Desember 26, 2020

KEPADA-MU

Kepada Allah yang Maha Segala, kupertaruhkan segala pinta dalam doa.

Kepada Allah yang Maha Punya, kugadaikan segala perlu dalam ikhtiar semampunya.

Semoga kami ikut dalam bagian orang-orang yang hanya menaruh harap kepada-Mu. Tersebab memang butuh mengaduh. Tersebab terasa kembali utuh setelah mencurahkan segala gundah. 

Semoga kami ikut dalam bagian orang-orang yang pada pundaknya selalu ada usaha. Yang ingin mengubah takdir, agar datang dalam versi terbaiknya.

Sebab kami sepenuh yakin akan janji-Mu yang mengabulkan pada setiap doa.

Sebab kami sepenuh taat atas firman-Mu, bahwa nasib suatu kaum ditentukan oleh masing-masing usahanya.

Maka, kabulkanlah segala doa yang menurut pandangan-Mu adalah yang terbaik untuk kami.

Maka, takdirkanlah, nasib baik itu setelah apa yang telah diusahakan oleh kami.

@azurazie_

Desember 25, 2020

BERKAH BERMUAMALAH

Dalam sepekan ini ada tambahan kesibukan baru bagi kami, yakni mencoba berdagang salah satu bumbu dapur yang bisa dibilang dominan buat mengolah makanan sehari-hari. Memang si ini bukan pengalaman pertama di dalam dunia jual-beli. Dulu-dulu pun pernah mencoba menjual item-item lain. Termasuk jual buku #kampushijaiah dan buku-buku yang saya tulis lainnya.

Hanya saja interaksi jual-beli kali ini dirasa berbeda sekali. Baik dari segi antusias untuk diri kami pribadi maupun suasana dalam prosesnya. Bisa dibilang menyenangkan.

Saya merenungi, memperhatikan, betapa hanya dari wasilah satu item produk yang diperjual-belikan. Betapa 'hidup' proses 'gotong-royong' itu. Dari mulai pemasok memberi harga sekian, kami membeli sebagai modal sekian, dan dijual ke re-seller maupun langsung ke enduser sekian. Dari selisih harga yang kami anggap 'nilai keuntungan' itu. Yang kalau dalam hitungan sederhana matematika tidak seberapa. Jauh dari membuat kaya raya. Tetapi, hidup sekali rasa 'gotong-royong' dalam kebermanfaatan itu. 

Kesampingkan dulu besar kecilnya untung dalam transaksi jual-beli. Ketika terasa bermanfaat untuk banyak orang, rasanya sudah puas saja menikmatinya.

Maka, benar adanya seruan untuk utamakan belanja di warung tetangga lebih dulu. Apalagi ke warung saudara seimanmu. Tidak perlu jauh-jauh memikirkan efek untuk kebangkitan ekonomi islam itu sendiri. Tapi, dengan membeli dari tetangga sebelah rumah. Silaturrahmi itu terasa lebih erat. Transaksi itu terasa jauh lebih menghasilkan manfaat.

Semangat mengumpulkan pundi-pundi berkah untuk para pejuang rupiah.
Untung besar-kecil tak perlu jadi soal.
Yang penting pemasukan tak membuat tekor modal.

Betul?
@azurazie_

Desember 19, 2020

BERGANTUNG

Sungguh, hanya Allah yang tahu bagaimana kita. Sebab itu pulalah Allah jua yang tahu kebutuhan-kebutuhan kita.

Seberapa sering dirimu tiba-tiba spechless dengan cara Allah menghiburmu ketika sedih.
Dengan cara Allah membantumu memberi jalan keluar, dikala merasa buntu.

Sungguh, Allah memiliki banyak cara untuk membantu tiap-tiap kebutuhan makhluk-Nya. Baik yang dirimu ketahui dengan melihat perubahan nasib orang lain. Yang sedang diberi mudah, setelah sebelumnya terlihat kesusahan. Ataupun dirimu sendiri yang mengalaminya. Setelah melakukan perjuangan yang panjang.

