Juni 05, 2018

MENGGERAKKAN HATI

Ternyata pacaran setelah nikah itu memang menyenangkan ya. Ups! Pembuka tulisan ini bukan sengaja membuat baper. Tapi, memang benar, setelah menikah apa-apa yang dijalankan menjadi lebih istimewa. Ada teman perjalanan yang selalu asyik diajak diskusi di mana saja. Kapan saja.  Tentang apa saja.

Contoh sederhananya perjalanan pada hari minggu kemarin. Dalam perjalanan itu, saya bercerita bahwa di malam minggunya merasa beruntung karena baru pertama kali dalam seumur hidup, berpengalaman di imami shalat taraweh oleh syaikh dari palestina di salah satu Masjid Besar di Bogor.

Masya Allah, terenyuh saya mendengar bacaannya. Meski dengan ayat yang panjang-panjang tetap terasa nyaman dan lebih khusyu. Maka saya menarik kesimpulan, barangkali itu salah satu hikmah kepada salah satu memilih imam dalam shalat itu adalah yang paling fasih bacaannya. Agar supaya makmumnya lebih khusyu dalam shalatnya.

Setelah saya menceritakan pengalaman itu, istri saya berkomentar sederhana. Tapi membuat saya merenungi banyak hal.

Katanya, "Allah yang menggerakkan hati a hingga sampai di masjid itu."

Benar juga, karena masjid itu terbilang cukup jauh dari rumah ataupun dari kantor tempat saya bekerja. Niat awalnya sih hanya untuk mencari suasana baru, sambil menunggu istri yang masih ada kuliah.

"Sama seperti sekarang kita ada di sini ya." Kata saya kemudian.

"Maksudnya?"

"Iya, dari sekian banyak tukang dagang, setelah putar sana, putar sini. Allah ternyata menggerakkan hati kita sampai akhirnya memilih belinya di tempat ini." Kami memang sedang mencari sesuatu di minggu siang kemarin.

"Itu artinya rezeki si abang hari ini dititipinnya sama kita a. Rezeki kita, sesuatu yang kita sedang butuhkan Allah titipkan juga di si abang ini." Katanya sambil tersenyum manis.

"Ah, istri aa luas sekali." Kata saya jujur. Membuat wajahnya bersemu merah.

Alhamdulillah. Begitulah bila Allah sudah menggerakkan hati kita, menuju ketetapan-Nya yang terbaik. Semoga Dia senantiasa memberi hidayah untuk kita, selalu cenderung menuju yang baik-baik saja.

20 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Juni 04, 2018

PIHAK YANG MANA?

Tak terasa ini tulisan sudah ke-19 selama ramadhan, beberapa hari ini terasa ada beban bila belum mem-posting sesuai komitmen. Onedayonepost. Bukan terbebani dengan harus ada tulisan-tulisan yang di posting, tapi lebih ke merasa punya hutang. Kan, di awal inginnya dirutinkan, di awal inginnya lancar tidak ada satu pun yang kelewat. Ini tentang tanggung jawab dengan omongan sendiri.
Begitu pula dengan perjalanan bulan Ramadhan di tahun ini. Semalam saat saya taraweh sempat bertanya-tanya di dalam hati, pada ke mana orang-orang yang sebelum ramadhan menanti dengan gembira. Sebelum ramadhan begitu antusias menyambutnya. Dengan serempak mem-viralkan di dunia maya. Pun demikian dengan semarak mendengungkan di dunia nyata. Munggahan. Siap-siap dengan menu berbukanya. Siap-siap dengan taraweh pertamanya.
Mereka pada ke mana? Apa udahan gembiranya? Apa segitu aja antusiasnya? Kok begitu doang endingnya? Ga seru banget.
Apa kamu juga mempertanyakan hal yang sama? Ketika melihat shaf solat taraweh semakin maju, warung-warung nasi sudah mulai leluasa membuka lagi warungnya dengan kaki-kaki yang menggantung di bangkunya.
Apa memang selalu begitu di tiap tahunnya. Bergembira hanya sekadar mengikuti trend. Tapi di hati tidak benar-benar paten.
Apa semerbak harumnya ramadhan di hidung mereka hanya ibarat parfum saja, yang perlahan-lahan hilang wanginya. Lalu ditinggalkan begitu saja.
Maka, beruntunglah bagi mereka-mereka yang masih menjaga rasa gembira itu. Dibarengi dengan rasa sedih karena sebentar lagi akan sampai di penghujungnya.
Kita ada di pihak yang mana?
19 Ramadhan 1439H
Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Juni 03, 2018

ISI HATI

Allah Maha Mengetahui Segala Isi hati. Maka, tidak malu kah kita bila masih meragukan tiap-tiap ketetapan-Nya. Masih berkecil hati atas tiap-tiap pemberian yang telah kita pinta.

