Maret 13, 2012

“Tengok aku, tolong TENGOK aku,..”

Dalam senyap malam yang panjang, terasa panjang karena di bayangi sebuah penantian, akan kah esok hari mentari kembali ceria, dengan angkuh sinar perkasanya, ataukah dalam panjang malam ini, aku akan mati, mati dalam ke egoisan, mati dalam pencarian arti, dari sebuah kata ke egoisan diri, yang aku sendiri sebagai penyandang kata itu, tak kuasa untuk berbagi ke orang lain, meski hanya sebatas membuka hati untuk terima kata lain, dan bertanya-tanya untuk apa aku Egois?? untuk siapa semua ego ini??...

Oh, Tuhan, angin malam ini seolah menjalar dalam tiap napas sesak ku, tertampar, ya aku tertampar pada kenyataan bahwa aku tak lah sendiri, tapi bodohnya aku, aku selalu memaksakan pikiran bahwa aku lah aku, dan orang lain pun harus jadi aku, seolah aku terbelenggu, dan ingin memanggil orang lain datang, bukan untuk melepaskan ikatan kuat itu, justru aku ingin mereka ikut terbelenggu bersama ku, Sayup-sayup ku dengar teriakan hati kecil ku, suaranya keras, semakin lantang, benar-benar keras dan lantang, bentar – bentar ini bukan hanya sekedar lantang, aku memang sedang teriak, ya aku teriak..  hahaha benar itu memang lah suara aku... aku kenal benar suara itu.... hahaha jelas-jelas itu aku... 

“Tuhan tengok aku, kenapa hidup ku selalu di rundu malang, bimbang, dan salah arah, apakah aku tak pantas bahagia Tuhaaaan??” 

Sejenak aku terdiam, tamparan itu seolah semakin keras, ia aku memang menampar diri ku sendiri, dengan kedua tangan ku, dengan seonggok tulang belulang yang tak pernah merasa puas, namun ini nyata, sangat nyata tak sekedar ilusi, atau dongeng pengantar mimpi, karena nyata nya aku masih terjaga, terjaga dalam ke egoisan dan ketidak mengertian diri...  

“Hei kau yang disana, apakah kamu sudah tengok Aku juga, sudah merasa pandai bersyukur pada Ku, sedangkan meski kamu lupa Meminta Kepada Ku, Aku tak pernah alfa memberi, meskipun kamu lalai, Aku selalu memberikan perlindungan kepadamu... karena akulah sebaik-baiknya pemberi pelindungan, apakah kamu masih merasa pantas mendapatkan kata bahagia, sedangkan kamu sendiri saja acuh untuk kata bahagia itu, padahal hidupmu ada di gengaman –Ku....”

Hahahaha aku puas, aku tertampar, dan ternyata aku tidak lah sendiri, jelas- jelas aku mendengar teriakan lain, semua berlomba-lomba berteriak, mendongeng – dongengkan ke egoisan mereka, aku puas karena semakin banyak orang yang terbelenggu dengan kata menakutkan itu, kini aku tak sendiri menyandang gelar itu, hahahaha aku puas sungguh aku puas mendengar teriakan mereka, “Tengok aku, tolong tengok aku,..“ itu yang mereka ucapkan, seolah-olah semua mata harus tertuju padanya, aku geli karena aku tau ini salah, ini penyakit, aku geli karena aku sendiri yang membuat penyakit itu terus menjalar dalam setiap urat nadi...

X: Bunda tengok aku, aku yang butuh kehangatan kasih sayang mu, pembelaan mu, kenapa sekarang membiarkan aku sendiri, cuma karena aku tak mematuhi perkataan mu... 

