April 15, 2013

Tembok yang rapuh

Kau tahu tembok apa yang paling sulit dirobohkan? tembok hati yang terlalu keras kepala. Terlalu menutup rapat-rapat ketukan nasihat. Terlalu cuek dengan pendapat-pendapat yang berdatangan. Terlalu tebal dirembas air-air kata-kata teguran. Tembok itu seakan terbuat dari lapisan baja yang paling keras. Dililit oleh rantai-rantai besi bercincin besar. Butuh tenaga super ekstra untuk menjebolnya dari luar.

Dan kau tahu tembok apa yang paling mudah rapuh? tembok hati yang menyimpan rasa bersalah. Yang diam-diam tidak berdaya memikul keras kepalanya sendiri. Yang diam-diam kecut oleh perbuatannya sendiri. Terlalu malu memandang kecewa yang telah dibuatnya sendiri. Saking rapuhnya, bahkan tembok itu bisa roboh begitu saja, uniknya justru dari bagian dalam. Ia roboh sendiri luluh lantah terjerembab tak harus ada beban berat yang menghantam.

Begitulah sisi lain hati, justru ia lebih sering kalah oleh ulahnya sendiri, egonya sendiri, oleh ketidakberdayaanya sendiri.


*kapan-kapan dibuat cerpennya :)

postingan sebelumnya [Untuk diri] :persoalan (jawaban) kejujuran

36 komentar:

  1. Yang paling ditakutkan memang itu.. terlalu kecewa akan suatu hal padahal sebenarnya masalah datang akibat ulahnya sendiri lalu perlahan hati mulai mengeras, jadilah nasehat apapun tak akan mempan! (pengalaman teman). Niat hati ingin membantu malah dicela dan dihindari. Hmmm, semoga kita terhindar dari tembok penghalang itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah! ternyata memang banyak ya fenomena seperti itu..

      Hapus
  2. kalau saya termasuk yg mana yah?
    kokoh apa rapuh ...hehehh. ditunggu cerpennya mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayooo yang manaaa??? Insya Allah ya kalau ada mood hihi...

      Hapus
  3. halus sekali bahasanya sob..keren :)

    ditunggu deh cerpennya,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas, Alhamdulillah

      Hapus
    2. ohh kalo Bang Uzay, jangan ditanya soal kehalusan deh, hihuii

      Hapus
  4. sepertinya saya baru ya disini? hehehehe slm knl ya?

    BalasHapus
  5. bukankah nasihat,pendapat dan teguran itu menjadi bahan penguat berdirinya tembok hati, karena kalau tidak bisa menerima bahan teguran,nasihat dan pendapat tentunya tembok itu telah hancur berkeping-keping :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya ya bang hari... benar sekali. Sepakat!

      Hapus
  6. hmm..saya termasuk yang mana ya...?
    ditunggu cerprnnya...:-)

    BalasHapus
  7. tembok hati hampir sama dengan tombo ati.hehe

    BalasHapus
  8. wehhh mantaaapp.
    di tunggu ajah mas cerpen nya nih .

    BalasHapus
  9. pengejewantahan qolbun mayyit, mungkinkah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya termasuk orang yang belum tau tuh arti jewantahan? apa ya beberapa pernah nemuin di novel.

      Hapus
    2. kalau tidak salah (semoga benar), artinya itu manifestasi atau perwujudan, kak

      Hapus
    3. begitukah? soalnya di KBBI dan artikata.com nggak ada.

      Hapus
    4. kata dasarnya ejawantah kak [kalau tidak salah juga]

      Hapus
    5. okelah nanti dicari tau lagi ya :) lumayan untuk menambah pembendaharaan kata :)

      Hapus
  10. saya komentarnya kapan kapan yah, setelah ada cerpennya, pasti seru dan mengharubirukan deh

    BalasHapus
  11. Hm.. Mungkin hati gue bukan tembok, tapi jerami! Yang kering karna gak ada siraman rohani dan mudah terbakar oleh emosi dan amarah...

    BalasHapus
  12. tembok juga lama2 rebah Bang, kalo kena gerimis setiap saat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya hatipun begitu kalau udah dapet hidayahNya.

      Hapus
  13. mantep nih bang uzay postingannya. saya setuju sekali. saya pun pernah merasakan menjadi tembok yg kokoh maupun yg rapuh.

    di tunggu ya bang cerpennya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, mungkin setiap hati akan pernah merasakan hal yang sama.

      Insya Allah ya...

      Hapus
  14. hiks hiks makjleb banget.. kadang rapuh, kadang kokoh :(

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)