Maka, hanya kepada Allah lah sebenar-benarnya tempat bergantung. Dari roda nasib yang sedang tidak terlalu beruntung. Di masa diri sedang di rundung bingung.   Jangan sekali-kali berpaling. 

Jangan sekalipun berpaling.

@azurazie_

Desember 18, 2020

HITUNG HUNTING

Kenapa ketika memberi seringnya kita hitung-hitungan. Sedangkan ketika hunting-hunting seringnya kita suka lupa diri. Sedangkan hutang-hutang suka di entar-entar-kan.

Padahal dengan memberi, boleh jadi akan dapat peruntungan di kemudian hari. Sedangkan menumpuk yang dibeli, boleh jadi ada hisab di atas timbangan. Di akhirat nanti.

Maka, beruntunglah ia, ketika memberi tak pernah hitungan. Tak mempersoalkan untung rugi. Niatnya hanya ingin berbagi. Memudahkan urusan orang lain. Ringan tangan. 

Maka, beruntung pula ia, ketika mempunyai kesempatan untuk membeli, ia hitung-hitung dulu, menimbang-nimbang seberapa perlu ia dengan hal itu. Adakah alternatif lain yang sekiranya ia sudah punya. Dan memanfaatkan apa yang sudah ada. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk menunda membelinya. Meredam keinginannya dengan logika.

#plantsmakepeoplehappy
#plantssofinstagram
#plandemic 
#alocasiaamazonica 
#caladiumlovers 
#suplir 
#syngoniumwendlandii 
#calathealevonero 
#alokasialongiloba 
#caladiumtricolor 
#epipremnumpinnatum 
#pothosnjoy 
#azurazie_

Desember 17, 2020

BAHASA PROTES

Nak, di usiamu saat ini, bahasa protesmu adalah tangis. Bahasa ketidaknyamananmu akan sesuatu adalah tangis. Sampai ibumu terlihat gemas sekalipun, ketika menyuapimu makan, sedangkan dirimu yang tak lagi mau duduk diam. Berputar ke sana kemari. Ujung-ujungnya   bahasamu adalah tangis. "Kenapa aku di larang-larang, aku kan maunya begini. Aku lebih suka begitu." Boleh jadi itu penjabaran dari bahasa tangismu. 

Tak apa, seiring berjalannya waktu dan bertumbuhnya pemahaman baik.  Semoga kelak dirimu akan mulai mengerti, bahwa apa-apa yang sebenarnya tidak dibolehkan oleh ayah atau ibu adalah untuk kebaikanmu. Semata-mata untuk keselamatanmu. Untuk terhindar dari marabahaya. Terjatuh dari tempat tidur, misalnya. Dan ketahuilah bahasa ayah-ibu di saat menjagamu dari hal-hal yang kurang baik adalah cinta. Bahasa kasih sayang agar dirimu selalu baik-baik saja dalam pengawasan kami. Pun demikian semoga juga terterap ketika suatu waktu dirimu jauh dari pengawasan kami. Itulah yang dinamakan kebiasaan yang baik. Sesungguhnya ayah-ibu dan dirimu sedang sama-sama belajar menerapkan kebiasaan baik. Dengan mencontohkannya lebih dulu. Ketika makan harus duduk. Menggunakan tangan kanan. Tak lupa berdoa lebih dulu. Dan lain sebagainya.

Kelak, di masa yang lebih depan lagi, ketika dirimu sudah bisa mengungkapkan pendapat. Boleh jadi bahasa protesmu bertambah. Ah, semoga di saat itu ayah dan ibumu bisa tetap bersikap bijak, mau lebih dulu mendengarkan pendapatmu tanpa harus mengdikte ini itu lebih dulu. Bila dirasa masih kurang cocok tersebab kami sebagai orang tua sudah jauh lebih berpengalaman darimu. Lebih bisa menimbang-nimbang keputusan yang lebih tepat. Saat itu semoga kami bisa mengarahkan dengan cara yang baik.
Itu masa yang masih jauh sekali, nak.

