Juni 06, 2015

MENJADI ANAK YANG LEBIH BERMUTU


"Harus bersyukur masih ada yang mau bilangin, masih ada yang negor, masih ada yang perhatiin. Berarti masih ada yang peduli, masih ada yang sayang."

Saya tertegun sejenak, menghentikan kunyahan terakhir dari makanan yang sedang saya nikmati. Terasa dejavu dengan nasihat itu. Seakan ingatan terlempar ke masa lalu. Sewaktu saya masih kecil. Ketika keras kepala ini masih perlu dididik dengan keras dan bijaksana. Meski sampai saat ini masih belum juga lulus dan dewasa.

Betapa waktu melesat cepat berlalu. Dua puluh tahun lebih seperti baru kemarin. Tetapi nasihat itu seperti udara segar yang terus berhembus. Dan kali ini saya kembali 'tertampar' oleh hembusannya. Nasihat itu masih segar diingatan. Meskipun kalimat tadi, kali ini lebih ditunjukkan kepada adik lelaki saya yang paling kecil. Dialog antara ibu dan anaknya di dapur.

Waktu itu barangkali saya belum paham benar maksud kalimat ibu. Seperti adik lelaki saya yang tetap saja asyik dengan makanannya. Tetapi saat ini, ketika nasihat itu kembali terdengar. Saya paham. Ibu benar. Nasihat orang tua harus selalu didengar. Bukan hanya untuk saat itu ketika beliau menegur, tetapi untuk sepanjang perjalanan hidup kita. Agar tidak tersungkur.

Dik, barangkali saat ini kamu belum memikirkannya baik-baik. Kamu belum mengerti banyak hal. Tapi saya harap kamu tidak terjebak di jalan yang sama seperti yang kakak lalui. Kamu harus lebih banyak belajar sejak dini.

Karena waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali.

Dik, percayalah nasihat orang tua selalu benar. Untuk kita belajar. Belajar untuk lebih menghargai waktu. Dengarkan ibu. Jadilah anak ibu yang lebih bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)