Y: Apa kamu sudah merasa tengok aku, yang sejak kau lahir sudah menjagamu, apakah kau tengok aku, ketika aku sakit karena ulah nakalmu, padahal aku selalu berlapang dada, meski sedih menghadapi sikap egois dan tuntutan mu, yang kadang tak mengerti dengan keadaan ku, kekanak-kanakan, namun aku tak pernah alfa siang malam berdoa untuk kebaikan mu, apakah aku pernah terlihat mengeluh di depan mu??, apa pantas sekarang  kamu berkata aku lah yang egois nak, sedangkan aku tak pernah sedikit pun meminta balasan apa-apa kepadamu, hanya berharap kamu tidak akan menjadi seperti aku, kelak kamu harus lebih baik untuk anak-anak mu...

X: Ayah tengok aku, aku butuh perlindungan mu, sikap tegas mu, nasihat-nasihat mu, biar aku lebih kuat menghadapi masalah-masalah ku, aku ingin cerita ayah, bantu aku, aku tidak kuasa menghadapi kebimbangan ini seorang diri,...

Y: Suami ku tengok aku, kenapa setiap pulang kerja, bantu aku pun tidak, malah membiarkan baju-baju yang habis kau pakai berserakan dimana-mana, padahal aku seharian sudah mengurus rumah untuk anak dan suami ku, seberapa susah sih hanya untuk bersikap lebih rapi,.. padahal aku yang sudah mencuci pakaian, dan memasak makanan untuk mu...

Z: Apa kalian sudah tengok aku, aku yang dari fajar sampai senja habis bekerja keras mencari penghasilan, untuk keluarga ku, hujan dan terik matahari yang meneyemangati perjalanan ku, apa kau sudah tengok aku ketika aku lelah karena hasilnya tidak juga bisa membahagiakan keluarga kecil ku, namun aku tetap semangat dan bersabar, apa kah aku terlihat mengeluh di depan kalian??, apa kah kalian tau apa yang aku pikirkan saat sampai di rumah, keletihanku terbayar semua saat melihat canda tawa dan senyuman istri dan anak ku, tapi aku tetap berpikir esok hari apa yang harus aku lakukan, agar senyuman itu bisa tetap aku jaga, sedangkan aku tau persis kemampuan ku, yang aku tak pernah tau, apakah kalian sudah bener-bener  bahagia karena usaha aku ini...

X: Nek tengok aku, seberapa susahnya si diam di tempat, nenek sudah renta, kalau ada apa-apa aja nanti aku juga yang repot, diam aja cukup nikmati usia senja mu itu dengan manis.

Y: Nak tengoklah waktu, ngga usah kau memikirkan aku yang sudah renta ini, pikirkan waktumu, apakah nanti kamu masih bisa bernapas lega saat seusia ku, apakah kamu masih di kenali cucumu, atau kamu malah tak sempat merasakan hari tua seperti aku.

X: Kak, tengok aku, kenapa kakak ngga pernah ngebimbing aku, aku butuh kasih sayang seorang kakak, yang tegur aku kak, kadang aku bingung harus melakukan apa, tolong aku kak, jangan acuhkan aku, jangan sampai aku malah terbuka sama orang lain, yang bukan siapa-siapa aku, padahal aku kan masih punya kakak yang bisa aku andalkan..
  
Y: Jangan salah paham dek, tengok lah aku, aku bukan lah acuh kepadamu, hanya saja aku sendiri masih merasa gagal menjadi seorang kakak, menjadi panutan mu, aku saja gagal membantu diri ku sendiri dalam kebimbangan, bagaimana aku bisa dikatakan sebagai kakak yang baik dimatamu... padahal kamu lah adik ku yang teramat aku sayang, mungkin pemikiran mu saja masih lebih dewasa dari sikap ku dek...

X: Guru tengok aku, aku masih haus pembelajaran dari mu, jangan biarkan aku tersesat tak tau arah karena ketidak mengertian ku, beri aku kompas hidup ke arah yang lebih baik, jangan tinggalkan aku dalam kebimbangan yang membuat aku semakin tersesat, aku masih butuh kamu guru... butuh saat aku bertanya, butuh saat aku merenung, butuh saat aku buntu tak tau harus bersikap apa... 

