Oktober 08, 2015

TITIKTEMU - PULANG



Kamu tahu, Fa. Kucing adalah hewan yang paling hafal jalan pulang. Insting untuk kembali ke tempat asal mereka berada sangatlah tajam. Bisa dipastikan mereka tidak akan tersesat.

Keluargaku termasuk orang-orang yang suka sekali dengan binatang. Apalagi kucing. Sejak kecil, kucing akan silih berganti, datang, menetap dan pergi dari rumah. Entah sudah berapa ekor kucing yang menjadi ‘teman’ bermain kami. Mulai dari si Manis – karena bulunya orange, si Panjang – adiknya si manis berbuntut panjang, si Bungsu – paling kecil dan paling manja. Nasibnya malang karena pernah kecebur ke dalam sumur. Si Nenek-nenek – ibu dari ketiga kucing tadi. Benar-benar asbun sekali ya memberi nama untuk mereka.

Ada juga yang namanya Si Ucil yang mati tragis ketabrak mobil. Dan entah siapa lagi nama-nama mereka aku sudah lupa. Yang terakhir dan masih ada di rumah sampai sekarang namanya si Frei. Ini mungkin ‘terlalu’ keren untuk nama seekor kucing

Suatu hari mama memintaku ‘buang’ Si Ucil. Karena kucing satu ini paling susah diatur. Sudah besar buang kotorannya masih sembarangan. Suka sekali mengasah cakarnya ke sofa. Dan mama sudah terlanjur sebal dengan ulahnya. Menurut mama, ia sudah waktunya mau cari makan sendiri. Bukan numpang hidup di rumah kami lagi.

Kamu pasti pernah dengar, syarat buang kucing itu harus ditutup matanya. Orang-orang malah ada yang tega sekali kucing-kucing itu di karungin. Sebab kalau mata mereka masih terbuka. Masih melihat jalan yang di lalui. Sejauh apapun itu, cepat atau lambat mereka pasti akan kembali ke tempat semula.

Saat itu, meski dengan perasaan tidak tega, aku menggendong si Ucil sambil menutup matanya dengan telapak tangan. Berkali-kali berusaha ngebuang kucing itu ke tempat yang menurutku cukup jauh untuk ia ingat.

Sayangnya usaha itu gagal total. Meski yang terakhir kali sengaja benar mengambil jalan yang berputar-putar, naik-turun. Setelah itu berlari sekuat tenaga untuk menghilangkan jejak. Tetap saja keesokan harinya suara ‘ngeong’nya kembali ada di depan pintu meminta makan. Entahlah, padahal aku sudah pastikan menutup matanya dengan telapak tangan. Barangkali insting yang menjadi mata keduanya.

Begitulah, Fa. Kucing adalah hewan yang paling hafal jalan pulang. Sejauh apapun ia bermain, keluar rumah dengan kehendaknya sendiri. Atau dipaksakan pergi dari tempat yang ia sukai. Tempat yang membuat nyaman untuk ditinggali. Pada akhirnya jika ia mau, mudah untuknya kembali lagi.

Seharusnya kita belajar seperti kucing. Selalu tahu dimana tempat untuk kembali. Sesuai keinginannya. Sesuai kemauan hatinya. Seharusnya kita belajar seperti kucing. Selalu tahu arah pulang.

Kucing yang tidak tersesat untuk kembali menuju rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)