September 12, 2013

Bagian dari proposal masa depan

Suatu hari, ketika sedang menikmati senja yang temaram. Aku bercerita kepada sahabatku, bahwa aku kelak ingin berdampingan dengan seseorang yang memiliki dunia yang sama. Hobi membaca dan menulis. Dan bersamanya membangun sebuah taman baca pribadi di teras rumah sederhana kami. Ah, bagiku itu sebuah mimpi yang benar-benar menggairahkan masa depanku. Sungguh! 

Dan senja lusa lalu, tiba-tiba saja kamu kembali menyapaku –Setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Kamu mengaku masih ada ketertarikan dengan dunia tulis-menulis. Kebetulan pula, kita mengidolakan seorang penulis yang sama. Kemudian kita habiskan petang itu dengan membahas novel yang sama-sama sudah kita hafal alur ceritanya.

Hmmm, mungkinkah ini yang dinamakan konspirasi takdir? Aku menyeringai mengusir pemikiran ngawur-ku sendiri. Entahlah, aku hanya berharap kemiripan hobi ini ibarat satu bakal buah, yang ketika buah itu sudah masak, boleh jadi kita akan menikmatinya di bawah atap yang sama. Kalau pun tidak sesuai harapan, minimal kita bisa potong menjadi dua bagian yang sama rata. Kemudian potongan buah itu kita bawa ke rumah masing-masing, untuk berbagi dengan seseorang yang selalu menunggu kepulangan kita. 

Perihal jodoh tidak ada yang tahu bukan? Lagi-lagi aku menyeringai, menertawakan kemungkinan-kemungkinan yang aku buat semauku sendiri.

Lupakan soal pemikiran liar masa depan yang aku gambarkan tadi. Kalau kamu ada waktu luang, tidak ada salahnya kamu mendengarkan isi proposal masa depan yang sudah lama aku buat. Terutama BAB khusus bagian ‘Pembangunan Taman Baca’ ini. Bagaimana? 

Ya, sudah sejak setengah tahun lalu aku mulai merencanakan dan membangun komponen-komponen Taman Baca impian ini. Tentu di mulai dari bagian paling penting, koleksi buku-bukunya. Aku bahkan sudah men-database-kan buku-buku itu lengkap dari mulai judul, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman dan sebagainya. Memberi sampul plastik agar lebih rapi dan terawat. Sekaligus memberi nomor urut sesuai dengan yang lebih dulu aku koleksi.

Rencananya, ketika buku-buku itu sudah beranak-pinak menjadi banyak. Aku akan membangun sebuah gazibu yang cukup luas di beranda rumah kita. Di kelilingi oleh kolam ikan koi dan taman rumput yang menghijau. Di sanalah kita akan menghabiskan akhir pekan dengan kegiatan membaca dan menulis. Di antara deretan buku-buku yang berjejer rapi di raknya. Layaknya sebuah perpustakaan sekolah atau miniatur dari toko buku. Ditemani oleh gemericik air terjun buatan yang berasal dari kolam, memperhatikan ikan-ikan itu berenang. Bagaimana menyenangkan bukan? Kita bisa membaca sambil sesekali memberi makan mereka. 

Sebenarnya apa yang melatarbelakangi rencana ini? Sebenarnya sederhana saja, aku ingin mengarahkan buah hati kita perihal dunia baca-tulis sejak kecil. Kelak semua itu akan banyak membantu mereka dalam mengarungi dunia masa depan –yang boleh jadi akan jauh lebih rumit dari zaman kita sekarang. Kelak mereka akan lebih peka terhadap rasa bersyukur dan berterima kasih kepada penciptanya. Bukankah membaca dan menulis memang perintahNya?

Membaca setiap kebijakan-kebijakanNya yang tersebar di pelataran dunia dan seisinya. Kemudian menuliskannya dengan bersujud, beribadah dengan sebaik-baiknya hamba. Menuliskannya dengan tinta-tinta kebaikan-kebaikan.

Hmmm... benar sekali, ini masih ada hubungannya dengan keresahan-keresahanku waktu itu. 

Ups! Aku baru sadar kalau sepanjang bercerita ini sudah melibatkan kata ‘kita’. Maaf kalau tidak sopan sudah melibatkan namamu dalam rangkaian proposal ini. Boleh jadi memang akan lebih sempurna kalau namamu ikut menjadi penasehat dalam bundel proposal ini. Hitung-hitung bantu doa dan support agar aku dapat merealisasikan impian-impian itu dengan segera. Siapa tahu Allah memberikan bonus dengan mentakdirkan kamu menjadi seseorang yang membantu melestarikan taman baca itu. Proposal kita disetujui olehNya. Kemudian kamu pada akhirnya yang menjadi guru terbaik buat anak-anakku belajar baca-tulis nanti. Kamu tidak keberatan bukan?

Itulah bagian dari proposal masa depanku. Bagaimana dengan proposal yang kau ajukan sendiri? Boleh aku lihat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)