Y: Apakah kamu sudah tengok aku, yang masih tulus memberikan pelajaran untukmu, meski kamu bermalas - malasan menerimanya, padahal itu untuk kebaikan mu, bukan untuk ku.... aku sungguh tidak lah rugi jika kamu enggan menengarkannya, kamu yang akan rugi di kemudian hari, kamu yang akan merasakan pahitnya menghadapi ketidak mengertian,  sedangkan saat aku marah saja karena kenakalan mu kamu bersikap acuh, tutup kuping, tapi kamu masih saja tidak mau mendengarkan...

X: Sahabatku tengok aku, kenapa kamu tidak pernah ada saat aku butuhkan, saat aku bersedih, saat aku butuh sandaran untuk berkeluh kesah, berbagi cerita saat sedang kesepian, kenapa kamu selalu sibuk dengan dunia mu sendiri, padahal aku sedang sangat butuh kamu, sangat butuh kamu.... kenapa kamu hanya diam?

Y: Apakah kamu juga sempat tengok aku, saat kamu bercanda ria dengan mereka, apakah kamu juga sudah merasa jadi sahabat aku yang baik, kalau kamu saja datang saat kamu sedang butuh aku,  dan apa kah kamu tau persis kapan akupun butuh kamu...? apakah aku menuntut kamu datang saat itu?? tidak kan?? karena aku tau diri tidak ingin merusak hari bahagia mu, yang mungkin ketika aku masuk kedalamnya, kebahagiaa itu akan berkurang, karena sikap ku, makanya aku hanya diam, sambil menunggu kedatangan mu, bukan untuk menghiburku, tapi hanya untuk mendengarkan kembali keluh kesah mu kawan...

X: Sayang tengok aku, aku rasa hanya kamu yang peduli dengan ku, yang dapat mengerti apa mau ku, mengerti isi hatiku, tapi kenapa kamu cuek kepada ku??

Y: Entahlah, apa kah kau juga sudah tengok aku, apa kau kamu sudah melakukan hal yang sama pada ku... apa aku salah jika yang ku lakukan cuek kepada mu, karena pada dasarnya aku pun tidak mau cuek kepadamu... tapi kamu lah yang memaksa aku bersikap seperti itu...

X: < tak ada komentar, tak ada tengokan > 

Y: Kenapa aku harus tengok kamu, kamu saja tak pernah tengok rakyat mu, orang yang berada di sekelilig mu... jangan harap aku akan tengok kamu, kalau kamu sendiri masih saja tidak menghargai diri sendiri apalagi orang lain, untuk apa aku tengok kamu, kalau hal itu hanya membuat aku merana, karena sikap angkuhmu, membuat aku semakin menderita ketika ingat sumpah serapahmu dulu, masih pantas kah kamu mengharapkan tengokan ku, kalau kedua bola mata ini telah kamu butakan lebih dulu, namun aku tetap bangga pernah mendengar janji manismu dulu, aku malah prihatin dengan mu, karena untuk menjaga komitmen sendiri saja tidak becus bung,,, sepertinya untuk sekedar ingin tengok saja kamu tidak pernah...

Dan hembusan angin malam itu berakhir, menyisakan pertanyaan " Aku terlahir dalam keegoisan, apakah aku kembali dengan keegoisan juga??"

Kisah Fiktip semoga ada pelajaran yang bisa kita petik ^.^
 

29 komentar:

  1. ujay!!!! TENGOK AKU!!!!!!! kamu Tuch,, Hebbat Bangged Getoh Nulisnya, , , , Bikin Buku Indi ajah. ..

    BalasHapus
  2. awalnya kupikir ini dialog antara manusia dan Tuhan, ternyata...wow banget :)
    kalau ingin ditengok maka tengoklah dulu... :D
    sama2 menengoklah ya ;)

    BalasHapus
  3. @Ca Ya Setuju, So apa masih pantas kita bangga dengan keegoisan kita??

