Bila sabar masih butuh batasan, tidaklah mungkin dinamai kesabaran. (Mungkin) kadang sabar tiap orang yang berbeda bisa menjadi alasan, pastilah lebih menghargai perasaan.
Pada dasarnya kesabaran itu tidaklah memiliki batas. Sampai sini 
sepakat? Apalagi bagi seorang muslim yang sudah sewajarnya fitrahnya 
ingin selalu bersama Allah. Yang selalu ingin diaku rabbnya.
Muslim
 yang cerdas akan selalu sungguh-sungguh menjaga hal demikian. Karena 
apabila mereka kehilangan sabar sekali pun, sama saja sedang sengaja 
menjauh dari Allah. Naudzubillah.
“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)
Akan
 tetapi kadar kesabaran seseorang boleh jadi berbeda-beda, sesuai dengan
 kelapangan hatinya dalam menerima suatu kejadian. Dipengaruhi oleh 
seberapa bijaknya dalam menyikapi keadaan. Jadi, sudah seharusnya kita 
tidak memukul rata begitu saja tentang kesabaran seseorang. Apalagi 
sampai menuntut untuk selalu dimaklumi. Boleh jadi mereka inginnya tetap
 sabar. Akan tetapi karena kadar kemampuannya tidak sebesar dengan 
tekanan yang datang. Maka, robohlah sudah tembok pertahanannya. 
Istilahnya, sudah di luar kemampuan. 
Dan apabila sudah
 saling memahami hal demikian, seharusnya kita bisa jadi lebih 
pengertian. Tidak sembarang membuat orang lain sakit hati karena tutur 
dan tidak tanduk kita. Menjaga kadar sabar masing-masing agar tetap 
(ny)aman. 
Ada orang yang memiliki kadar kesabaran 
dengan menahan diri untuk tidak langsung marah. Apalagi sampai tidak 
membalas, meskipun kuasa untuk melakukannya. Lebih-lebih lagi kadarnya 
meningkat, apabila ia memilih untuk ikhlas mendoakan. Sebab tahu Allah 
cukupkan pahalanya bagi orang yang tidak membatasi sabar.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Mari mendidik rasa sabar dengan lebih baik (lagi).
@30haribercerita
#30Hbc2005
#30haribercerita
#quotezie_
#azurazie_



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)