Juli 29, 2016

BERBAGI ATAU MEMBERI?



“Menurutmu apa bedanya berbagi dengan memberi?” tanyaku sambil mengembalikan salah satu judul novel yang tadi sembarang aku ambil dari raknya. Sedikit kecewa karena belum ada yang dibuka sampul plastiknya. Padahal covernya menarik.

Ya, sudah hampir satu jam kami bertahan di toko buku ini. Ruangan yang selalu penuh oleh pencintanya. Baik yang memang hanya untuk menumpang baca secara gratis. – seperti kami. Ataupun mereka yang memang sibuk mencari buku-buku referensi untuk tugas sekolahnya.

“Memang ada bedanya ya?” Dia malah bertanya balik, menoleh sejenak dari halaman buku yang sejak tadi ia baca. “Oh iya, seharusnya memang ada bedanya. Tapi apa dong bedanya?” katanya menambahkan.
Aku menggaruk kepala. Seperti biasa menjawab dengan ciri khasnya. Pada akhirnya apa yang aku tanyakan, harus aku juga yang mencarikan jawabannya. Hmm...

 “Ya beda, kalau memberi itu artinya kamu melepaskan hampir semua yang kamu punya. Mungkin kamu hanya menyisakan sedikit untukmu. Atau bahkan melepaskan semuanya begitu saja. Tanpa pamrih.”
Kembali aku menyambar sembarang salah satu novel penulis cukup terkenal. Yang kali ini ada ‘sample’ gratis yang bisa aku baca. Sedangkan dia masih tetap setia dengan buku yang sama. Sudah hampir selesai ia baca.

“Oh begitu.” Katanya sok paham dengan apa yang aku utarakan barusan. “Kalau berbagi?”

“Berbagi itu artinya harus sama rata. Sama besar. Kamu ikut menikmati hal yang sama. Kamu membiarkan orang lain menikmati apa yang sedang kamu punya.” Kataku sambil membalikkan halaman.


“Teruuuus?” katanya sambil meletakkan buku yang sejak tadi ia ‘kuasai’. Padahal boleh jadi ada orang lain yang juga ingin membaca ‘sample’ gratisan itu. “pindah ke rak komik yuk!”

“Ya tidak ada terusannya.” Aku ikut mengekor.

“Ye... maksudku kenapa tiba-tiba bahas soal beda berbagi dengan memberi?” katanya tanpa menghentikan langkah. Sesekali sambil merapikan posisi buku yang berantakan di rak. Bekas pengunjung lain yang tidak bertanggung jawab setelah membacanya.

“Nah, menurutmu kalau cinta itu seharusnya saling berbagi atau saling memberi?”

Dia berhenti sejenak, menatap ke arahku. Seolah-olah pertanyaanku barusan memang penting sekali untuk disimak secara baik-baik. Aku juga jadi ikutan serius.

“Berbagi apa memberi ya? Hmm... Ya seharusnya saling berbagi sih menurutku mah. Tapi bisa juga memberi kan ya?” 

Errr!


 

1 komentar:

  1. Wah, narasi yg menarik. Jadi ikutan mikir, berbagi atau memberi ya?

    Mungkin gini..
    Kalo cinta untuk Allah, memberi. Seperti yg Mas Azura Zie tulis bahwa kalo memberi artinya kita melepaskan hampir semua yg kita punya atau bahkan semuanya.

    Kalo cinta untuk makhluk-Nya (khususnya manusia), berbagi. Seperti yang Mas Azura Zie juga tulis bahwa kalo berbagi artinya sama rata, sama besar. Orang yang menerima cinta kita juga merasakan hal yang sama kita nikmati.

    Bagaimana, Mas Azura Zie?

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)