Februari 21, 2019

DOA MANA YANG DIDENGAR

Siang itu, selepas menunaikan shalat jum'at berjamaah. Aku memutuskan diam sejenak di dalam masjid. Masih lumayan banyak yang  bertahan di sana. Sebagian menunaikan shalat sunnah. Lebih banyak yang mengobrol atau bahkan tidur-tiduran saja.

Perhatianku tertuju kepada beberapa orang yang masih khusyu berdoa. Rasanya aku ingin mencuri dengar apa yang mereka pinta dalam doanya. Ada anak kecil di samping jendela menengadahkan tangan. Barangkali, di usianya itu belum banyak bendahara kata dalam doa-doanya. Paling juga yang ia rapal adalah doa untuk kedua orang tuanya. Doa yang diajarkan di  sekolahnya. Belum banyak tuntutan dalam hidupnya. Doa yang begitu polos tanpa tendensi apa-apa.

Lain hal dengan seorang pemuda dua langkah dari tempat duduk anak kecil tadi. Boleh jadi jauh lebih banyak kosa kata doanya. Sebanding dengan apa yang sedang ia resahkan dalam pikirannya. Tentang jodoh yang belum kelihatan kabar baiknya. Tentang rezeki yang berharap datang tak terduga, di tanggal-tanggal tua. Dan banyak tentang-tentang lainnya. Doa-doa itu penuh tekanan sana sini. Besar harapannya doa-doa itu cepat dikabulkan, agar sedikit berkurang beban dipikiran.

Lain hal lagi dengan doa-doa bapak-bapak yang ada di samping mimbar. Atau doa-doa pak tua di shaf kedua. Lebih dalam lagi makna doa-doanya.

Menarik sekali, aku bertanya-tanya, dari sekian banyak doa-doa itu menguntai ke udara, melewati kubah masjid dan terus menganak tangga menuju langit. Aku tidak tahu doa siapa yang lebih dulu didengar oleh-Mu? Pembendaharaan doa siapa yang lebih menarik perhatian-Mu? Aku benar-benar tidak tahu.

@azurazie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)