Saat ini ayah dan ibu masih ingin menikmati moment membesarkanmu. Anak perempuan kami dengan tangan mungilnya itu. Dengan senyum imutnya itu. Tak ketinggalan dengan sifat 'sengke' nya juga sewaktu-waktu.

Bertiga membersamai waktu, merajut benang-benang bahagia yang akan menyelimuti hari ini, esok, lusa dan masa-masa yang lebih depan.  

Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah-langkahnya. Aamiin.

#khansatazkiyahayyinstory 

@azurazie_

DIAWASI

Karena Allah yang memelihara.
Allah pula yang menjaga.
Kemudian Allah juga yang mengawasi.

Tugas kita hanya perlu taat.
Terus dirikan shalat.
Selalu beribadah.
Tetap berserah.
Allah menepati janji.
Segalanya terpenuhi.

Kemudian berprasangka baik kepada-Nya.
Atas balasan-balasan kemudian.
Tahu diri sebagai makhluk-Nya.
Pun Allah juga yang adil dalam timbangan.

Semoga Allah terus memelihara.
Allah terus menjaga.
Kemudian ingat, Allah juga terus mengawasi.

Tugas kita juga perlu menjaga hati.
Terus memelihara adab diri.
Tutur kata, tindak tanduk.
Tetap bersujud sepenuh tunduk.

Kemudian berserah akan penjagaan-Nya.
Berserah akan pengawasan-Nya.
Berserah akan pemeliharaan-Nya.
Atas balasan terbaik-Nya.
Pun berserah akan apa yang kelak dimintai pertanggungjawabannya.

@azurazie_

Desember 16, 2020

KERUMUN

Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.

Sungguh, aku takut saat ini terlanjur percaya diri akan baik-baik saja. Padahal nyatanya masih menjadi seekor lalat yang berkerumun di antara kotoran-kotoran yang ada. Bukankah lalat memilih demikian juga sebab karena cinta? Cintanya terhadap kotoran terlalu buta hingga tidak tahu bahwa kerumunan itu tidak bisa membawa kebaikan untuk akhiratnya. Tapi kan lalat tidak akan ada hisab atas perbuatannya. Sedangkan kita?

Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.

Sungguh, aku takut saat ini sudah kah menjadi salah satu semut yang berkerumun di sembarang tempat. Suka dengan butiran gula yang bertebaran di lantai. Kadang suka pula dengan sisa-sisa bangkai. Bukankah semut memilih demikian juga sebab karena cinta? Suka tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk akhiratnya. Tapi kan semut tidak akan ditanyai atas pilihannya? Sedangkan kita?

Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.

Sungguh, bisakah kita satu di antara lebah-lebah yang hanya mau berkerumun di atas manisnya madu. Tegas atas pilihannya. Bukankah lebah setegas itu juga karena sebab cinta? Cintanya yang membawa banyak kebaikan untuk kerumunan lain. Yang sama-sama menjaga marwah kehormatan sesama saudaranya.

Ah, lebah memang beruntung. Sedangkan kita? 

Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.

Dimanakah kita saat ini berkerumun. Menjadi seekor lalat yang jauh dari hidayah. Menjadi seekor semut yang suka berada di pilihan abu-abu. Ataukah seekor lebah yang tegas akan imannya. Mempertahankan apa yang dipercaya. Berkerumun dengan yang dicintainya.

Sungguh, hidayah itu mahal harganya.

#azurazie_ 

Desember 14, 2020

KARENA ALLAH YANG MEMAMPUKAN

Karena Allah yang memampukan
Allah pula yang memudahkan
Kemudian Allah juga yang mencukupkan.

Tugas kita hanya perlu berusaha.
Terus berusaha.
Selalu berusaha.
Tetap berusaha.

