Juni 08, 2015

untukmu RAMADHAN

Rasanya seperti baru kemarin. Aku bergegas pulang dari kemacetan ibukota. Tidak sabaran menunggu tanda dibolehkannya memanjakan lapar dan dahaga. Menyantap menu-menu idaman. Sering makan kekenyangan.
Rasanya seperti baru kemarin. Berduyun-duyun menuju masjid belakang rumah. Mengejar shalat tarawih berjamaah. Tidak ingin ketinggalan. Mencari shaft paling depan. Meski tidak bertahan lama, tidak sampai sebulan ruang masjid kembali menjadi lega.

Rasanya seperti baru kemarin. Memenuhi rutinitas bulanan. Tidak belajar melakukannya sebagai kebutuhan.
Rasanya seperti baru kemarin. Memaksakan diri bangun di sepertiga malam. Menahan kantuk mengunyah makan sahur. Tak jarang subuh kembali tidur.

Rasanya seperti baru kemarin aku bersedih ketika hari-hari terakhir bisa meniti ibadah bersamamu. Di sepuluh hari terakhir, malam-malam utamamu. Bersedih karena betapa malasnya mengisi kesempatan memperbaiki kualitasnya.

Rasanya seperti baru kemarin. Kau tinggalkan kami dalam kedukaan. Harus menunggu datangmu lagi setahun. Meski kau pun tahu banyak yang lebih bersuka cita. Euporia di hari raya.

Tinggal beberapa hari lagi gerbang pintumu kembali terbuka. Banyak yang bersuka cita menantinya. Semoga kami 'memperlakukan'mu jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)