Meragukan, bahwa adalah benar : Wallahu Khairur Roozikiin.. Allah sebaik-baiknya pemberi rezeki. Dan isi hati kita masih menyangkal, merasa rezeki orang lain lebih luas sedangkan kita hanya apa adanya. Kita merasa sudah kerja keras, tapi upah yang diterima masih jauh dari sejahtera.

Meragukan, bahwa adalah benar : Wa'anta Khoirul Waaritsin.. Dan Allah sebaik-baiknya mewarisi. Sedangkan isi hati kita masih meragu, jodoh tak kunjung datang setelah penantian yang panjang. Padahal melihat yang lebih muda banyak yang menikah duluan.

Meragukan, bahwa adalah benar : Wa'anta khoirul faatihiin.. Dan Allah sebaik-baiknya pemberi keputusan.
Sedangkan isi hati kita tidak terima bila harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Merasa keputusan-keputusan Allah merugikan apa yang telah kita upayakan.

Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Tidakkah kita malu bila masih terbersit keraguan atas tiap-tiap ketetapan-Nya. Merasa malu karena Allah Mengetahui tiap-tiap perasangka buruk kita kepada-Nya.

18 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Juni 02, 2018

LADANG PERNIAGAAN

Bila dunia ini adalah ladang perniagaan. Maka sepatutnya yang ada dalam pikiran manusia adalah soal untung rugi. Boleh jadi demikian, kelak ada manusia-manusia yang sederhana, dengan hati yang penuh ikhlas, selalu berbagi, selalu memberi, selalu mengalah, tanpa pernah mengeluh walaupun sering kali didzolimi. Manusia-manusia sederhana di mata manusia yang lainnya, tapi di yaumil kiamah mendadak timbangan kepunyaannya paling berat. Timbangan kebaikan-kebaikan. Ia menjadi manusia yang paling beruntung karena amal jariah selama di dunia.

Ada pula manusia-manusia yang sangat teramat dermawan, paling sosialis, berperikemanusiaan. Dan ia amat jumawa dengan timbunan amalan-amalannya. Merasa akan aman, di dunia dicintai banyak manusia. Digandrungi oleh manusia-manusia yang membutuhkan pertolongannya. Di akhirat ia merasa aman. Tapi sayangnya, tak disangka-sangka timbangan kebaikannya ringan sekali. Tersebab amalan-amalan jariahnya dibarengi dengan riya. Penuh pencitraan.

Bila dunia ini ladang perniagaan. Adalah waktu yang menjadi 'produk' paling unggulan, paling 'wah' dan bernilai harganya. Maka, tidaklah kau sadar, di beberapa waktu milikmu, selalu bersinggungan dengan waktu kepunyaan orang lain. Apabila kau biarkan ia menunggu terlalu lama, hanya tersebab kelalaianmu, hanya karena kebiasaanmu yang sering tidak tepat waktu. Tanpa disadari kau telah merugikan hak orang lain. Merugikan 'waktu' kepunyaan orang lain. Yang seharusnya sudah berbuat banyak hal. Sudah menjelajahi banyak tempat. Orang lain itu tertunda melakukan hal terbaiknya. Hanya karena ketidaktepatanmu.

Bila dunia ini adalah ladang perniagaan. Sering kali kita mengurangi dengan sengaja takaran 'waktu' orang lain. Dengan datang terlambat. Dengan kebiasaan buruk yang menghambat.
17 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Juni 01, 2018

TIDAK BERUNTUNG

Tahukah kamu, siapa orang-orang yang tidak beruntung itu. Adalah ia yang berdiam lama di dalam masjid, tapi tidak berniat iktikaf. Tidak beruntung, karena hidangan pahala ada di depan matanya, ia tidak mau mencicipinya.

Tahukah kamu, siapa orang-orang yang lebih tidak beruntung itu. Adalah ia yang kesehariannya berada di sekitar masjid, tapi enggan untuk masuk dan shalat berjamaah. Lebih mau menjaga gerobak dagangannya.

Tahukah kamu, siapa orang-orang yang lebih tidak beruntung lagi. Adalah ia yang hatinya tidak pernah condong kepada masjid. Sekadar untuk singgah, apalagi untuk beribadah.

16 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_