Maret 31, 2018

TIDAK SELALU TAHU

Kenapa kita suka cemburu dengan seseorang yang tidak kita kenal?

Kenapa tuh?

Ya, kan ini sedang bertanya.

Kalau menurut kamu, kira-kira kenapa?

Tidak tahu, tidak nyaman juga dengan sesuatu yang dikira-kira.

Pernah begitu?

Pernah.

Berarti tahu dong jawabannya!

Tidak selalu yang kita alami sendiri, kita tahu jawabannya. Kita tahu apa hikmahnya.

Maret 21, 2018

UNDANGAN

Sahabatku,
apa kabar? lama kita tak saling menyapa. Barangkali ini yang dinamakan 'ke makan omongan sendiri'. Barangkali kamu pernah mendengar dulu aku pernah berkata, 'malas sama teman yang cuma datang kalau ada maunya, tiba-tiba kasih undangan, misalnya.'

Duh, nyess di hati. Hari ini aku melakukannya. Sungguh, persis dengan apa yang dulu aku katakan. Tak apa ya? Toh ini termasuk kabar baik. Bukannya katamu, tiap-tiap kabar baik itu harus diberitakan. Agar semakin banyak orang yang mendoakan. Alasan klise ya.
Sahabatku, undangan yang sekarang sudah ditanganmu, warnanya coklat hati. Tentu saja nama yang bersanding dengan namaku, adalah orang asing di ingatanmu. Karena aku memang tidak pernah menyebut-nyebutnya sejak terakhir kita masih saling bertukar cerita. Entah itu kapan. Rasanya sudah lama nian.

Setidaknya kamu tahu hari ini. Aku memang tidak pernah memberitakan namanya di social media manapun sebelum ini. Baik di live story atapun status. Tidak pernah update potonya, baik sendiri, apalagi berdua denganku. Sama sekali tidak pernah. Singkatnya, tidak ada satu potong berita pun yang mengabarkan kalau aku sedang dekat dengannya. Alih-alih sedang memiliki hubungan khusus. Ya, aku tidak pernah mengumbar namanya di mana-mana. Jadi wajar saja kamu merasa asing dengan nama itu. Tapi ketahuilah ia amat terkenal di langit. Namanya seperti Uwais Al-Qarni, lebih dikenal di langit. Lewat untaian-untaian doa-doa kebaikan. Dan malaikat-malaikat dengan sukarela ikut meng-aamiin-kannya.

Doaku sederhana, 'Ya Allah berikan ia jodoh yang baik.' Itu yang aku ulang-ulang di kala aku ingat untuk berdoa. Aku tidak meminta jodoh yang baik untukku. Tapi aku meminta untuknya. Dan Allah yang Maha Baik memberi kabar baik itu. Aku pun dianugerahi jodoh yang baik.

Kau tahu sahabatku, sebagai manusia kebanyakan. Bukan berarti aku tidak ingin pamer kemesraan di khalayak ramai. Biar orang-orang tahu. Kalau perlu seluruh dunia. Sungguh, nafsu inginnya demikian. Seandainya engkau tahu, aku berusaha keras untuk tidak melakukan itu. Memang sih itu biasa saja, sudah banyak dilakukan orang. Atau munafik sekali lah kalau aku tidak mengakui, dulu pernah melakukan hal yang serupa itu. Ya begitulah, kita tidak pernah benar-benar belajar berubah, kalau juga tidak pernah benar-benar tahu bahwa yang kita lakukan adalah sia-sia. Dulu hal demikian di atas memang terasa up to date. Keren sekali. Merasa beruntung. Bebas dari julukan jomblo. Tapi nyatanya, bertahun-tahun melakukan itu. Hari ini tidak ada bekas yang bisa dibanggakan. Hanya aib yang selalu berusaha ditutupi. Aku belajar banyak hal dari itu.

Begitulah sahabatku, waktu bergulir, realitas berubah. Termasuk pemikiran kita yang ikut menua. Termasuk prioritas-prioritasnya.

Dan undangan cokelat hati ini, ingin mewakili itu semua. Tidak ada lagi umbar-umbar kata tjinta. Tidak ada lagi ungkapan-ungkapan sayang yang bukan pada ranahnya. Sejujurnya sampai detik ini aku tidak pernah mengungkapkan isi hatiku secara terang-terangan kepadanya. Tidak ada tanggal jadian. Tidak ada jadwal ngedate berduaan.

Maka, jangan heran kalau tiba-tiba kamu menerima undangan. Lalu seolah tak habis pikir bartanya-tanya, kapan pacarannya? Kapan ketemuannya? Kapan saling sukanya?

Haha... siapa yang sangka skenario Allah memang ajaib.