Kemudian ikhlas akan ketetapan-Nya.
Ikhlas atas pilihan-pilihan-Nya.
Ikhlas atas pemberian-Nya.
Atas takdir terbaik-Nya.
Pun ikhlas atas apa yang diambil kembali oleh-Nya.

Semoga Allah terus memampukan.
Allah terus memudahkan.
Kemudian Allah juga terus mencukupkan.

Tugas kita juga perlu berdoa.
Terus berdoa.
Selalu berdoa.
Tetap berdoa.

Kemudian berserah akan ketetapan-Nya.
Berserah akan pilihan-pilihan-Nya.
Berserah akan karunia-Nya.
Atas balasan terbaik-Nya.
Pun berserah akan apa yang kelak dipinta kembali oleh-Nya.

@azurazie_

Desember 12, 2020

TAK ADA SALAHNYA MEMAAFKAN

Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur.

Tak lupa biasakan untuk melepaskan gelisah perasaan yang mengganjal, dengan memberi maaf untuk (s)iapa-(s)iapa yang membuat dirimu kesal hari ini.

Semisal, si fulan yang seenaknya menyerobot antrian ketika mengambil uang di atm. Si fulan yang kendaraanya menerabas kencang genangan air hujan yang membuat dirimu kecipratan. Si fulan yang dengan entengnya datang terlambat setelah ditunggu, padahal dirimu butuh cepat di saat itu. Si fulan yang seenaknya menyuruh ini itu dengan meminta buru-buru padahal dirimu ada keperluan lain yang lebih mendesak.
Maafkan mereka, dan doakan agar besok-besok jauh lebih bijaksana dalam melakukan segala sesuatunya.

Semisal, tetangga yang ketahuan menggunjing kekurangan dirimu. Atau Suami yang seringnya lupa menyimpan handuk basah di atas kasur. Atau istri yang kelupaan memasukkan bekal makan siangmu. Atau anak-anak yang suka susah dikasih tahu ini itu. Meski sebenarnya untuk kebaikan mereka juga. Maafkan mereka, dan doakan besok-besok jauh lebih baik dalam menyelesaikan segala sesuatunya.

Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur. Dan maafkan, untuk kesalahan-kesalahan orang lain. Baik yang kenal dekat atau bahkan hanya sepintasan lewat di perjalanan. Untuk kelapangan hatimu sendiri yang tidak terbiasa menyimpan kesal dalam hati. Atau bahkan dendam. Untuk kelapangan hatimu sendiri yang terdidik untuk selalu memaafkan, meski yang berbuat salah tidak menyadari lebih dulu. Maafkan, karena dirimu layak memiliki hati yang senantiasa bebas dari prasangka buruk. Dari menumpuknya perasaan-perasaan negatif.

@azurazie_

Desember 11, 2020

TAK ADA SALAHNYA BERDOA

Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur.

Selipkan doa, untuk siapa-siapa yang dirimu tahu, mereka sedang berjuang untuk memenuhi peruntungannya. 

Entah itu doa untuk yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Yang sepanjang hari resah menunggu ponsel berdering, berharap ada panggilan interview dari perusahaan yang beberapa hari yang lalu ia tinggalkan surat lamaran. Doakan semoga esok ada kabar baik untuknya.

Entah itu doa untuk yang sedang sedikit gundah hatinya karena omongan tetangga hari ini. Tersebab, belum adanya momongan. Padahal sejauh ini sudah belajar untuk selalu percaya terhadap ketetapan-ketetapan-Nya. Bahwa hal-hal yang baik ada pada waktu-waktu terbaiknya. Doakan semoga hatinya bisa lebih sabar untuk bekal ketika suatu saat Allah takdirkan seorang anak untuknya.

Entah itu doa untuk teman-temanmu, saudara-saudaramu yang sejauh ini masih belum terlihat tanda-tanda kedatangan jodohnya. Yang setiap harinya memantaskan diri sebagai salah satu upaya agar dapat jodoh yang bisa dikatakan cerminan diri. Doakan semoga mereka segera dipertemukan dalam sebuah ikatan.

