Desember 11, 2012

Semua Akan Pulang


Sang fajar menyambut pagi. Bersenandung azan subuh menggema diseluruh pelosok bumi. Menggetarkan jiwa, kelopak mata yang terjaga. Kokok ayam bersahutan berzikir membangunkan manusia yang masih tertidur. Napas kehidupan baru mulai berganti, menyongsong mentari di pelataran embun pagi.

Satu hembusan napas mengutaran doa. Tuhan, jika adanya perubahan dalam diri, arahkan ke jalan yang lebih baik. Tidak ketika hanya ada sesuatu, tapi berubah untuk memperbaiki laku. Tuhan, jika yang ada hanyalah ketetapan, tetapkan hati dengan cahaya iman. Hati yang lapang akan pemahaman-pemahaman. Hati yang terbuka untuk menerima dan memberi yang baik, hati yang tunduk akan pujian, dan lapang atas ujian.

Ya Rabb, aku tahu musibah itu juga dariMu, atas izinMu, ketentuanMu. Merupakan ujian atau mungkin teguranMu. Untuk itu aku berlindung semoga kelalaianku tidak mengundang azabMu yang lebih berat. Aku tahu rasa sakit itu berasal dariMu, atas izinMu, merupakan ketetapanMu. Untuk itu aku memohon semoga kedzalimanku terhadap diri sendiri dan orang lain tidak memperparah keadaannya. Berikan penawar kasih sayangMu.

Aku tahu kelemahan dan kepayahan adalah kekurangan makhlukMu, karena Engkaulah yang Maha Kuat. Untuk itu aku berharap kelemahan itu tidak membawa ketidakberdayaan diri dalam menujuMu. Aku tahu berkeluh kesah merupakan kebiasaan buruk makhlukMu. Untuk itu jaga diriku untuk tidak pernah berputus asa atas RahmatMu.

Aku tahu mahlukMu hanya sibuk mengumpulkan puing-puing dosa dan tetap berjalan tegak seakan tidak ada beban dipundaknya. Untuk itu aku berdoa bersimpuh mohon ampunanMu. Aku tahu tertawa lebar terbahak-bahak lebih suka dilakukan mahlukMu ketika senang. Menangis menitikkan airmata hanya ketika menemui kegagalan dan mengisi waktu kehilangan. Untuk itu anugerahkan ku senyuman Maha AgungMu ketika ada waktu dibukanya kesadaran.

Sesungguhnya Engkau Maha Tahu tidak ada yang mengingkari kekuasaanMu. Tapi mahluk itu sendiri yang begitu angkuh berjalan di atas kelemahannya. Hingga berpulang dalam ketidakberdayaan.

Semua akan kembali pulang. Entah itu berasal dari keinginan hati, atau memang sudah waktunya untuk pulang, seiring berjalannya takdir.

Semua pasti akan pulang, kembali ke tujuan masing-masing. Seperti halnya seorang pekerja yang kembali ke gubugnya. Atau seorang musafir yang sudah menemukan tujuan dalam perkelanaanya.

Semua pasti akan pulang, kembali ke asal muasalnya. Entah dengan membawa wajah gembira, suka cita, cerah bagaikan baru mendapatkan anugerah yang besar dan ingin segera memetik rindu yang terpendam selama perjalanan. Atau dengan mimik wajah duka nelangsa penuh keputusasaan karena gagal mencapai sesuatu yang sudah diperjuangkan.

Semua pasti akan pulang, kembali ke titik semula. Baik dalam waktu yang panjang. Maupun masa yang begitu singkat sekejapan mata. Dengan membawa oleh-oleh atau pulang dengan tangan hampa.

Semua pasti akan pulang.

Hanya satu, satu hal yang tidak pernah pulang. Waktu. Waktu tidak akan pernah bisa pulang. Tidak akan pernah tersisa. Waktu. Itulah yang menemani perjalanan ketika pergi. Yang menentukan hal apa yang bisa kita bawa pulang. Kebaikan kah? Atau hanya kesia-siaan.

Ya Allah ya Rabb Engkau yang berkuasa menjadikan yang ada menjadi tiada. Pelihara kami hingga berpulang dalam keadaan baik.

22 komentar:

  1. aamiin. semoga kita kelak bisa pulang dalam keadaan baik, tanpa tersisa lumpur di lipatan kaki sekalipun. pulang yang telah ditunggu penghuni rumah lain yang berseri-seri menyambut kita dengan segenap kerinduan penuh rasa cinta kasih.

    BalasHapus
  2. aamiin ya rabb..

    1 lagi bang yang tak bisa 'pulang': kata-kata. Kalo sudah terucap, akan membekas dalam kenangan. Kalo sudah tertulis, mungkin 'membekas' di screen capture orang lain hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoho yang itu mah nggak bisa dihapus kali ya Mbak, Sekali keluar ya langsung terngiang di telinga.

      Hapus
  3. pulang itu mudah,tp bagaimana pulang dengan membawa manfaat itu yg susah

    BalasHapus
  4. Pulang itu pasti. Sekarang cari bekal sebanyak-banyaknya supaaya bisa pulang dengan tenang...

    BalasHapus
  5. Waktu bagaikan anak panah yg dilepaskan dr busr..tak akna pernah kembali dan tak akan ada jeda utk berulang

    BalasHapus
  6. pulang itu sebuah kepastian,,, tugas kita tinggal mempersiapkan , agar bisa pulang dengan membawa bekal kebahagiaan

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. nah, reuni dua sastrawan favorit saya.

      Hapus
    2. gue di sini kok di sini :D

      Haha bang zach bisa aja...

      Hapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)