Juli 29, 2021

MENGUMBAR AIB

"Hati-hati ketika kondisi kita sedang sakit." Jim tiba-tiba memecah konsentrasi Lam yang sedang memeriksa aturan pakai obat yang baru ia terima dari dokter.

"Maksudnya hati-hati gimana?"

"Ya, bisa dibilang ketika kondisi kita sedang sakit, itu waktu yang mudah sekali untuk kita mengumbar aib kita sendiri. Menurunkan pertahanan kita sendiri." Lanjut Jim menjelaskan maksudnya.

"Jadi lebih mudah mengeluh maksdunya?" Lam mencoba menebak.

"Lebih tepatnya mengeluh bukan pada tempatnya. Di social media, misalnya." 

Lam mengangguk untuk sedikit setuju.

"Kenapa mengeluh dikategorikan sebagai aib?" Seperti biasa mengobrol dengan kawannya satu ini seringkali membuat Lam terpancing ingin tahu lebih dalam tentang apa yang maksud. Karena pemikirannya menurut Lam sering Out of the box.

"Ya, fitrahnya manusia kan, seharusnya mengeluh dalam senyap. Hanya sebatas dirinya dan Tuhannya yang tahu. Merintih diam-diam. Mengaduh dalam-dalam. Mengakui ketidakberdayaannya hanya kepada Allah. Tidak di depan manusia. Seharusnya begitu."

"Tapi, lumrahnya kebanyakan kita, alih-alih mengeluh hanya sebatas keluarga dekat dalam satu rumah. Kebanyakan kita mudah sekali membaginya ke mana-mana. Sampai yang tidak kenalpun bisa ikut kebagian curhatannya."

"Iya, ya jadi runtuh sudah pertahanan dirinya sendiri."

"Masuk akal kan jadi mudah mengumbar aib sendiri?"

Lam hanya mengendikkan bahu.

@azurazie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)