Tentu saja tidak ada hal-hal seperti di atas. Aku menahan diri dan mengumpulkan keberanian itu untuk satu hari yang berarti. Akad. Kulunasi semua itu dengan ikrar akad. Biarlah pertanyaan-pertanyaanmu, jawabannya terangkum dalam ijab dan kabul.
Maka dari itu sahabatku, sudilah engkau dukung azamku ini dengan menghadirinya. Dengan iringan doa-doanya. Agar apa-apa yang aku perjuangkan. Apa yang sejauh ini ia harapakan. Allah senantiasa meridhoi kami. Orang tua merestui kami. Dan sahabat-sahabat setia sepertimu ikut mendoakan kami. Agar kebahagian itu genap tidak sekadar bualan. Tapi menjadi hadiah manis di ujung penantian.
Insya allah
Ahad, 08 April 2018

Ditunggu kehadirannya.
Sepenuh harap.

azura zie

Maret 09, 2018

SESUATU YANG TAK TERDUGA

Kita sering mengalami sesuatu yang tak terduga. Sering dikait-kaitkan dengan sebuah kebetulan, konspirasi semesta. Atau apalah itu namanya. Padahal, tiap-tiap sesuatu ada pengaturnya. Detik, jam, tempat, keadaan, ada skenario yang melatarbelakangi ceritanya. Lalu, apa yang membuat sesuatu yang tak terduga itu dirasa memberatkan? Dianggap Tidak adil? Adalah kesiapan kita untuk menjalaninya. Kesiapan untuk selalu menerima setiap ketentuan. Menerima akibat-akibat yang boleh jadi kita juga penyebabnya. Hanya saja kita lupa atau bahkan tidak peduli ketika dahulu melakukannya.
Maka, sesuatu yang tak terduga, diibaratkan sebagai 'kejutan'. Bila itu baik, adalah sebab dari kebaikan-kebaikan yang dulu kita pernah perbuat. Adalah sebab, doa-doa yang kita ataupun orang lain pernah utarakan.

Bila itu buruk, adalah sebab dari kelalaian-kelalaian kita di waktu dulu. Adalah sebab, ketidakpedulian kita akan sesuatu.

Maka, begitulah seharusnya. Untuk akibat-akibat yang lebih baik, lebih dahulu upayakanlah sebab-sebab yang baik.

Semoga itu menjadi modal untuk menghadapi setiap sesuatu yang tak terduga di kemudian hari.

Azura zie

Maret 06, 2018

SEPERTI TIDAK ADA HABISNYA

Seperti tidak ada habisnya, barangkali itu yang sering kita rasakan, di sela-sela rutinitas yang monoton. Sedang mengerjakan kewajiban ini, datang lagi kewajiban lain, yang juga harus dipenuhi. Mungkin, begitulah sudah seharusnya. Ada yang pernah bilang : "kalau tidak begitu, berarti kita sudah tidak dibutuhkan lagi." Ada benarnya juga.
Kembali ke asal kalimat di atas. Seperti tidak ada habisnya. Begitu juga dengan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Satu di antaranya, nikmat kemampuan. Bayangkan, bila kita sudah tidak diberi daya apapun, alih-alih bisa mengerjakan kewajiban ini itu. Justru yang ada, keberadaan kita menyusahkan orang lain. Maka, sudah sepatutnya bersyukur. Seperti tidak ada habisnya, semoga syukur dan sabarpun selalu begitu. Semoga.

#Azurazie

Maret 04, 2018

BERTAHANLAH SEBENTAR LAGI

Pernahkah ada yang mengatakan kepadamu, bertahanlah sebentar lagi, di saat kamu sedang merasa lelah, merasa buntu dengan apa yang sedang kamu usahakan. Di waktu yang hampir habis, tenaga yang terkuras. Kegelisahan-kegelisahan yang menumpuk. Pikiran-pikiran yang bercabang. Yang kamu kira, saat itulah waktunya berhenti. Cukup sudah sampai di sini. Lalu, nasihat itu datang menenangkan, bertahanlah sebentar lagi, sebentar saja, tidak sampai menghabiskan seluruh sisa hidupmu. Terus menerus ia menyakinkan agar kamu mencoba untuk tetap bertahan. Sambil memegang teguh sebuah yakin. Bahwa di sisa-sisa waktu dan tenaga, tidak melulu akan berujung sia-sia. Pernahkah ada yang berkata demikian? Seharusnya pernah, pastilah pernah. Kamu saja yang tidak pernah peka untuk menyadarinya. Ia adalah dirimu sendiri. Yang membisikkan kalimat itu adalah dirimu sendiri. Bertahanlah sebentar lagi. Itu katamu sendiri. Maka percayalah pada diri sendiri. Boleh jadi itulah usahamu yang terbaik saat ini.

#Azura zie