Desember 28, 2012

Kenapa Harus Wudhu Kak?


Riuh rendah suara hafalan terdengar merdu, membawa kesejukan penghuni Saung Alif. Rupanya Syauqi tidak bisa sekedar mengambil beberapa berkas di sana, ada beberapa staff pengajar yang tidak bisa membimbing hari ini dikarenakan sakit. Mau tidak mau Syauqi turun tangan ikut membimbing, mengingat banyaknya anak-anak yang sudah berniat belajar.

Setidaknya ia berada di lingkungan yang sedang melantunkan ayat-ayat Allah, sedikit banyak membantu menenangkan hatinya, meluruhkan penatnya.

“Loh kok di belakang pada berisik? Hilman, Irgi ada apa?” Syauqi menegor kegaduhan dibarisan belakang.

“Itu Kak Uqi masa Irgi batal tapi nggak mau ambil wudhu lagi Kak.” Tanpa tedeng aling-aling Hilman membeberkan kesalahan temannya. Seketika wajah Irgi bak kepiting rebus karena malu.

“Nggak boleh gitu dong Irgi, kalau memang batal wajib wudhu lagi, apalagi sedang memegang Al-Qur’an, sedang membacanya juga.”

“Memang kenapa harus wudhu Kak?” Tanya Irgi polos.

“Begini Irgi, kakak tanya deh, kamu sayang nggak sama mainan motoran polisi yang kamu bawa itu?” Irgi kecil mengangguk. Syauqi sengaja menggunakan media mainan yang sering dibawa Irgi ketika ke saung untuk memberi jawaban. “Kamu tega nggak kalau dia kamu pegang padahal tangan kamu lagi kotor?” Irgi kecil menggeleng. “Memegang Al-Qur’an juga gitu, harus disayang, harus dalam keadaan bersih, jadi kalau batal harus ambil wudhu lagi, karena saat itu kita lagi kotor."

“Oke kita tutup dulu deh Al-Qur’annya.” Serempak semua mengucapkan Shadakallah. “Adik-adik kakak di sini kan sudah banyak yang beranjak remaja, coba mulai jadikan wudhu itu sebagai keharusan, bukan sekedar kewajiban. Sebenarnya kalau dunia ini mau aman, mau mengurangi kejahatan, atau pribadi kita sendiri ingin selalu terjaga dari sifat-sifat yang merugikan, ya sederhananya dengan menjaga wudhu. Karena dengan wudhu saja sudah banyak doa yang kita panjatkan. Misalnya saat membasuh muka, dalam hati kita niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, di hatipun sematkan doa, semoga diberikan kemuliaan wajah, dijaga pandangan mata untuk tidak melihat yang buruk.”

“Terus ketika membasuh kedua tangan sampai siku, dalam hati berdoa, semoga tangannya dipelihara untuk nggak mengambil yang bukan haknya, nggak melukai dan membuat kerusakan. Ketika membasuh sebagian kepala, sematkan doa di dalam hati, semoga air yang terbasuh itu selalu menjernihkan pikiran, selalu diberi petunjuk dan jalan terang. Ketika membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dalam hati berdoa semoga langkahnya selalu berada dijalan kebenaran, jalan ke ridhaan, nggak salah langkah dan diselamatkan hingga menuju jalan yang lurus, jalan yang diberikan nikmat oleh Allah.”

“Tentu saja doa-doa itu adalah harapan untuk menuju syurga, dan melakukan wudhunya dengan cara yang benar, dengan tertib. Masya Allah, secara nggak langsung Allah sudah menjaga diri kita dengan memerintahkan berwudhu. Apalagi kalau wudhu sudah sampai tahap kebutuhan lebih bagus lagi. Insya Allah sifat-sifat jelek pada diri kita akan berkurang.” Syauqi menghela napas.
"Kak kalau begitu berarti ambil wudhunya lama banget dong Kaaa, habis berdoa teruuss." Celetuk Irgi yang membuat beberapa temannya tertawa, tapi kakak-kakaknya melotot ke arahnya.

“Memangnya kamu kalau wudhu seperti capung lagi kepanasan minum air.” Lagi-lagi riuh tawa membahana. “Ssssst, tertawanya nggak boleh sampai terbahak. Nggak lama kok Irgi, itukan cuma penjabaran dari setiap doa ketika kita berwudhu, nggak harus dibacakan seperti yang tadi kakak ucapkan. Jadi jangan malas-malas berwudhu ya. Ayo yang batal ambil wudhu lagi, sudah masuk Shalat Dzuhur. Hilman kamu Adzan ya.”

 “Iya Kak.”

#NafAs 2 Masa Hal. 110
***

Apa yang kamu katakan saat ini, yang kamu lakukan hari ini. Suatu saat nanti sedikit banyak akan menjadi bumerang untuk dirimu sendiri jika kamu tidak berhati-hati melakukannya. Lihat saja, berapa banyak orang yang celaka karena lidahnya sendiri. Berapa banyak orang yang jatuh ke lubang yang ia buat sendiri. Berapa banyak orang yang tidak memahami semua itu dan belajar atas kesalahan sendiri. #Cermin diri.

9 komentar:

  1. Udah berapa lama ya nggak megang Al Qur'an
    hehehe,
    ampun dah.
    kyk e nggak bakat nih baca gituan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata bijak orang tua : Bisa ala biasa,Bakat ala tekad kuat...

      Hapus
  2. Like this post!! :D
    prok prok prok!!!

    BalasHapus
  3. ^^d

    maakanya biasaiin tilawah abis shalat, kan jd ga usah ngambil wudhu lagi #dasarnyaemangmales =D

    cerpennya bagus ih :)

    BalasHapus
  4. iya Bang Uz. berwudhu memang indah. saya punya saudara, setiap dia menyentuh air, pasti langsung berwudhu. wajahnya kelihatan bercahaya. saya jadi tergerak. pengin nyobain Insya Allah.

    saya suka quotenya di atas. lidah bisa menjerumuskan si pemilik lidah ya.. bahaya lidah, kata Imam Ghazali. semoga kita terhindar dari hal demikian.

    BalasHapus
  5. Maasyaa Allah, bagus cerpennya ^_^

    Selain itu...
    Ketika seorang hamba berwudhu dan membasuh wajahnya, maka lunturlah dosa-dosa yang pernah dilihat matanya bersama dengan tetesan terakhir air wudhunya, begitu pula dengan dosa-dosa yang pernah dikerjakan oleh tangan dan kakinya, hingga ketika selesai ia sudah kembali dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosanya (catatan: hanya dosa-dosa kecil; dan bila dikerjakan harus dengan sungguh2 dan mengharapkan pengampunan dari Allah) Kemudian setiap langkah kakinya pun ketika menuju tempat sholat menjadi tambahan pahala baginya...

    :)

    BalasHapus
  6. Kalaw saya sih wudlu jika mau tidur. Insya Allah tidak lupa

    BalasHapus
  7. Mulutmu adalah harimaumu...mgk karena perkataan bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri itu ya.

    #pengennya bisa rajin wudhlu jugaaa

    BalasHapus
  8. pengen bisa gantungin wudlu tapi nggak bisa bisaaaaa :/

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)