November 04, 2013

Mimpi yang membawa pesan rindu

Kedatangan pagi adalah keniscayaan membawa harapan-harapan baru. Aku terbangun dengan menyunggingkan senyum. Benar demikian, ketika kau memimpikan seseorang yang ingin sekali kau temui, kau akan terbangun dengan wajah yang berbinar. Seakan kerinduan itu sudah sampai batas puncaknya. 

Kalau mau dipikirkan lebih serius, jika memimpikan seseorang yang amat berharga dalam hidupmu. Ada dua kemungkinan, kau yang benar-benar sedang merindukannya atau dia yang menyampaikan pesan lewat mimpi bahwa dia sedang rindu. Teori yang menarik bukan? Mari kita buktikan. 
Aku menyambar ponsel yang semalam ku isi baterainya. Mencari nomor yang ingin aku hubungi. Tidak sulit, karena berada di urutan paling atas. Aku urung memencet tombol dial. Ah kirim pesan saja, aku tidak ingin ia menyangka aku yang merindukannya. Pagi-pagi buta sudah telpon, sama saja pengakuan rindu paling masuk akal.

Aku mengetik pesan. Tidak panjang, hanya menceritakan kalau aku memimpikannya semalam. Dan aku teringat dia pagi ini. Pesan terkirim bersamaan dengan senyumku yang sumringah. Menunggu responnya, apa kira-kira. Belum sempat aku meletakkan ponsel di atas meja, ponselku bergetar. Satu pesan masuk.

Aku memang sedang menunggu kepulangan. Tapi bukan sekedar ingatan, melainkan nyatanya kehadiran.

Jdeeeeeeer! kalian bisa menebaknya bukan, siapa di sini yang paling rindu. Aku menyeringai, memikirkan balasan.

Belum sempat aku mengetik balasan, lagi-lagi ponselku bergetar. Satu pesan lagi masuk.

Jadikan aku tujuan, bukan sekedar pilihan. Sebab aku tidak mau ambil resiko, tidak berkenan jika hanya dijadikan persinggahan.

 Waduuuh bahasan sepagi ini sudah dalam sekali. Aku membayangkan wajahnya, aku tebak ia sedang merengut. Rasa-rasanya aku menang, dia yang paling cemas perihal rindu ini. Agar tidak merengut berpanjangan aku harus berbuat sesuatu. Buru-buru aku mengetik balasan.

Aku ingin terlihat di matamu sebagai lelaki yang bijaksana mencintaimu apa adanya. Hingga pandangan matamu mulai kabur dan menua. Sedang di mataku, kamu masih menjadi perempuan yang mengajarkan aku arti setia.” Semoga balasanku cukup menenangkannya. Aku tidak sabaran menunggu responnya.

Cukup lama tidak ada respon. Baiklah kalau sudah lebih dari 15 menit tidak ada balasan aku akan menelponnya. Aku tidak ingin ia merengut terus-terusan. Bagaimana pun aku tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang yang begitu lama tidak ditemui. Sedangkan harapan semakin hari semakin membuncah. Membayangkan pertemuan.

Aku putuskan menunggu dengan membaca-baca. Sepuluh menit berlalu. Ponselku bergetar lagi. Buru-buru aku membuka pesan masuknya.

Meski apa yang terpendam dalam hati ini hanya Tuhanku yang tahu. Aku beritahu kamu satu hal saja, aku selalu berbisik pada Tuhan “Semoga suatu saat Tuhan memberitahumu."

Ah dasar makhluk susah ditebak. Perempuan.... perempuan..... Aku jadi kelimpungan sendiri tidak terbayang bagaimana raut wajahnya sekarang. Bisa saja dia sedang tertawa-tawa sendiri di sana. Atau justru semakin merengut karena suasana hatinya terganggu? Sebenarnya siapa di sini yang paling tidak sabaran menunggu temu? Ah, ia jujur saja. Aku.

Sekarang aku harus menenangkan rasaku sendiri. Aku merangkai balasan.

Aku percaya tulang rusukku tidak akan tertukar. Kamu percaya tidak yang kelak menjadi tulang punggungmu masih berusaha menjemputmu dengan sabar? Untuk itu bantu aku dengan doa, agar Tuhan mempertemukan kita dengan segera.


Ia hanya membalas pesan itu dengan emot senyum.

Aku mencintaimu senyata ujung lidah mengecap rasa manis. Dan sampai hari ini fungsi lidahku masih normal.” Balasan pamungkas, semoga dia senang.

Tidak ada balasan lagi. Semoga seharian ini kau tidak murung, Nona. Aku rasa teoriku salah, bukan sekedar siapa yang paling rindu jika memimpikan seseorang. Mungkin, mimpi sekedar mimpi saja. Rindu tetap lah rindu. Sungguh itu nyata tidak sekedar mimpi. Barangkali nanti ketika kita sedang sama-sama merindukan, kita akan sama-sama berharap dipertemukan. Barangkali itu adalah waktu di mana kita mulai menyadari tidak seharusnya dulu saling memutuskan untuk pergi, menjeda, membentankan jarak sendiri.

11 komentar:

  1. ah, kau beruntung zie
    aku sedang merindu. tapi jangankan memencet tombol dial, sms saja aku tidak berani..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang sekali ini hanya fiksi jadi banyak kemungkinan lain yang tidak dituliskan jika dalam keadaan nyata :D

      Hapus
  2. Jadi kalo mimpiinseseseorang berarti............ ah sudahlah~

    BalasHapus
  3. aihh romantisnya pagi2 ;) :D
    rindu lebih nyata daripada mimpi! :D
    Lg LDR yak? *sok teu*
    jadi kangen deh sama yang kurindukan saat baca tulisan ini ;)

    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) segera dihubungi kalau gitu.
      Salam kenal juga terima kasih sudah main-main ke sini. :)

      Hapus
  4. aku faham betul watak perempuan dalam tulisan ini.. #izintertawa
    sebenarnya, dia ingin mengirimkanmu pesan, kak. Lebih pagi, sebelum kau bangun. Karena dia juga bermimpi. Dan bermimpi bertemu denganmu adalah mimpi palingn buruk. Dia kemudian berdo'a setelah tahajudnya, lalu berbisik pada Tuhan..
    hihi ;p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah sepertinya pengalaman pribadi nih #uhuk
      :D

      Beruntungnya dia Tuhan langsung mengabulkan pintanya :)

      Hapus
    2. sebenarnya hanya mengira-ngira tentang psikologi perempuan,kak. Dan permakluman universal memang begitulah adanya.. perempuan banyak mengundur-undur karena merasa tak pantas menjadi yang pertama.. termasuk ihwal mengirim pesan. hihi

      Hapus
    3. hoho apapun alasanmu kamu tetap bagian dari perempuan :D

      Hapus
  5. dalam kenyataan aku dan dia sedang tidak baik hubungan ada sedikit masalah di hubungan kami dia menghubungiku tapi aku bersikap acuh padanya supaya dia sedikit berpikir tapi aku sangat merindukan nya lalu aku memimpikannya bagaimana menurut kalian?

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)