Juli 08, 2012

03 Juli 2012 (In Memoriam)

03 Juli 2012

00:02
"Wie, Heldy ulang tahun."

"Iya Zie!"

"Baca Fatihah yaa."

"Iyaaa."



03 Desember 2010

19:45
"Wie, sabtu besok kita jenguk Heldy lagi yak, udah sembuh belum itu anak."

"Oke Zie, jemput gw ya."

"Iyaaa."


04 Desember 2010

00.30
"Zie, lo kemana sih? gw telpon nggak di angkat-angkat."

"Zie, angkat please, gw sedih banget Zie."

 02.30
"Ya Allah, Wie gw baru bangun, lo masih nangis Wie? Innalillahi ya Allah. Heldy Wie!"

"Iyaaa Zie, sebelum tidur gw kepikiran dia, langsung gw telpon ternyata orang tuanya yang angkat. Heldy udah nggak ada. Sedih banget gw."


14 November 2010

19.30
"Hel, lo tau nggak jalan kenanga No. 29 Jakarta Selatan patokannya apa? gw besok interview di sana."

15 November 2010

09.30
"Sorry Zie, gw baru bisa bales sms-sms lo, gw baru pegang hape. Udah dua hari gw sakit. Gimana alamatnya udah ketemu belum?"

"Udah."

"Oh, syukur deh! sukses interviewnya."


22 November 2010

11.00
"Assalamu'alaikum bu! Heldynya ada bu?"

"Wa'alaikum salam. Eh, ada Zie, Wie masuk ayo masuk. Heldy masih sakit."

"Eh, Hel masih kaku aja. Udah sakit nggak bilang-bilang. Sakit apa lo? sms gw nggak di bales-bales." Zie sambil melempar guling ke arah Heldy yang terbujur lemas tampak sedang tertidur. Sayangnya hanya di tanggapi tatapan lesu tanpa suara, lalu tertidur lagi.

"Emang gitu Zie, dari kemarin nggak ngomong apa-apa waktu temen kantornya juga yang jenguk."


03 Desember 2011

01.00
Hari ini genap satu tahun lo tiada Hel, di pusara ini, sahabat-sahabat lo merindukan canda tawa lo, senyuman khas lo, sifat bersahabat lo, keceriaan yang selalu lo bawa. Nyatanya hanya jasad lo yang sudah nggak ada. Tapi kenangan lo masih terasa setiap hari. Gw sapa selalu nama lo dalam doa, dalam sujud panjang. Dalam kebersamaan, keceriaan. Dan dalam arti persahabatan yang pernah lo hadirkan semasa hidup lo. Gw selalu bangga sama lo, Selalu terurai air mata ketika ingin menulis kisah lo. (Dan ini bisa di bilang cukup terealisasi dari sekian lembar orat-oret yang ingin gw selesaikan. Suatu saat gw rampungin dalam satu novel utuh kawan. Insya Allah kalau gw sudah sanggup mengurainya)


03 Juli 2010

08:00
"Wie, hari ini bolos kerja Wie. Kita kerumah Heldy. Kita kerjain dia."

"Oke-oke ntar gw beli telor sekalian."

"Hahahaha... siiiip!"

11:00
"Eh, lo berdua udah nongol di rumah gw aja. Pada libur apa?"

"Kabuuuuuuur, hahahaha..."

"Iya gw bolos sama si Zie, Hel.."

"Ah.. parah lo, jangan bilang kesini mau ngajakin gw bolos juga. Gw masuk shift dua nih. Oia bentar ya gw masakin mie dulu."

"Udah, mending kita ke curug aja Hel, nggak usah masuk hari ini. Gimana? plaaaaak!" satu gengam telor peah di kepala Heldy yang sedang mengaduk mie.

"Aaaaaaaaaaaaaaah rese lo, gw baru mandiiiii..."

"Hhahaha....."

***
"Semua ada masanya. Masa di mana kamu di lahirkan, menikmati usia kanak-kanak, tumbuh besar. Menua.  Masa hidup, masa mati dan setelah kematian. Ada masa bersahabat. Masa berselisih. Masa berpindah. Masa menetap. Masa Datang dan pergi. Masa sedih, bahagia. Dan semua masa itu ada batasannya, berganti masa berikutnya yang meneruskan. Tidak konstan waktunya. Adakalanya (masa) datang terasa begitu lama, namun (masa) pergi begitu singkat. Berubah-ubah tidak menetap. Tapi ada masa yang akan selalu berjalan sejajar, mengikuti masa hidupmu. Masa itu adalah masa kenangan."

6 komentar:

  1. dan semua kenangan melebur dalam jiwa kehidupan hingga batas waktu

    BalasHapus
  2. ya masa kenangan. yang abadi meski tak selalu melekat dalam ingatn. tapi makala sejenak saja menghampiri di ingatan kita, akan meluapkan rasa tak terduga.

    BalasHapus
  3. kata-kata yang terakhir bagus :)
    ini beneran aslin kisah nyata bang??
    semoga mas Heldy bahagia disana :')

    BalasHapus
  4. kenangan memang akan slalu hadir dalam saat" yg tak terduga...

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)