Agustus 11, 2012

Menahan

Tepat pukul 12, ketika terik matahari sedang panas-panasnya. Dua orang sedang istirahat, bersandar pada kursi. Keduanya tampak tenang, tapi keadaan dalam mereka yang sedang di uji, yang satu sedang berjuang keras mempertahankan puasanya. Saat sahur ia hanya menyuap 3 butir kurma sisa ta'jil yang ia dapat dari masjid. Karena takut terhadap Tuhannya. Ia tetap berpuasa meski sejak buka kemarin belum ada makanan berat sampai ke lambungnya. Ia tahu tidak ada alasan untuk meninggalkan puasa meski dalam keadaan kekurangan. Baginya puasa bukan hanya sekedar kewajiban, tapi sudah menjadi kebutuhan. Ia masih harus berpikir keras untuk buka mencari rezeki ke mana, tepatnya mencari mushola yang menyediakan ta'jil berbuka, untuk sekedar membatalkan puasanya. Masih ada setengah hari untuknya menahan diri, untuk sejenak mengalihkan rasa lapar, ia putuskan menuju mushola untuk menunaikan shalat.

Satu orang lagi dari keduanya mulai menguap. Ia merasa mulutnya sangat asam, perutnya tidak terlalu bergejolak, karena sejatinya ia sahur dalam keadaan serba kecukupan, dengan lauk yang banyak. Dengan pasokan gizi dan makanan enak. Seperti biasa setelah sahur ia niat berpuasa. Tapi siang ini ia mulai gelisah, pertahanannya di uji.  Untuk mengurangi gelisahnya, ia beranjak mencari ruang lain yang lebih sepi. Tanpa pikir panjang ia keluarkan sebatang rokok yang menggodanya sejak sejam tadi. Ia hisap penuh perasaan lega. Tanpa penyesalan, tanpa merasa berdosa telah mengingkari niat puasanya.

2 komentar:

  1. Astaghfirullah...
    Akhirnya dibatalin ya puasanya :(

    Semoga kita senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang 'membelokkan' niat ^^

    Postingannya bagus, Uzay

    BalasHapus
  2. waahh buka puasanya pake rokok ya sambil ngumpet biar ga ada yang minta roko . ,,wkwkw :D
    mendingan makan sama minum buka puasanya ... hehe :D

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)