Juni 26, 2018

DUA JARI KELINGKING

"Kamu nyadar nggak sih, cerita kita tuh kayaknya siklusnya cepat sekali?"
"Maksud a?"
"Iya, misal kemarin ceritanya yang bikin senang, bahagia, Ketawa-ketawa. Hari ini tahu-tahunya harus banyak merenung, lebih banyak bersabar. Tapi nggak lama kita udah bisa ketawa-ketawa lagi."
"Iya ya. Karena kita selalu lewatinya nggak pake berlebihan. Nggak lebay teuing. Yang aku rasa sih lebih banyak memaknai hidup selepas nikah."
"Maksudnya?"
"Pertanyaan a itu, kemarin aku baru nemu jawabannya sewaktu diam-diam memperhatikan mata a."
"Kok jadi ke mata?"
"Semua jadi terasa lebih ringan karena tahu kita selalu lewatinya bersama-sama. Terasa lebih mudah karena di sampingku selalu ada a."
"Masa? Ciyee terciduk dia. Dari matamu.. ku lihat..."
"Yee... serius."
"Hee... Sepakat untuk selalu menerima sepaket ya. Saat di bawah selalu bersabar. Saat senang selalu bersyukur. Dan selagi selalu sama-sama, semua jadi lebih ringan."
Dua jari kelingking bertemu. Saling mengkait kuat.
"Tunai ya. Tunai."
26 Juni 2018
@azurazie_
@sekitar_putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)