Mei 31, 2018

BANTING TULANG

Saudaraku,
Bukan bermaksud menyinggung perasaanmu. Alhamdulillah kalau masih ada sedikit ketersinggungan atas tulisan ini. Itu artinya, sedikit ada kesadaran bahwa yang aku tulis memang ada benarnya. Bahwa sudah sejauh ini kamu memang terbiasa melakukannya.

Sungguh aku hanya ingin berdoa, semoga hidayah itu akan selalu membersamai keseharian kita.

Adalah benar mencari nafkah adalah ibadah yang amat utama. Soal rezeki memang sudah ditentukan kadar dan takarannya. Tak akan tertukar. Dan Allah pun Maha Luas Pemberiannya.
Tapi saudaraku,

Sampai segitunya kah engkau mengais rezeki. Berangkat gelap pulang gelap getol sekali mencari pundi-pundi harta. Sedang, waktu datangnya panggilan shalat engkau bergeming seperti tidak terdengar di gendang telinga. Sedang di bulan suci Ramadhan ini engkau dengan asyik merokok, makan, minum seperti tidak ada beban di dada.

Sampai segitunya kah engkau mengais rezeki, hingga melupakan hakikat engkau berada di dunia. Sebegitu semangatnya kah engkau mengumpulkan harta sampai lupa bersujud kepada pemberi-Nya. Bukankah Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki?

Apa mungkin inilah sebab musababnya dirimu masih tidak merasa berkecukupan. Sedangkan usaha sudah sampai memeras keringat membanting tulang. Jauhlah berkah atas apa yang engkau sedang usahakan. Tersebab ibadah tidak lagi engkau anggap sebagai keutamaan.
Mau sampai kapan?

15 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Mei 30, 2018

PEMIMPIN

Setiap diri adalah pemimpin. Dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Pemimpin secara personal di dalam diri adalah hati. Hati dengan pemahaman yang baik akan menuntut anggota tubuh yang lain ke arah yang baik-baik saja. Jalan yang lurus. Jalan yang di ridhoi. Hati yang memiliki iman yang teguh tidak akan mudah goyah dari bisikkan-bisikkan yang menyesatkan. Karena tujuannya adalah akhirat, tidak tergiur dengan pesona dunia yang sesaat.

Pimpinan dalam rumah tangga adalah suami, bagaimana mendidik seorang istri agar keluar rumah dengan pakaian dan perbuatan yang baik. Yang menjaga kehormatan rumah tangganya. Sebab, surga seorang istri ada pada ridho suaminya.

Pimpinan dalam keluarga adalah seorang ayah. Bagaimana membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai agama yang baik. Pemahaman-pemahaman yang lurus. Sebab, ayahlah yang mengemban tugas itu, menjaga diri dan ahli keluarganya dari api neraka. Mutlak ada di dalam Al-Qur'an.

Dan seorang pemimpin yang dicenderungi adalah teladannya. Yang selalu menuntun lebih bijak, bukan menuntut dapat lebih banyak.

14 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Mei 29, 2018

BEBAN

Allah tidak pernah membebani suatu kaum melebihi batas kemampuannya. Pun demikian nasib suatu kaum akan berubah sesuai dengan apa yang mereka upayakan.

Kita berjalan di bumi ini tergantung niat masing-masing. Dan kekuatan sebuah niat adalah luar biasa. Seseorang bisa bertahan sedemikian rupa karena niat yang ia genggam di dalam dada. Niat mempertahankan akidah, mempertahankan kehormatan. Itu soal yang sangat krusial. Yang boleh jadi sampai harus mempertaruhkan nyawa. Perkara yang lebih sederhana adalah niat menjalankan puasa.

Bila seseorang yang dalam syariatnya sudah berkewajiban berpuasa. Tanpa ada udzur apa-apa. Apa puasa itu sudah terlalu membebani hidupnya? Bila puasa itu ia anggap sebagai beban.   Lalu apa yang bisa mengubah nasibnya agar sadar diri untuk tidak lagi enteng berbuka? Atau memang tidak pernah terbersit sedikit pun niat di dalam hatinya?

