Juni 02, 2012

Senjamu Menawan, Fajarku Berirama..

Dari sini


Sebagian mereka berbicara tentang senja (Senja Sedang Bercerita, Sajak Untuk Senja, Aku Suka Senja ). Katanya senja itu menawan, gagah dan mempesona saat memandangnya. Tapi entah mengapa senja kemarin tidak seperti itu untukku. Ia terlihat murung, tak bergairah, pucat, seakan berkabung. Mungkin karena mendung, akan turun hujan, hingga gelapnya malam terasa datang lebih awal. Hingga aku tak begitu bisa menikmati nuansanya. Aku tak bicara, aku tidak menyukai senja!. Tentu aku juga suka senja!. Karena aku butuh ia, agar bisa cepat melihat sang rembulan.

Rasanya perhatianku kini lebih terpaku ke sang fajar. Ya bisa dibilang yang satu ini sering dilupakan orang, bahkan mungkin ada yang membencinya. Mungkin karena fajar datang terlalu dini, (yaiyalah), saat mata belum puas  dengan kantuknya. Atau karena setiap fajar datang mereka di paksa cepat-cepat beranjak untuk memulai beraktifias. Padahal fajar tak kalah menawan loh, coba kita mau sedikit menikmatinya. Coba dengarkan suara kokok ayam bersahutan menyambut pagi. Hewan-hewan, dan lambaian pohon yang ikut berzikir. Gemericik air dari pegunungan, pancoran air. Nyanyian alam lebih terasa berirama, masih natural tanpa di bayang-bayang kebisingan. hmmm sekedar ngebayanginnya saja sudah sejuk. Di tambah basuhan air di wajah yang belum mengering semua selepas sujud penghambaan. Wow! damai!.

Lalu perhatikan langit gelap dengan sedikit cahaya bulan yang mulai meredup ditemani Seliweran angin yang kadang membuatmu menggigil. Tapi disitulah letak asyiknya bukan?. Hijaunya dedaun berselimut embun. Disitulah ia terlihat begitu menawan. Karena tidak harus menunggu lama hangatnya mentari pun hadir sebagai teraphynya.

Ya fajar bisa dibilang langkah awal kehidupan yang akan diakhiri dengan senja, dan malam sebagai waktu rehatnya. Fajar seperti anak bayi yang baru lahir. Kadang ia menangis, bermanja, merengek dan tersenyum dengan polosnya. Lalu tumbuh semakin besar, besar dan terus besar sampai usia senja yang kita sebut tua. Setelah itu tentunya takdir yang maha kuasa yang menentukan.

Begitu juga keseharian kita bukan? Kadang kita mulai dengan senyuman, tidak jarang dengan bermanja-manja, bermalas-malasan atau bahkan dengan tangisan. Dan pada waktunya akan sampai ke senja juga. Ya seperti itulah cara sebagian orang menikmati fajar, ia yang mengawali harinya dengan giat, tersenyum bersungguh-sungguh hari itu akan terasa cepat dan bergairah. Coba sekali-kali tengok sekumpulan itik ayam yang mulai mengais-ngais sampah untuk mencari makan dengan induknya. Meskipun masih terlalu dini, lihat spirit mereka. Jadi rasanya kurang pas kalau kita masih harus termangu diwaktu fajar. Padahal untuk menikmati senja yang menawan itu, kita butuh melewati fajar dan siang hari. Fajar dan senja itu milik kita, dan kita harus melewati keduanya jika ingin melihat sang rembulan. Kini fajarnya sudah berlalu, aku hanya tinggal menunggu waktu senja, dan berharap senjaku akan lebih menawan dari biasanya.

"Mereka bilang memiliki senja yang menawan, aku juga punya fajar yang berirama.."
 

33 komentar:

  1. Subhanallah.. ngasih contohnye bikin aye jadi malu ame itik..*nyengir*

    hayoo..kite sambut kang mas fajar dengan gembira..:D

    BalasHapus
  2. saya tersenyum baca postingan ini bang :)

    BalasHapus
  3. waktu sepenggalah, yaitu saat dhuha tiba,kita sudah berlari di saat sementara orang baru bangun pagi. maka wajarlah jika pencapaian kita lebih cepat menanti.. yuhuii, bagus postingannya deh.

