Agustus 15, 2018

SATU SHAF DI DEPANMU


Putri,
Satu shaf di depanmu, membuat aku lebih sungguh-sungguh menghadap-Nya. Seolah, aku ingin membuktikan atau sekadar ingin terlihat siap menjadi pemimpin atasmu. Yang kelak di hari perhitungan tak adalagi yang mampu di sanggah, kecuali amal-amal kebaikan yang bersaksi membela kita. 

Aku lebih sungguh-sungguh ingin terlihat siap di matamu (karena posisimu tepat satu shaf di belakangku) bila telah datang pertanyaan-pertanyaan itu. Siapa yang menasehatimu untuk selalu menutup aurat? Siapa yang selalu mengingatkanmu untuk menunaikan shalat? Membangunkanmu di kala sepertiga malam. Dengan doa sepenuh harap dalam-dalam. Maka, aku ingin sekali lantang dan membelamu di hadapan-Nya sebagai pimpinanmu. Ya Allah ya Rabb, bila masih ada cela atas istriku, itu dikarenakan ketidakmampuanku dalam mendidiknya di dunia. Maka, maklumilah kami berdua dengan rahmat-Mu.

Tapi, Putri.
Dikala sampailah sujud bersamamu, bergetarlah hati itu. Mulai keluarlah ketidakpercayaan diri itu. Ketika kening bertemu tempat sujud, seolah luruh juga ego itu. Luruh segala keangkuhan itu. Bagaimana bisa aku sepercaya diri itu, bisa sepenuhnya bertanggung jawab atasmu. Bila cela sendiri pun masih banyak yang harus diperbaiki. Bila saat-saat shalat sendiri pun, tidak ada keyakinan seteguh itu seperti saat kita berjamaah berdua.
#kampushijaiah
#azurazie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)