Mei 18, 2018

NAFSI-NAFSI

Nafsi-Nafsi.
Benar sekali, perkara ibadah adalah urusan masing-masing. Makanya, banyak yang berkoar-koar, jangan sok paling alim, urus saja ibadah sendiri. Jangan ikut campur, belum tentu ibadah sampean lebih baik dari ane.

Ya memang belum tentu lebih baik. Hanya sekadar berusaha lebih aktif.

Pun demikian soal menjalankan ibadah puasa. Yang bersangkutan sendiri, yang paling tahu sedang/masih atau tidaknya berpuasa. Dan Allah pulalah yang paling mengetahui derajat ganjaran pahalanya.

Nafsi-nafsi, terkadang menjadi topeng untuk membela nafsu sendiri. Melakukan pembenaran akan tindakannya sendiri. Kalau perihal itu terkadang masih di anggap wajar saja. Toh memang urusannya masing-masing. Resiko ditanggung masing-masing.

Yang sudah melampaui batas adalah, apabila seseorang sudah bangga dengan aibnya sendiri. Memberitahukan terang-terangan ke khalayak ramai bahwa ia enteng sekali meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba. Apalagi bila ditambah mengajak orang lain melakukan hal yang sama. Sudah tidak adakah rasa malukah pada dirinya sendiri?

Maka demikian, menjalankan puasa adalah urusan nafsi-nafsi, tentang menggenggam teguh kejujuran pada diri sendiri. Bila nafsu yang berkata lain,  yang bersangkutan sama saja sudah membohongi diri sendiri. Dengan berpura-pura di depan manusia. Sedangkan Allah Maha Mengetahui segalanya. Jangan heran apabila Allah pun berpura-pura masih memberikan rasa cukup dan bahagia, padahal hanya sedang menunda azab hingga pada waktunya. Naudzubillah.

Semoga kita selalu diberi kesadaran untuk menjalankan kewajiban pada tiap-tiap napas yang dianugerahi oleh-Nya. Aamiin.
@azurazie_
02 Ramadhan 1439H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)