    BalasHapus
  4. aku selalu suka senja, dan tak pernah berganti kekagumanku padanya :)

    BalasHapus
  5. bayangan menikmati fajar yang kamu gambarin jadi ingat pas waktu pulkam, suasanannya pas banget :)
    fajar dan senja, sama-sama punya keindahannya masing-masing zay.. :D

    BalasHapus
  6. wahhh, asyik banget dah..
    gak bisa komen gua

    BalasHapus
  7. lha itu fajar udah nongol, so soal request itu *sensor he...he..he..

    suka yang ini : aku hanya tinggal menunggu waktu senja, dan berharap senjaku akan lebih menawan dari biasanya

    BalasHapus
  8. Betul sob, aku juga suka ketinggalan menikmati sang fajar hehehehe...
    Padahal sebelum kita tersenyum, sang fajar telah menebarkan senyumannya :)

    BalasHapus
  9. hehehe ,saya kalo bangun jam 8 ... :p , jadi malu sama itik ayam nih ... :D

    BalasHapus
  10. Ah ya, maaf aku sudah melupakanmu fajar! (besok bangun pagi buta, langsung liat fajar) :D

    suka katakata terakhirnya,"mereka bilang memiliki senja yang menawan, aku juga punya fajar yang berirama." (y)

    BalasHapus
  11. jarang memperhatikan senja...apalagi fajar..biasanya habis subuh tarik selimut trus tidur lagi #Mental anak malas

    BalasHapus
  12. Senja lebih menawan karena kita sudah begitu lelah dengan terik fajar. Rasanya ingin menghempaskan rasa lelah itu dengan melihat warna senja yang begitu menawan. Pelangi mampu mengobati rasa luka akan terik sang fajar.

    BalasHapus
  13. Asik banget kalimatnya! eaaaaa. gue yakin kalolu juga jago ngegombal, Zi!

    BalasHapus
  14. mantab deh bang uzay..kasian ya aku,sepertinya melihat senja ataupun fajar itu jarang..hehe

    BalasHapus
  15. Aku punya malam yg melenakan! Ngantuk...! :->

    BalasHapus
  16. Saya paling takut senja... takut keluar rumah kalo udah mo Maghrib, kalo pas prjalanan, mending berhenti sejenak.

    keren, Zay...

    BalasHapus
  17. jarang banget memperhatikan senja maupun fajar.

    #sok sibuk euy...
    :P

    BalasHapus
  18. gw suka senjaaaa adem,,,warna langitnya bagus orange..
    apalagi kalo lagi di tol trs macet.. liat langit jd tenang..
    enak lagi senja kalo abis ujan cantiknyaaaaa........

    BalasHapus
  19. hadir lagi untuk meramaikan suasana sobat :)

    BalasHapus
  20. Senja selalu menawan... kecuali kemarin.. saat seluruh langit tempatku bernaung berubah menjadi gelap. Sepeti hari ini yang akan seperti kemarin (uwoo pake bahasa sastra)Senja dan fajar pasti berebeda walau keduanya sama-sama merupakan bagian awal dan akhir dari suatu hari. Seindah dan sseberiramanya fajar pasti akan ditutup dengan senja..dan akan menanti fajar lagi, dan akan terus begitu sampai matahari tenggelam untuk selamanya dan tak terbit lagi. :D

    BalasHapus
  21. dulu waktu di kampung saya lebih suka senja... karena ketika senja meraja maka tampak dengan gagahnya berdiri di ufuk barat Gunung Ciremai Kuningan Jawa Barat..... :) ...

    #tapi bukan berarti saya gak suka fajar loch... karena fajar adalah tantangan untuk memulai menaklukkan hari...

    BalasHapus
  22. Fajar, siang dan senja kemudian malam...adalah satu mata rantai. Menikmati senja berarti melalui dan mnikmati malam, fajar dan siang...

    Betewe, senja yang menawan karena fajar hadir dalam iramanya yang menakjubkan:)

    BalasHapus
  23. asyik banget...seimbang antara fajar dan senja. hanya mereka beda tugas, fajar membuka, senja menutup.......

    BalasHapus
  24. Artikel yang sangat baguss, berbobot dan signifikan nih,,, salam kenal aja, semoga artikelnya bermanfaat,,,aminnn,,,

    BalasHapus
  25. senja adalah akhir yg indah ketika sunset.....
    sunrise adalah awal kehidupan....
    :)

    BalasHapus
  26. subhanallah...
    kebawa suasana..sayangnya ika jarang liat senyuman fajar..<==abis sholat molor lagi

    BalasHapus
  27. aku jadi pengen ngeliat sunrise :)

    eh uzay suka sekali gara ya? ini template baru yeee~ uhuuuy

    BalasHapus
  28. hemmmmm fajar dan senja
    ahh aku suka mereka berdua,hahahaha

    nice post bang ujay :D

    BalasHapus
  29. Uuuh.. keren.. yang selalu kuingat adalah pagi itu adalah semangat hidup dan kita butuh senja untuk merenungkan hidup. - Sudjiwotedjo. :)

    BalasHapus
  30. Aaah ujay, rasanya ingin beranjak menuju tempat dimana aku lahir, dia mempunyai semua yang ada dalam cerita :)

    BalasHapus
  31. Bagaimana jika suatu saat nanti fajar dan senja tak ditakdirkan bersama?

    BalasHapus
  32. fajar dan senja keduanya memberikan warna pada angkasa raya, seolah terjadi pula pada hidup kita yang berwarna

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)