April 09, 2013

Tak akan merugi untuk membaca

Di penghujung senja yang selalu tidak pernah kehabisan cerita.
 Ada banyak kisah yang mungkin belum sempat kita baca.

Kita semua  hafal, kalau sebuah awalan selalu saja tidak lebih mudah untuk dimulai, dibanding tinggal meneruskan. Entah berapa kali ada jeda yang meyekat hanya untuk memulai tulisan ini. Benar sekali jika ada yang berpendapat: apa yang membuat sesuatu itu jadi lebih berat, bisa jadi hanya karena terlalu dipikirkan. Bisa juga terlalu memilih, menimang-nimang atau bahkan dikeluhkan.

Ah, rasanya sudah cukup pembukaan yang terlalu basa-basi ini. Bagi yang mengikuti tulisan di Lakaran Minda, blog ini terakhir update tanggal 05 April, berarti sudah ada jeda empat hari kekosongan ya. Ke manakah yang punya blog? hehe...

Beberapa hari ini saya sedang keranjingan membaca. Begitulah kelemahannya dari dulu, saat asyik membaca, pasti nggak mudah untuk beralih ke yang lain, sampai bacaan itu habis. Seakan lupa kalau ada kebutuhan untuk menulis. Jadi beberapa hari ini aktivitas menulis ini terhenti begitu saja. Saya rasa cukup menjadi alasan kenapa Lakaran Minda ini belum di-update, komentar-komentar sebelumnya belum disapa, sampai blog-blog tetangga belum juga disinggahi. Terlalu ya? Begitulah.

Ada cerita menarik di hari ahad kemarin, hampir seharian saya berkutat di salah satu toko buku yang berada di Bogor. Tak lepas senyum ini merekah ketika melihat pengunjung toko buku tersebut di waktu ke waktu semakin ramai. Dan yang membuat senyum itu sempurna, ketika melihat beberapa keluarga kecil di sana. Masya Allah, ayah, ibu dan anak-anaknya kompak membaca buku kegemaran mereka masing-masing.

Sampai-sampai ekor mata saya tak lepas memperhatikan gerak-gerik sang anak, (kira-kira umurnya masih terbilang sekolah dasar). Tangan kecilnya sudah penuh dengan buku-buku tebal, tiba-tiba ia menghampiri ibunya.

"Bu, buku ini boleh ya?"

Sang ibu melihat sejenak judul buku yang disodorkan anaknya, kemudian ia mengangguk. "Boleh, tapi tanya ayah juga ya." Kemudian kembali sibuk dengan buku bacaannya. Sedangkan sang anak langsung mencari keberadaan ayahnya yang terpisah rak. 

Tak selang lama, anak itu kembali dengan sumringah. "Kata ayah boleh bu." Sudah pasti anak itu gembira.

Memang pemandangan seperti itu bukan kali pertama, tapi rasanya selalu berhasil membuat senyum ini merekah. Sampai-sampai membuat impian saya semakin bulat, suatu saat nanti HARUS membuat taman baca sendiri, untuk keluarga kecil dan tetangga sekitar, menikmati senja dengan kegiatan membaca. Insya Allah. Aamiin.

Tak akan menyesal orang-orang yang suka menghabiskan waktu dengan membaca buku. Jika tidak bermanfaat sekarang, esok lusa akan berguna. Banyak-banyak membaca sekarang, esok lusa akan berguna banyak. ~ Tere Liye

Sepertinya perihal membaca ini belum bisa saya alihkan untuk sementara ini, ada dua buku lagi yang baru sampai setelah beberapa hari dipesan :)

Cukup dulu postingan kali ini. Semoga ada manfaatnya ya! dan selamat membaca.

*pertanyaan yang sangat gatal di hati : kalau toko buku selalu ramai seperti ini, apakabar perpustakaan kita ya?

postingan sebelumnya [Cerpen]: Dua sisi rumah gambaran kehidupan

31 komentar:

  1. Memang benar adanya jika wahyu pertama berbunyi " Iqra' ". mungkin ini yg menjadikan alasan jika dengan membaca maka ilmu akan tertanam di pikiran kita. keren mas....

    BalasHapus
    Balasan
    1. sejuk nih komen Mbak Indah

      Hapus
    2. Sejutu bang Zach. Si mbak satu ini emang bikin sejuk, saya curiga jangan-jangan setiap BW dia bawa kipas angin bang.

      Hapus
  2. apa yang membuat sesuatu itu lebih berat? bsa jadi hanya karena terlalu di pikirkan..

    pada kenyataannya, mmang yang menjadi leih berat adalah terlalu banyak di pikirkan. dari pada di kerjakan ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenyataan yang lebih banyak memang begitu kan Sa?

