April 04, 2013

PROMO KPK : Bersihkan Harta

Di dunia pekerjaan para karyawan mengenal istilah yang namanya ‘tanggal muda’, di mana pada tanggal tersebut mereka akan menerima upah berupa gaji setelah bekerja satu bulan penuh. Ada sebagian karyawan yang menambahkan rutinitas di tanggal tersebut sebagai hari memanjakan diri. Misalnya dengan membeli makanan yang lebih tinggi harganya, bukan jajanan yang seperti biasanya mereka konsumsi ketika jam istirahat. Membeli barang yang lebih mahal dari biasanya atau sekedar jalan-jalan dan pergi nonton, mumpung tanggal muda itu kata mereka. Yang pasti di tanggal itu wajah-wajah para pekerja akan berbinar dari biasanya.

Begitulah yang sedang dialami oleh Asep, Lembu dan Indah. Mereka akan bergegas mencari sesuatu yang sudah menjadi inceran ketika tanggal tua.

“Ron, kamu ikut kita nggak?” tanya Indah di ambang pintu ruangan. Yang ditanya hanya menoleh sebentar dan menggeleng lemah.

“Oh, ok! Kalau ada telpon masuk bilang kita keluar sebentar ya.” Indah langsung menutup pintu ruangan tanpa menunggu jawaban dari Roni yang sedang berkutat dengan kalkulator.

Sepeninggalan teman-temannya, Roni menyandarkan kepalanya ke kursi, menatap langit-langit sibuk berpikir. Tak lama pintu ruangan berderit, Dini masuk membawa tumpukan berkas.

“Eh Ron nggak jalan makan siang?” sambil merapikan berkas yang ia bawa ke meja kerjanya.

“Nggak lapar Din.” Roni menghela napas panjang.

“Jiah, kenapa sih kayaknya suntuk banget kamu. Baru gajian juga.” Dini melihat wajah Roni yang bertekuk berlipat-lipat.

“Nggak tahu nih, waktu belum keluar di nanti-nanti, udah keluar malah pusing ngaturnya. Sana sini cekak, lagi mikir kok tiap bulan begini terus ya nggak ada yang sisa, nggak punya tabungan. Padahal kalau dilihat nominalnya udah cukup besar. Kalau kamu gimana Din? Apa berarti kurang berkah ya rezekinya?”

Dini tersenyum, “Kalau kamu merasa begitu mungkin ada yang salah dari perputaran pengeluarannya. Nih, aku kasih beberapa tips biar pendapatanmu lebih berkah.”

Dini mengambil bolpoint dan secarik kertas, mulai menuliskan sesuatu.

1.       Tambah deh frekuensi bersyukurnya. Ingat-ingat masih banyak di luaran sana yang gajinya jauh lebih kecil dari kita. Atau yang tanggunganya lebih berat dari kita.

2.      Coba telaah sejenak, rezeki yang kita dapat ini asalnya dari mana. Dari pekerjaan yang baikkah, dengan cara yang baikkah, dari lingkungan yang baikkah. Sebab itu juga yang membedakan lebih terasa berkah atau nggaknya.

3.     Jangan lupa di harta kita ada zakat penghasilan yang harus di keluarkan. Ada 2.5% dari gaji kita itu hak orang lain. Terserah deh kita keluarkan selama perhitungan setahun, atau di keluarkan di tiap bulannya. Lebih baik tiap bulan sih, sebab kita nggak tahu perjalanan rezeki ini beberapa bulan ke depan. Takutnya lupa atau malahan udah nggak ada penghasilan lagi yang tetap.

4.       Misalnya kita ambil yang sebulan sekali, anggap saja gajinya sekitar 2.200.000 di kali 2.5%, sekitar 55.000 ya. Nah itu yang harus disisihkan lebih dulu buat zakatnya, kalau mau ditambah lagi lebih bagus. Tinggal kita salurkan ke golongan yang berhak menerimanya atau kalau nggak mau ribet kan udah banyak tuh lembaga-lembaga yang mengurus soal zakat. Jadi pendapatan kita jauh lebih bersih, nggak cuma pajak negaranya yang di keluarkan tapi zakatnya juga.

5.       Nah kalau soal tabungan, sisa kan dulu uang yang mau ditabung dari gaji yang masih utuh baru bagi-bagi ke pengeluarannya, jangan sebaliknya. Itu lebih efektif untuk mengatur keuangan.

