh-jauh habis dorong motor." Ujar si pemilik bengkel. "Duduk di sini dulu aja, bang." Lanjutnya menyodorkan bangku plastik.

"Terima kasih, pak." Jawab dirimu tak banyak basa-basi.

Anak kecil itu masih terus saja menangis hingga prosesi menambal ban selesai.

"Nih, jajan deh." Kata si pemilik bengkel menyodorkan uang satu lembar pecahan sepuluh ribu kepada anaknya. Uang dari dirimu sebagai jasa menambal ban.

Lintang pukang, anak kecil itu langsung berlari. Drama menagisnya berhenti seketika. Dirimu menyeringai. Ada-ada saja anak-anak tuh. Batinmu berkata.

"Dari tadi itu minta duit buat jajan." Kata Si bapak tanpa dirimu bertanya.

Dan dirimu seketika terenyuh. Baru tahu kalau ternyata di balik kemalangan yang sedang dirimu alami. Membawa peruntungan bagi si bapak pemilik bengkel. Yang sejak tadi bingung membujuk anaknya untuk berhenti menangis. Karena belum ada pemasukan untuk hari ini atas usahanya membuka jasa tambal ban di pinggir jalan. Padahal sederhana, anaknya cuma minta uang jajan.

@azurazie_

Januari 04, 2021

30HBC2104 - SEMPURNA LELAH

Ketika selalu menuntut untuk sempurna, yakin deh diri sendiri juga yang akan kelelahan lebih dulu. Memikirkan keinginan yang selalu maunya bertambah. Belum lagi kekhawatiran yang tidak inginnya kehilangan apa-apa.

Membiarkan sesuatu terus apa adanya pun, tak lekas menjadikan hal itu baik. Bisa saja jadi serba ketinggalan. Lebih-lebih jatuhnya malahan tiba-tiba kekurangan. Faktor kebutuhan yang bertambah. 

Lalu harus bagaimana, ya?

Berjalan apa adanya, dengan tetap memperhatikan sekitar. Sepenuh usaha untuk menjaganya tetap stabil. Dan sedikit demi sedikit menjadikannya lebih baik. Tidak selalu menuntut untuk mendapat yang sempurna. Tapi diri siap menuntun untuk memenuhi apa-apa yang dibutuhkan. Bergerak. Terus bergerak, tapi tidak tergesa-gesa. Perlahan. Terus perlahan. Tapi tidak membiarkan peran sendiri terlambat.

Ingat juga, setiap kita tak hidup sendirian saja. Ada kanan, kiri, depan belakang yang menunggu peran kita. Baik diminta maupun tidak. Peran dengan porsi kita masing-masing yang mambuat roda hidup menjadi stabil. Tidak ada yang menghambat. Tidak ada yang jadi terlambat. Yang ada menjadi saling bermanfaat.

Ketika selalu menuntut untuk mendapat yang sempurna. Yakin deh, diri sendiri yang paling dulu akan merasa kelelahan.

@30haribercerita
#30haribercerita
#30Hbc2104
#sempurna
#azurazie_

Januari 01, 2021

30HBC2101 - BUKU CATATAN

Alif, dan si kembar Sin-Shin terlihat masih sibuk menyampul buku baru mereka. Kalau Alif lebih suka sampul berwarna cokelat seperti biasa. Sedangkan si kembar lebih kreatif, warna sampul di sesuaikan dengan jadwal pelajaran yang mereka tempel di dinding kamar. Senin, dengan mata pelajaran matematika dengan buku bersampul warna merah. Selasa, dengan mata pelajaran bahasa inggris, bersampul warna hijau muda. Dan seterusnya berbeda-beda untuk mata pelajaran dan hari-hari lainnya.

"Masih banyak buku yang belum disampulnya, dek?" Tanya Kalam sembari lewat ke dapur untuk menyimpan piring dan gelas, sehabis makan.

"Punya Alif, tinggal satu buku, Kak. Habis itu tinggal dikasih nama deh." Jawab Alif dengan menoleh ke kakaknya lebih dulu.

"Sin tinggal dua hari lagi." Sin ikut memberi laporan, memang buku yang belum dia sampul tinggal buku-buku mata pelajaran jum'at dan sabtu saja.

"Iya tinggal dua hari". Shin pun ikut menimpali.

Kalam mengangguk senyum. 
"Kalau sudah selesai dan diberi nama, Alif, Sin dan Shin, harus siap juga untuk bertanggungjawabnya, ya." 

Alif mengangguk paham. Sepenuh hati mengerti yang dimaksud kakaknya. Sin dan Shin sebenarnya juga paham sudah dijelaskan oleh Alif. Hanya mereka masih saja grogi saling melirik satu sama lain.

Kemarin, setelah shalat maghrib berjamaah, seperti biasa keluarga Abah Tanwin mengadakan pengajian sederhana di mushola keluarga mereka. Tema yang dibahas saat itu tentang: buku catatan amal.

Untuk memudahkan pemahaman Alif, Kalam menganalogikan buku catatan amal seperti buku sekolah Alif yang baru. Setelah buku tersebut diberi nama, tentang isi buku, coretan apa saja, dan tentang nilai yang akan diperoleh. Nama yang tertera di buku tersebutlah yang akan bertanggung jawab dan merasakan apresiasinya. Ketika nilainya bagus ia akan merasa bahagia. Ketika nilainya buruk ia juga yang akan merasa malu.

Dan Alhamdulillah Alif memahami penjelasan kakaknya itu.

@30haribercerita 
#30hbc2101 
#30haribercerita 
#epipremnumpinnatum 
#sirihgadinghijau 
#uploadkompakan 
#kampushijaiah 
#plantsmakepeoplehappy 
#plantsofinstagram