November 24, 2013

NYAMAN

Nyaman. Tiba-tiba aku ingin mengurai kata itu. Lalu terbesit pertanyaan, seperti apakah suasana yang nyaman itu?

Kala menikmati kesendirian dalam sunyinya kamar. Ketika yang terdengar hanya bunyi detak-detik jam dinding. Hening. Tidak ada satupun yang menggangu. Ditemani rintik-rintik hujan yang turun di balik jendala. Atau ketika terbaring di hamparan rumput menghijau. Memejamkan mata, menikmati semilir angin yang membawa wewangian bunga dari pohon-pohon. Ditemani dengan gemericik alir mengalir. Atau mungkin duduk bersandar pada batu besar, kaki menjuntai ke air laut. Memandangi deburan ombak yang memecah karang.

Apakah seseorang akan merasakan kenyamanan di saat itu? Umm... bisa demikian bisa juga tidak. Boleh jadi pikirannya sedang rumit, hatinya sedang resah. Nyaman suasananya, tapi tidak jiwanya. Dan jangan lupakan satu hal, kebosanan yang kerap kali datang.

Nyaman. Apakah ketika berbincang berjam-jam dengan orang yang mengerti kita. Menceritakan apa saja. Tentang kisah-kisah masa lalu, mimpi-mimpi masa depan di depan beranda rumah kala senja. Sembari menikmati potongan buah magga yang diiris dadu. Ditemani dua cangkir coklat hangat. Bersenda gurau dengannya. Tertawa mendengar celotehnya.

Ataukah hanya sekedar chatting dengan seseorang nan jauh di sana. Seseorang yang belum dikenal di dunia nyata. Tapi terasa dekat di dunia maya. Seseorang yang belum pernah ditemui, mendengar suaranya, melihat wajahnya secara langsung. Tapi selalu dinantikan waktu luangnya untuk chatting dengannya. Seseorang yang kerap kali membuatmu tersenyum, tertawa riang sekalipun ia tidak akan melihat bahwa kita sedang tersenyum karena ulahnya, tutur katanya, candanya. Seseorang yang belum lama dikenal tapi kita sudah merasa biasa untuk menceritakan apa saja. tentang keseharian kita. Tentang mimpi-mimpi kita. Tentang kegiatan-kegiatan yang disukai. Ia tidak merasa keberatan untuk mendengarkannya. Dan kita sendiri menyediakan diri untuk menjadi pendengar yang baik untuknya.

Apakah saat-saat itu kita akan merasakan yang namanya nyaman? Aku tidak tahu persis apa yang membuat orang lain merasa nyaman. Yang kutahu, nyaman adalah saat di mana keberadaan kita, yang sedang kita lakukan seolah tidak terikat waktu. Tidak ada ukuran baru melewati waktu bersamanya sebentar, atau sudah berjam-jam. Itu teoriku. 

Mungkin suatu saat nanti kalian akan menemukan seseorang, ketika dengannya akan terasa nyaman, meskipun kalian tidak melakukan apa-apa, tidak membicarakan apa-apa. Sekalipun yang kalian lakukan hanyalah diam dalam waktu yang lama. Karena kalian tidak merasa bosan menghabiskan waktu bersamanya.
 

4 komentar:

  1. Nyaman itu, ketika hujan di pagi hari lalu duduk berselimut di kursi yang menghadap jendela sambil membaca buku. Sesekali menyeruput teh hijau yang disimpan di atas meja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyaman itu ketika hujan-hujan mencari rumput, kaki menyusuri ladang rumput yang basah. Untuk marmut-marmut yang sedang menunggu resah. #lhaaaa...

      Hapus
    2. emang marmut boleh makan rumput basah?
      duh nanti mereka gatal-gatal

      Hapus
    3. Sejauh ini mereka baik-baik saja. Tetap makan dengan lahap. Masuk kandang sendiri ketika pulang.

      Hapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)