“Waaaah ternyata harus begitu ya Din. Gua baru ingat kalau ada zakat penghasilan yang harus di keluarkan.” Roni manggut-manggut mengerti. Ia kembali berkutat dengan kalkulatornya.

“Baiklah kalau udah ingat, jangan lupa buka link: dhzblog.com dan klik banner KPK nya ya. Siapa tahu ada yang mau dibagi di sana. Aku tinggal dulu.”

“Sip, sip! Makasih pencerahannya Din.”

Mari sama-sama membersihkan harta, bersama kami KPK bukan yang mengurusi korupsi, KPK yang bersama berbagi.        
     

postingan sebelumnya [Nyataku, Tanyamu] : nyataku, tanyamu (menulis)

30 komentar:

  1. Punteng bapak-bapak, ibu-ibu hampura yang namanya dibawa-bawa :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. weiszz mantep, ada Lembu segala?
      Lembu Club 80's atau Lembu Sora ya Bang?

      Hapus
  2. Cakep nih tulisan, klik dan mebuat saya baca detail satu-persatu kalimatnya.
    cuma ada yang salah di situ. si Roni bukan penggemar kalkulator, doi penggemar wonder woman sama Demi Moore, hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahahaaaaa....beuh..yang namanya Roni disini lupa bayar zakat idih...malu dong ih

      Hapus
    2. Haha tetep wonder women :D

      jangan di deketin bang lembu

      Hapus
  3. bagus! bang uzay kereeen, saya *atau minimal, nama saya :p* dapat peran yang bijak wakakakak

    *sambil ngebayangin Roni bersandar sambil menatap langit2 dan memegang kalkulator*

    postingan ini brhasil membuat mood saya semakin oke bang, selamat! :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. pada artikel ini, saya lah yang paling bahagia....#tau dong apa yang saya maksudkan...sambil melirik bang Roni

      Hapus
    2. *kemudianikutngebayangin* Abstrak :P

      Hapus
    3. *senyum jumawa* *tangan dilipat sambil mengibaskan jilbab dengan anggun* *melangkah dengan gaya grammy terpampang nyata aura citra bukan buaian bukan khayal* *lalu syahrini pakai khimar*

      Hapus
    4. Opo toh iki mbak din? hahaha jadi lucu bacanya

      Hapus
  4. tuh kan bener...tulisannya selalu penuh ide, dan sangat original, sayang peran saya hanya sekelebat doang, itupun cuman kaki doang yang ke-syut....huh

    BalasHapus
    Balasan
    1. kapan kapan close up deh bang kalau perlu depan belakang di jadiin satu gimana?

      Hapus
    2. wkwkwk terima saja kang hadi.. ntar ubi cilembu dimasukin juga bang..

      Hapus
    3. Nah saya baru tau mbak din nama asli bang lembu ternyata Hadi toh :D

      Hapus
  5. menyimak ceritanya kang,oh ternyata jadi lupa bayar jakat yah,he...he...,oh ya blogwalking kunjungan paling pertama nih,sekalian saya follow blognya biar tambah ramer,jangan lupa yah follow balik blog saya ,masih newbie sob,belajar lagi.

    BalasHapus
  6. keren mas, malah keren klw dibuatin cerita.
    Tapi saya masih blm bisa membantu...heheheh. sdh sy jelaskan di blog nya mang Ubi

    BalasHapus
    Balasan
    1. tak apa masih banyak kesempatan toh untuk menebar kebaikan :)

      Hapus
  7. bagus :)
    ngingetin kita akan harta *lirikdompet*

    BalasHapus
  8. Justru yang 2.5% itu yang harus didahulukan kak, jangan senang-senang dulu. Karena itu bukan hak kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu yang disampaikan di atas bang intinya

      Hapus
  9. Manajemen penghasilan itu perlu sekali. Sebaiknya disisihkan dulu untuk dana tak terduga dengan menabung. Setelah itu, baru untuk keperluan sehari-hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, terima kasih sudah berkunjung,

      Hapus
  10. Seru banget itu... Bisa dilanjut kang Uzay, dan si tiga serangkai kudu bin wajib ada. Sukses terus buat KPK troopers #kibar-kibar bendera (^,^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiga serangkai? maksudnya? hihi ini udah tamat, mungkin nanti kalau ada promo KPK lagi di coba.

      Hapus
  11. klo nominal yg dizakatkan kurang dari 2,5 % gmn sob..? Tingkat kebutuhan pribadi yg tinggi menjadikan kita lupa pada kwajiban zakat yg nilainya kecil walaupun sbenarnya kita mampu.

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)