September 17, 2015

TITIKTEMU - KEMBALI

“Hei, kamu apa kabar?”
P
esan singkat itu menarik kembali perhatianku yang sedang menikmati rintik hujan. Mencoba merasakan iramanya yang sudah cukup lama tidak turun.
Ah… jelas sekali ini rindu. Terus terang saja, musim kemarau kali ini terlalu tega membiarkan kami lebih lama untuk bertemu. Di penantian yang panjang, hujan itu baru kembali pulang.
Kembali ke pesan yang baru datang beberapa menit yang lalu. Pesan itu tidak bertuan. Nomornya asing. Dahiku mengerut karena tidak berhasil menerka siapa yang mengirimkannya.
            Membalas pesan sederhana dan sedikit basa-basi bertanya siapa tidak ada salahnya. Iya kan?
            “Agen Gerimicious J” 
            Mulutku sempurna membentuk huruf O. Dikira siapa. Cukuplah keterangan itu menjadi alasan untuk menyunggingkan senyum. Sesuatu yang tiba-tiba datang setelah lama tidak ‘pulang’ memang cukup membahagiakan.
            “Ya Allah, ke mana aja kamu? Ikutan kemarau?”
Jemari itu lincah sekali mengetik balasan. Memang banyak alasan untuk antusias menanggapinya. Banyaaaak sekali. Hingga tidak tahu kapan terakhir kali kami masih saling sapa.
 “Nggak kemana-mana kok. Kalau aku tak terlihat mungkin lagi ketutupan sama kesibukanmu yang lain.”
Dan rantai balas-membalas pesan itu semakin panjang. Semoga tidak akan terputus (lagi). Ya semoga saja hujan di luar sana kali ini pun tidak cepat hilang.
“Begitukah? Atau kamu yang sengaja bersembunyi?”
“Lagi nggak ingin ditemukan aja.”
“Hmmm…. Masih suka sok misterius ya? Lalu apakah alasan yang membuatmu saat ini menampakkan diri?” serius ini aku penasaran.
“Hanya nggak ingin mudah ditebak aja.” Hmmm sungguh jawaban yang tidak melegakan.
“Umm… selalu begitu.”
“Hahahaha…..”
“Btw… arigato telah menyapa kembali. Rasanya seperti telah menemukan sesuatu yang hilang J
Ada jeda sejenak. Secepat itukah tawa itu pergi?
“Maaf ya kalau ilang-ilanganJ
Sudah biasa bukan?
Ya setidaknya benar: Sesuatu yang memutuskan pergi, pada akhirnya waktu juga yang membawa ia kembali pulang.”
“Tapi nggak selalu yang pergi pasti kembali.”
“Setidaknya ada pengecualiannya di kamu :p”
“Preeet ah J
“Hahaha…. Fakta yang berbicara.”

Bermenit-menit kemudian tidak lagi ada balasan. Dan rintik hujan pun mulai hilang. Entah kapan lagi ia akan kembali pulang.“Hei, kamu apa kabar?”
P
esan singkat itu menarik kembali perhatianku yang sedang menikmati rintik hujan. Mencoba merasakan iramanya yang sudah cukup lama tidak turun.
Ah… jelas sekali ini rindu. Terus terang saja, musim kemarau kali ini terlalu tega membiarkan kami lebih lama untuk bertemu. Di penantian yang panjang, hujan itu baru kembali pulang.
Kembali ke pesan yang baru datang beberapa menit yang lalu. Pesan itu tidak bertuan. Nomornya asing. Dahiku mengerut karena tidak berhasil menerka siapa yang mengirimkannya.
            Membalas pesan sederhana dan sedikit basa-basi bertanya siapa tidak ada salahnya. Iya kan?
            “Agen Gerimicious J” 
            Mulutku sempurna membentuk huruf O. Dikira siapa. Cukuplah keterangan itu menjadi alasan untuk menyunggingkan senyum. Sesuatu yang tiba-tiba datang setelah lama tidak ‘pulang’ memang cukup membahagiakan.
            “Ya Allah, ke mana aja kamu? Ikutan kemarau?”
Jemari itu lincah sekali mengetik balasan. Memang banyak alasan untuk antusias menanggapinya. Banyaaaak sekali. Hingga tidak tahu kapan terakhir kali kami masih saling sapa.
 “Nggak kemana-mana kok. Kalau aku tak terlihat mungkin lagi ketutupan sama kesibukanmu yang lain.”
Dan rantai balas-membalas pesan itu semakin panjang. Semoga tidak akan terputus (lagi). Ya semoga saja hujan di luar sana kali ini pun tidak cepat hilang.
“Begitukah? Atau kamu yang sengaja bersembunyi?”
“Lagi nggak ingin ditemukan aja.”
“Hmmm…. Masih suka sok misterius ya? Lalu apakah alasan yang membuatmu saat ini menampakkan diri?” serius ini aku penasaran.
“Hanya nggak ingin mudah ditebak aja.” Hmmm sungguh jawaban yang tidak melegakan.
“Umm… selalu begitu.”
“Hahahaha…..”
“Btw… arigato telah menyapa kembali. Rasanya seperti telah menemukan sesuatu yang hilang J
Ada jeda sejenak. Secepat itukah tawa itu pergi?
“Maaf ya kalau ilang-ilanganJ
Sudah biasa bukan?
Ya setidaknya benar: Sesuatu yang memutuskan pergi, pada akhirnya waktu juga yang membawa ia kembali pulang.”
“Tapi nggak selalu yang pergi pasti kembali.”
“Setidaknya ada pengecualiannya di kamu :p”
“Preeet ah J
“Hahaha…. Fakta yang berbicara.”
Bermenit-menit kemudian tidak lagi ada balasan. Dan rintik hujan pun mulai hilang. Entah kapan lagi ia akan kembali pulang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)