Atau sebait dua bait doa untuk orang-orang yang hari ini kebetulan bersinggungan dengan keseharianmu. Tukang sol sepatu yang lewat di samping rumah. Tukang tahu keliling. Tukang remote tv. Atau supir angkot yang mengantarmu. Atau marbot masjid tempat dirimu menumpang shalat. Dan siapapun itu. Baik yang dikenal ataupun tidak tahu sama sekali walaupun untuk sekadar nama. Doakan, mereka selalu dimudahkan dalam tiap-tiap urusannya. Dalam kegiatan yang terbaiknya.

Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur. Mungkin memang butuh waktu lebih lama dari biasanya. Tapi, doa-doa itu bisa jadi tolak ukur seberapa bersyukurnya dirimu hari ini. Yang mungkin dari segi roda hidup, dirimu selangkah lebih maju dari mereka-mereka yang dirimu doakan.
Doa-doa itu pula bisa jadi refleksi diri untuk seberapa sabarnya dirimu hari ini. Yang mungkin dari segi masalah, dirimu tidak lebih krusial dari mereka-mereka yang dirimu doakan.

Ingatlah, boleh jadi kemudahan-kemudahan yang kita lalui hari ini, banyak andil tersebab doa-doa dari orang lain juga.

@azurazie_

Desember 06, 2020

TANYA KENAPA?

 Kenapa seringnya kita tidak menyukai sesuatu yang terbatas. Tetapi, di waktu lain selalu berharap orang lain mau memaklumi segala keterbatasan kita?


Kenapa kita suka sebal terhadap sesuatu yang rasanya kurang memenuhi ini itu. Tetapi di lain waktu tidak berusaha melebihkan sesuatu yang orang lain sedang butuhkan?


Apa karena ketika menerima kita selalu inginnya segala sesuatunya itu sempurna. Sedangkan ketika memberi inginnya selalu dimaklumi tiap-tiap kekurangan kita.


Begitulah kira-kira.


@azurazie

Desember 05, 2020

DAYA JUANG

tiap makhluk hidup memiliki daya juangnya masing-masing. dengan medan yang Allah telah takdirkan atas hidupnya.

tidak ada yang bisa memilih ingin di lahirkan di mana. dengan siapa dan dalam keadaan seperti apa.

seperti seekor ikan, misalnya. ribuan ikan lain boleh jadi terlahir di dermaga nan luas. air yang mengalir deras. jernih dan sumber makanan yang banyak. tapi nasib memutuskan ikan satu ini harus lahir dan besar di dalam aquarium.

seperti ribuan tumbuhan lain, misalnya. benihnya tumbuh di hutan nan luas. dengan unsur hara yang terbaik. dengan sumber mata air yang dekat. udara yang sejuk. dan pupuk alami yang melimpah. tapi nasib mentakdirkan tumbuhan ini harus bertahan hidup di sebuah pot kecil. yang ironisnya pemiliknya suka lupa untuk sekadar menyiram.

begitulah hidup. kita semua punya daya juang masing-masing. berjalan di atas takdir masing-masing. tak perlu merasa iri dengan kehidupan orang lain. di manapun dan dalam situasi apapun, jadilah makhluk yang hidupnya senantiasa bermanfaat untuk diri sendiri, alih-alih untuk orang lain. jadilah makhluk yang hidupnya selalu berusaha berperan dengan baik. sesuai porsinya masing-masing. tidak menghambat atau bahkan merugikan orang lain. dengan begitu, kita akan selalu merasa lapang menjalani kehidupan ini. tak merasa sesak seperti hidup di dalam akuarium yang sempit. tidak merasa tertekan seperti berjuang hidup di atas tanah dalam pot kecil yang tandus.

@azurazie_

Desember 04, 2020

TERBALIK TERBAIK

Kita selalu inginnya yang terbaik, bukan justru yang terbalik.

