Oktober 05, 2019

KEHADIRANMU

Nak, setelah lauhul mahfuz, rahim adalah tempat terbaikmu saat ini. Masa dimana kamu tumbuh dan berkembang sebagai janin hingga sembilan bulan lamanya. Maka, bertumbuhlah dengan baik. Membersamai doa dan harapan kami sebagai orangtuamu kepada Allah Sang Maha Pencipta dengan sebaik-baiknya bentuk.

Kau tahu, Nak. Sejak tanda kehadiranmu di W4 hingga saat ini memasuki W29, ada saja tentangmu yang membuat kami haru. Bertambahlah rasa syukur itu. Mengingatkan kami bahwa betapa berharganya sebuah kehidupan yang telah Allah anugerahkan. Tentang itu, ibumu yang paling mengerti bagaimana rasanya. Karena dirimu tumbuh pada rahimnya yang mulia. Tiap-tiap perkembanganmu, ibumu yang paling dulu merasakannya.

Aku masih ingat bagaimana ekspresi ibumu ketika untuk pertama kalinya mendengar denyut jantungmu. Entah sudah berapa kali kudapati ibumu menyeka air matanya. Lebih-lebih di week saat ini. Ibumu selalu antusias ketika menceritakan dirimu sudah mulai aktif bergerak pada perutnya. Seolah-olah sudah bisa diajak ngobrol dan bercanda.

Nak, sejak kehadiranmu pada rahim ibumu, selalu saja membuat kami merasa gembira. Ada saja moment-moment yang membuat kami begitu gemas. Semisal, kebiasaan kita di waktu malam. Ibumu selalu mengingatkan untuk membaca shalawat sebelum beranjak tidur. Dan dirimu selalu lebih antusias bergerak di dalam rahimnya ketika shalawat itu sedang aku lantunkan. Gerakanmu jadi lebih menggemaskan dari biasanya. Seolah dirimu sudah hafal dan ikut shalawatan. Seolah kita sama-sama sedang merindu baginda tercinta Muhammad Rasulullah di waktu bersamaan.

Hmm, sudah tentu begitu kan? Bukankah sejak di lauhul mahfuz hingga kini berada di alam rahim, tentang mengenal Allah dan kekasih-Nya Muhammad Rasulullah adalah fitrah dasar bagi seluruh anak manusia?

Nak, rasa-rasanya aku perlu berterima kasih kepadamu. Semenjak kehadiranmu dalam rahim ibumu. Aku mengerti bahwa, ternyata Allah memberi lupa untuk kemudian hari menjadi pelajaran hidup yang berharga ketika menjadi orangtua. Sebagai manusia, kita tidak pernah diberi ingat masa-masa masih hidup di dalam rahim. Tentang apa saja yang pernah dialami. Apa saja tahapan yang sudah di lewati. Bahkan memori itu terbatas, tidak banyak yang masih bisa mengingat masa-masa balitanya.

Masya Allah, itu skenario Allah yang luar biasa yang kini sedang aku rasakan, Nak. Bahwa, Lahnan 'ala Wahnin yang sedang ibumu rasakan saat-saat mengandungmu, adalah pelajaran hidup yang amat berharga dalam hidupku. Seolah-olah sedang diberi ingat, dulu aku pun pernah berada di rahim seorang ibu yang mulia, (yang kelak kamu panggil nenek.)

Dulu aku pun pernah menjadi sebab, di kala malam tidur tak bisa lagi nyenyak dan leluasa untuk bergerak. Menjadi sebab, punggung tetiba sakit dan perut terasa cepat lapar tetapi dibarengi mual.
Barangkali aku tidak begitu bisa menggambarkan kesusahan-kesusahan yang tengah dialami seorang ibu di kala mengandung anaknya. Karena sebagai laki-laki hanya bisa melihatnya saja. Dan saat ini hal itu seolah menjadi cambuk untukku, agar tidak menyakiti hati seorang ibu, apalagi mendurhakainya.

Tapi percayalah, Nak, sebab kehadiranmu menjadi akibat ibumu lebih sumringah senyumnya di kala syukur. Lebih merasakan nikmatnya di kala sabar. Maka. teruslah bertumbuh dengan baik, dengan doa dan harapan yang selalu membersamaimu tiap harinya.

@azurazie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)