    BalasHapus
  4. @Ale Kaleng Masih butuh banyak belajar Bang.. =)

    BalasHapus
  5. teman, tolong tengok aku, apa kalian mengerti perasaanku, saat aku menjauh kalian mencercaku, saat aku mendekat kalian mengacuhkanku..

    eh, malah curhat.. :P

    BalasHapus
  6. Kira aku kau sakit gan :)) bagus fiksinya^^

    BalasHapus
  7. Tengoklah ke dalam cermin, lihat!! lihat sosok dalam cermin itu, masih pantaskah ia mengeluh akan kebahagiaan kalau ia sendiri belum mengerti arti dari kebahagiaan itu!! *hehe kebawa drama nih :P

    BalasHapus
  8. @NF Yufz cermin emang ngga bisa bohong dan liatlah betapa jeleknya sifat kita #eh..

    BalasHapus
  9. ini udah aku tengok kok zay.. :P
    hehhee

    tulisan yang menyentil diri kita masing2..nice post uzay..lek dis yo ;)

    BalasHapus
  10. @Bintang Dandelion - Widie Alhamdulillah, pada dasarnya kita masing-masing punya ego yang berlebih kan??

    BalasHapus
  11. Kak Uzay bikin aku iri aja, setiap mampir kesini, semua postsnya bagus-bagus *_*

    BalasHapus
  12. ujayy..ohh ujayy,,udah tengok aku lum?waww,,nice post,inspiratif bgt yak..sampe2 nih blog aku pajang di daftar blog aku sebagai blog paling bagus untuk dijambangin,,bahaha....blog ak benter lg mau di update,nih lg ngetik.tunggu yah...

    BalasHapus
  13. @Novitasari Makasih Novitasari, pake Z dong please =)

    BalasHapus
  14. asoy dah bang ..
    keren dah ..
    Pokoknya kalo lo jadi bikin buku, gua minta satu ya .. titik !
    hhe

    BalasHapus
  15. @EYSurbakti Amiiin, belajar dulu ah. hehe.. mari belajar ..

    BalasHapus
  16. nice posting, aku suka tiap kata kata yang ditulis,,,

    ehmm jadi instropeksi juga deh

    BalasHapus
  17. aku telah menengokmu sekali, bukan berkali-kali malah.
    tapi apakah kau pernah menengokku barang sedetik saja??? salah kau tak pernah, mungkin hanya setengah detik saat kau diliputi duka, lalu apa yang terjadi setelahnya??? setelah kau bahagia???
    dan kau melupakanku lagi....dan lagi
    manusia memang banyak menuntut #apa ini #lupakan saja ^^V

    nice post

    BalasHapus
  18. Tengok blogku, aku udah tengok blog mu .
    tengok juga follownya, aku juga akan tengok followmu :)
    #salamkenal

    BalasHapus
  19. TEngok aku,, pleae tengok, aku lagi sakit, teman-teman tengok aku ya.. :D #kidding

    www.cucuhermawan.com

    BalasHapus
  20. udah ditengok koq Zai....udah jgn mewek lg ya :D

    BalasHapus
  21. dialog yang panjang...tapi saya betah membacanya hingga akhir..

    BalasHapus
  22. heheh sip dah :D mantab ente :D hehhe daripada kayak gue asal2asalan :D hehe

    BalasHapus
  23. Subhanllah... muhasabah buat ingetin diri sendiri, makasih bang :) *moga Nay bisa ngurangin keegoisan Nay*

    BalasHapus
  24. tulisan yang indah dan daleeeemmm banget
    yang bener2 dari hati...'
    cuman bisa menghela nafas bacanya,..
    Emang iya si
    Setiap orang pengen diakui eksistensinya...
    itulah yang bikin orang jadi ego...

    BalasHapus
  25. kalau semua pada minta tengok terus sapa yang nengok???? (becanda heheh...heh)

    tulisannya semakin bagus dan menyentuh aza......
    fighting.......semangat.......

    BalasHapus
  26. Thanks buat semuanya.. lagi-lagi maaf ngga disapa satu-satu... =)

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)