Terbaik sesuai keinginan. Terbaik yang bisa memenuhi kebutuhan. 

Dan ketika realitanya justru terbalik, bisa langsung murung, berkecil hati.

Kadang kala bermuram hanya karena hal-hal sederhana. Yang kalau di situasi normal hal itu mudah saja kita lalui. Tapi karena kadung kecewa dengan ekspektasi sendiri, justru yang sederhana itu bisa memberatkan langkah kita berikutnya.

Tiba-tiba turun hujan, misalnya.
Membuat kita terlambat ke suatu tempat.

Padahal tidak selalu yang menurut kita terbalik, itu bukan hal yang terbaik yang telah Allah pilihkan. Jangan-jangan sebab terlambat itu, Allah menyelamatkan kita dari bahaya yang lebih besar. Terbalik menurut kita, menjadi terbaik untuk kehidupan kita sendiri.

Kita suka sebal bila sesuatu menjadi terbalik, padahal berharapnya selalu ingin yang terbaik.

Maka, penting mendidik hati sendiri untuk selalu mengedepankan prasangka baik dalam setiap suasana. Agar hati tidak mudah begitu saja kecewa. Pikirkan dulu kira-kira apa hikmahnya. Koreksi juga kenapa sebabnya. Setelah itu bisa memutuskan langkah berikutnya.

Semoga dengan begitu, baik terbalik maupun dapat yang terbaik. Kita selalu terbiasa bersyukur dan bersabar dalam melaluinya.

Semoga!
@azurazie_

MENUMPANG HIDUP

Sama seperti kita, manusia yang menumpang hidup di dunia.


Makhluk-makhluk hidup lain pun demikian. Seolah menumpang hidup di sekitar kita. Seperti sekelompok semut yang berbaris di tembok rumah atau mengerumun sisa-sisa makanan di meja dapur. Seperti kucing-kucing liar yang kalau kita buka pintu langsung mengeong meminta makan. Seperti cicak-cicak yang bertengger di plafon di kala malam. Dan makhluk lainnya. Mereka semua seolah menumpang hidup di sekiataran kita sebagai manusia.


Yang kadang kala tingkah laku mereka membuat jengkel kita. Karena merasa terganggu. Karena sudah membuat kotor. Atau bahkan bisa berujung merugikan.


Sebagai yang punya hobi merawat tanaman pun begitu. Ulat-ulat yang menumpang hidup dengan memakan daun-daun #caladium kita. Atau keong racun yang sedang asik makan dedaunan. Sampai rumput-rumput liar yang suka ikut tumbuh di dalam pot tanaman hias kita. Mereka semua seolah menumpang hidup di sekitaran kita. Sedikit banyak mengusik keseharian kita.


Tapi, kalau direnungi ulang. Allah Maha begitu baik kepada kita semua. Sebagai manusia yang menumpang hidup di dunia, tentu manusia ini memiliki tingkah laku yang lebih beragam dari mahkluk-makhluk lain. Karena kita diberi akal dan pikiran.


Boleh jadi Allah pun suka jengkel melihat tingkah laku kita yang cenderung berlebihan. Yang suka keluar dari aturan.

Tapi, kitanya masih merasa aman-aman saja. Karena Allah lebih bijak menunda balasan itu. Tidak seperti kita yang serta merta langsung menghardik kucing-kucing liar yang tidak sengaja menyenggol pot tanaman kita hingga pecah. Tidak seperti kita yang langsung menyapu/menyiram semut-semut yang bergerayang di salah satu buah kita.


Bukankah begitu?

@azurazie

BERPIKIR POSITIF

Diberi kemampuan lebih untuk menyelesaikan sesuatu, yang mungkin jumlahnya lebih banyak dari beban orang lain.


Meskipun di saat yang sama harus punya kemauan lebih letih untuk menyelesaikannya.


