Maret 27, 2019

KEMATIAN MAKHLUK BERNYAWA DAN BATAS USIA MAKHLUK YANG TIDAK BERJIWA

Jika kematian adalah sebuah keniscayaan untuk makhluk hidup di dunia. Berarti kerusakan atau kehilangan pun menjadi keharusan yang mutlak dialami oleh makhluk yang tidak memiliki jiwa (benda-benda untuk membantu keperluan manusia.) Hukum alamnya seperti itu.

Kenyataannya, meskipun nurani manusia memang takut menghadapi keniscayaan kematian. Dan nalurinya sangat menyayangkan ketika benda-benda kepunyaannya lantas hilang entah ke mana, atau tiba-tiba rusak. Pada akhirnya, sebuah keniscayaan sudah semestinya bakalan terjadi pada waktu-waktunya. Tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan jadwalnya.

Mirisnya, manusia cenderung terlalu merasa memiliki benda-benda tidak berjiwa itu, hingga jika salah satu saja rusak atau bahkan hilang, mereka akan nelangsa sepanjang hari. Kadang sampai berhari-hari. Apalagi benda itu penting, memiliki sejarah panjang, menyimpan kenangan senang. Padahal sejatinya apa-apa yang pernah terlahir, pernah tercipta ada batas-batas usianya.

Itu perihal nasib benda-benda tidak berjiwa. Bagaimana dengan usia manusia? Bukankah jauh lebih berharga? Dan sudah menjadi keniscayaan akan ada batasnya juga. Sebab termasuk yang pernah terlahir, pernah tercipta.

Hanya Sang Penciptanya yang kekal selamanya. Allah yang menggenggam makhluk yang bernyawa dan yang tidak memiliki jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)