September 09, 2015

TITIKTEMU - PERMULAAN

Fa, lama sekali aku tak menyapamu. Menyapa dalam artian yang sebenarnya. Sebab doa bentuk lain dari menyapa bukan? Untuk doa, namamu sudah menjadi kebiasaan, kusebut tanpa ketinggalan.
Untuk kali ini aku tak akan menanyakan kabar. Sebab, aku sedang tidak ingin banyak bertanya. Biar aku yang memberimu kabar. Kamu hanya perlu duduk manis membacanya. Aku yang akan bercerita banyak hal. Tentang keresahan-keresahan dalam pikiran. Tentang segala macam bentuk uneg-uneg yang segera ingin dimuntahkan.  Tentang perasaan-perasaan yang sudah memohon untuk segera di merdekakan.
Tentang suasana yang belakangan ini membuatku jenuh. Tentang rutinitias monoton yang hampir membuatku lelah. Dan aku ingin menceritakan itu agar semangatku kembali penuh.
Kamu tahu, membaca dan menulis bagiku salah satu ‘obat’ untukku mengusir gundah. Sebagai sarana katarsis. Semacam penyalur melepas emosi. Bahkan aku sudah berencana ketika usia menua nanti, dua kegiatan itu yang akan mengisi hari-hari selain ibadah. Kala senja sembari menikmati cemilan dan secangkir teh. Aku harap kamu tidak akan keberatan. Sebab aku memang ingin sekali banyak bercerita kepadamu. Menghabiskan banyak waktu bersamamu.  Dengan sedikit-banyak menyita perhatianmu. Dengan memintamu membaca keresahan-keresahanku.

Fa, rangkaian tulisan ini seperti halnya sebuah perjalanan. Perjalanan yang mengikutsertakan harapan. Dengan membacanya anggap saja aku sedang memintamu menjadi teman perjalanan. Bersama kita melangkah menuju titik tujuan. Dan akan aku mulai dengan alasan paling masuk akal ketika kembali menyapamu. Apalagi kalau bukan, rindu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)