13 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Mei 28, 2018

SEPARUH AGAMA

Ramadhan tahun ini, saya teramat sangat bersyukur sudah didampingi oleh istri. Meskipun tidak selalu berbuka bersamanya, karena rutinitas masing-masing. Tapi, bisa dipastikan menyantap sunnah sahur selalu bersama. Nikmat kan?

Saya jadi merenungi satu hal, bahwa dalam pernikahan itu artinya menyempurnakan separuh agama. Barangkali, untuk seseorang yang masih sangat dangkal ilmu agamanya. Tidak mengerti benar tentang definisi sebenarnya dengan istilah menyempurnakan separuh agama. Yang saya bisa renungi dan ambil hikmahnya adalah, dengan adanya istri, selalu ada kesempatan untuk shalat berjamaah. Bila situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk shalat berjamaah ke masjid. Selalu ada ia yang siap sedia menjadi makmum dan mengaminkan tiap-tiap doa selepasnya. Jadi 27 derajat itu selalu bisa diraih sempurna.

Maka, demi Nama-Mu yang Agung, pemilik alam semesta dengan anugerah-anugerah nikmat yang tiada tara. Hamba bersyukur Ramadhan tahun ini di dampingi olehnya. Seorang istri solehah yang menyempurnakan separuh agama. Alhamdulillah... alhamdulillah...

12 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_

Mei 27, 2018

IMAN & MALU

Iman itu naik turun. Kadang teratur, sering juga futur. Kalau lagi turun bisa bahaya kalau dibiarkan berlarut-larut. Ada rasa enggan untuk memulainya lagi. Lebih bahaya lagi kalau sudah semakin lunturnya rasa malu. Maka, iman harus dididik dengan rasa malu. Malu kalau terus-terusan masbuk, malu kalau terus-terusan malas. Malu kalau terus-terusan mengumbar maksiat. Dan sebagainya dan sebagainya.
Nah, perkara malu. Adalah sebaik-baiknya fitrah sebagai seorang muslimah. Makanya yang sadar diri atas kodratnya dari hati, muslimah-muslimah yang solehah akan menutup sedemikian rupa auratnya. Akan menjaga lisan dan pandangannya. Mahkota yang mereka miliki amatlah berharga. Di matanya sendiri. Apalagi di mata orang-orang yang memandangnya.
Mirisnya di zaman sekarang ini, rasa malu rasanya semakin terkikis dari pribadi seorang perempuan. Contoh sederhana, di grup-grup atau pun social media. Ada saja satu dua perempuan yang sengaja benar meng-share video-video yang agak sedikit 'nyeleneh' 'vulgar'. Yang kalau direnungi itu sama saja menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang perempuan yang memiliki rasa malu. Bayangkan saja, tidak sampai lama komentar komentar genit mulai muncul dari kaum laki-laki. Yang memang notabenenya 'doyan' dengan hal-hal seperti itu. Isi video/gambar itu menjadi bahan guyonan, bahan ledekan meraka. Yang lucunya lagi si perempuan ikut tertawa. Ikut komentar. Seakan lumrah saja.
Duh, begitulah di zaman sekarang. Banyak hal-hal yang seharusnya tidak dijadikan bahan lucu-lucuan, yang tidak berfaedah, tidak menambah manfaat. Tapi sangat digandrungi oleh kita semua. Setiap hari secara tidak sadar kita konsumsi bersama-sama.
Maka, adalah benar. Adakalanya iman itu naik turun. Bila sedang naik, apapun menjadi teratur. Bila sedang turun, menjadi kendur dan futur. Dan rasa malu menjadi kontribusi yang cukup besar untuk mempengaruhi keadaannya.
Semoga kita semua mampu menjaga kestabilan hati. Untuk senantiasa memupuk iman dan rasa malu.
11 Ramadhan 1439H
#Ramadhanberkualitas
@azurazie_