Sudah pasti, kita selalu ingin segala sesuatunya ideal sesuai dengan yang diharapkan. Part to part berjalan sesuai dengan list-list yang kita sudah rencanakan, agar keinginan itu terwujud paripurna. Agar harapan itu berbanding lurus dengan kebaikan yang kita bayangkan.
Akan tetapi, sayang sekali,
selalu ada faktor lain yang di luar kendali kita. Human eror. Atau
sering berbenturan dengan ego dan hak-hak orang lain. Atau tiba-tiba ada interupsi
dari pihak ketiga yang tidak tahu menahu, tentang apa saja langkah yang sudah
kita upayakan. Hal apa saja yang sudah kita bentuk dengan sedemikian rupa.
Yang apabila hal itu sedang
terjadi, sering membuat kita nelangsa. Runyam. Buyar sudah. Seolah tenaga,
pikiran, waktu terbuang begitu saja. Tidak kelihatan hasil baiknya.
Oooh... Kenapa mereka tidak bisa
mengikuti sesuai dengan idealnya kita? Kenapa dengan suka hati mendistraksi
apa-apa yang susah payah telah kita bangun? Kenapa tidak sepenuhnya membiarkan
segala sesuatunya berjalan apa adanya, step by step sesuai dengan
keinginan kita. Kenapa harus ikut campur? Kenapa suka usil ikut mengatur?
Sedangkan bila terjadi sesuatu
yang di luar kendali, kita juga yang pada akhirnya tertuduh duluan. Dan kita
pula yang merasa paling bersalah. Karena tidak kuasa mempertahankan. Maka, benar adanya. Satu-satunya yang
menghibur hati ini bahwa: Yang dilihat Allah adalah proses, bukan
hasilnya.
Biarpun ekspektasi kita tidak
selalu tercapai, tapi Allah tahu langkah apa yang sudah kita coba. Soal hasil
akhir biarkan bekerja sesuai dengan ganjarannya. Tugas kita sebatas usaha. Terus berusaha, sampai tidak terasa, tak ada lagi
keluhan-keluhan. Tak ada lagi rasa kecewa yang di luar kemampuan kita. Karena
kalau masih ada itu (keluhan dan mudah kecewa) rasa-rasanya definisi ikhlas
belum juga kita dapati maknanya.
@AZURAZIE_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)