      Hapus
  3. Perpustakaan di kabupaten pati ramai banget kang. apalagi mahasiswa, sibuk banget dengan wifi-nya. Kadang facebookan, kadang nyari bahan skripsi. Sayang untuk bacaan umum kurang di update terus. Coba semua buku yang ada di gramedia ada di perpustakaan, tambah ramai lagi. Kalau pas di jogja dulu, ane lebih senang di gramedia daripada di perpustakaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah saya juga berpikiran seperti itu bang, perpustakaan harus dikonsep seperti toko buku. Atau buku-bukunya harus dikonsep seperti novel novel yang lebih digemari. Dalam artian harus ada penulis yang bisa menggabungkan pengetahuan umum dengan metode cerita, jadi seperti baca novel.

      Hapus
  4. toko buku ramai, pasti produksi buku juga bakal ramai. asik novel aku laku... #eeaa

    BalasHapus
  5. bisa begitu kalo buku buku tidak terlalu mahal XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau gitu cepet jadi pengusaha dermawan Di, kita butuh orang-orang yang seperti itu. Peduli.

      Hapus
  6. memang tak rugi untuk membaca ini gan :))

    BalasHapus
  7. perpustakaan sepertinya menjadi sepi karena hampir tak pernah meng-upgrade koleksi buku-nya, yang ada hanya koleksi buku lama saja, buku-buku terbitan terbaru jarang kita temukan di perpustakaan, apalagi di perpustakaan di kota makassar, hanya dikunjungi oleh beberapa orang saja yang mau mencari data...,
    selamat membaca, semoga menjadi barokah ...salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. di kantor saya, perpustakaan rame karena banyak novelnya, yang buku ilmiah kurang laku, hehe

      Hapus
    2. Sama bang hari, kondisinya memang rata seperti itu ya, tapi menarik nih perpus kantor bang zach.. Bisa pinjem novel novelnya hehe

      Hapus
  8. hoho, aamiin, sekarang dimulai dari taman bacaan maya dulu ya bang, hehe :D

    diperpustakaan daerah tempat Ika sepi bang, lagian buku-buku disana nggak apdet sih :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kan kalau masih siswa sekolah lebih rajin tuh ke perpus Ka, asal jangan jadi tempat buat tidur aja ya :D

      Hapus
  9. sedikit sekali akademisi keilmuan yang gemar membaca, terima kasih sharenya, ditunggu folbeknya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah nanti akan semakin luas yang gemar membaca.

      Hapus
  10. quote nya bang Tere lagi, bang Tere lagi... huwo huwo, virus Tere Liye menyebar dimana2...
    Hayooo, hasil mbacanya, disharekan dimari juga eaa. Pengen tahu, buku apa yg lagi dibaca. :3

    #aku donk, baca buku gak selesai2. Bukuku berat2 (menurutku sih).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di rumah ada tuh 8 buku tere liye makanya jangan heran kalau virusnya sampai di blog ini hihi.....


      Bukan dibaca kali cuma diangkat angkat, beraaaat siiii haha

      Hapus
    2. wow, 8 buku tere liye? ck...
      XD

      iya, cuman diangkat-angkat, soalnya temanya berat. Politik. XD

      Hapus
    3. hehe sebentar lagi jadi sepuluh :D

      ah nggak semua kan, kebanyakan soal perasaan dan nilai nilai kehidupan sehari hari kok

      Hapus
    4. WOW, penggemar berat bang tere liye nih. XD

      maksudku, buku2 yg lagi kubaca temanya politik. Saking beratnya, nggak rampung2. XD

      Kalo ada kesempatan baca bukunya bang Tere, mungkin aku akan pilih yg ttg politik dulu. Nanti kalo baca yg seputar masalah sehari-hari, takutnya malah jadi galau. XD

      Hapus
    5. Bukan menjadi penggemar sih, tepatnya mencari bacaan yang nggak sekedar bacaan tapi bisa jadi bahan perenungan untuk memperbaiki diri. Coba baca yang rembulan tenggelam di wajahmu itu bukan soal perasaan doang tapi ada banyak pelajaran atau yang serial anak anak mamak. kalau yang berbau politik malah zie belum punya bukunya.

      Hapus
  11. Lamaaaa bgt rasanya gue gak ngeliat jajaran buku-buku. Toko buku? Puluhan tahun yg lalu. Perpustakaan? Ratusan thn yg lalu, waktu gue masih sekolah. Sekarang? Hmmmm...

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan bilang sekarang tinggal di hutan ya sak?

      Hapus
  12. Dengan membaca berarti secara tidak langsung mengasah otak kita. Saya juga berencana mempunyai perpustakaan pribadi.

    BalasHapus
  13. saya bisa menyelami apa perasaan Bang Uz menyaksikan keluarga yang gemar membaca itu. ada keharuan bukan. pasti Bang, saya percaya, mereka itu, yang gemar membaca itu, akan sukses kehidupannya. berani taruhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya yang pilih akan sukses bang taruhannya. Pasti saya menang.

      Hapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)