Soal bonus lelahnya :

Biar jadi urusan Allah yang memampukan kita. Terserah Allah memberinya apa.

Boleh bonusnya selalu diberi kesehatan. Bisa juga kelapangan waktu bersama keluarga. Atu lain-lain.

Tugas kita :

Tetap mau usaha tanpa keluh kesah yang bisa menghambat prosesnya.


Semoga selalu ada nilai lebih dari sesuatu yang membuat kita lebih letih.

Soal bentuk lebihnya, percayakan kepada Allah saja.


Sesederhana itu.

@azurazie_

Desember 03, 2020

MENYAMBUNG REZEKI

Adalah benar pada rezeki yang kita terima, boleh jadi akan jadi rezeki yang Allah titipkan untuk orang lain.


Seberapa sering kamu ketika dalam perjalanan, Allah menggerakkan hatimu untuk mampir sebentar hanya untuk membeli minuman atau sekadar camilan? Boleh jadi si pemilik warung yang sepanjang hari kepanasan, sangat mengharapkan dagangannya laris hari ini. Untuk menambah biaya sekolah anaknya. Secara tidak langsung dirimu telah menyambung rezeki untuknya.


Suatu ketika, saya iseng mampir ke sebuah kios tanaman di pinggir jalan. Yang sebelum masa #plantdemic tidak pernah terpikirkan saya akan menyambangi tempat itu. Karena memang tidak terlalu antusias dengan tanaman. Itu dulu.


Pada hari itu saya ingin coba pengalaman baru, gimana sih rasanya membeli tanaman langsung? Apalagi kalau lihat di story-story medsos, kios tanaman ini sudah seperti menjadi ‘mall’ baru untuk banyak orang. Jadi lebih sering ramai.


Sayangnya kios yang saya datangi bisa dikatakan sepi pengunjung. Mulailah saya keliling dari jajaran polybag satu ke yang lainnya. Melihat-lihat jenis-jenis tanaman, yang memang kalau diperhatikan kurang terurus. Mungkin itu jadi faktor kenapa sepi.


Singkat cerita, saya memutuskan mengadopsi dua jenis tanaman saat itu. Dengan kocek hanya 15ribu rupiah. Mungkin bagi saya itu sekadar 'hanya’ tapi bagi pemilik kios bisa lebih dari sekadar kata itu. Terlihat dari sumringahnya dan berkali-kali berucap alhamdulillah.

@azurazie_

Desember 02, 2020

RUMUS CANGGIH 2

Rumus Canggih 2 :

Merasa cukup atas tiap-tiap pemberian-Nya. Tak akan pernah cukup waktu untuk mensyukurinya.

Cukup itu tentang menerima dengan apa adanya. Tanpa menuntut lebih. Hadza Min Fadlillah. 

Cukup atas nikmat-nikmat-Nya yang tiada tara. Yang tak pernah akan cukup waktu, tenaga, pikiran, perhitungan, perhatian untuk benar-benar mensyukurinya. 

Mulailah hari ini dengan merasa cukup. Agar langkah kaki kita tidak terasa berat karena membawa tuntutan keinginan. Agar langkah kaki kita hanya akan menuntun ke arah yang membawa banyak kebaikan-kebaikan.


@azurazie_

Desember 01, 2020

RUMUS CANGGIH 1

Rumus Canggih 1 :

Memberi lebih,
Bukan membeli lebih.

Memberi itu tentang merelakan.
Melepas sesuatu yang berada di genggaman.

Sedangkan membeli itu tentang menuruti keinginan. 

Memberi, bisa menjadi terapi untuk melapangkan hati. Belajar untuk ikhlas.

Membeli, seringnya membuat was-was diri. Ketika keinginan tak sanggup untuk dituruti. Seolah emosimu diperas.

Mari memberi lebih untuk menambahkan kebaikan-kebaikan lain.
Dan jaga diri untuk tidak selalu membeli lebih. Ingat! Kelas hisabnya akan diperhitungkan. 

@azurazie_