Maret 31, 2013

Datang dan pergi yang bergulir dan bergilir


Ada yang datang dan pergi di lembaran hari satu hal yang biasa terjadi. Sebuah siklus waktu yang sedang berputar merunutnya secara bergilir. Tapi, selalu ada dua sisi yang bercerita. Sisi datang yang membawa harapan baru, janji kehidupan baru, sisi yang membawa rindu. Di sisi lain, ada yang datang justru membawa luka lama, tidak diharapkan, sisi yang melahirkan kebencian. Begitu juga halnya dengan pergi. Ada yang mengikutsertakan rindu dan harapan (penantian). Atau pergi yang membawa luka dan airmata ketidakrelaan.

Ada pertemuan dan perpisahan dipergantian hari adalah hukum alam kehidupan. Sebuah ketetapan waktu yang tidak bergeser sedikit pun detik menitnya. Tapi ada dua sisi yang bercerita. Sisi pertemuan yang mendebarkan dada, takjub, tergugu tidak disangka-sangka. Atau pertemuan yang tidak pernah diharapkan, pertemuan yang membuka luka lama, kelebatan masa lalu. Begitu juga halnya dengan perpisahan. Ada perpisahan yang diharapkan, perpisahan yang disetujui, dijadwalkan. Atau perpisahan yang mengejutkan, tidak pernah disangka-sangka apalagi diharapkan. Perpisahan yang melahirkan luka baru, kubangan kesedihan baru. Perpisahan yang membuka gerbang kebencian.

Datang dan pergi. Pertemuan dan perpisahan. Merupakan sepasang takdir yang unik dan usil. Mereka saling bertukar peran kapan saja, di mana saja. Bergulir dan bergilir sesuai perintah waktunya, sesuai catatan takdirnya. Satu hal yang mendamaikan mereka, melembutkan perputarannya. Hati yang selalu lapang menerima perubahan. Ikhlas akan keadaan. Hati yang merelakan. Hati yang yakin akan janji pergantian baru. Yang mengobati rindu dan luka semua itu. Hati yang mampu berdamai dengan waktu.

Lihatlah bagaimana waktu begitu tidak pedulinya terhadap keadaan, menggerus begitu saja kesempatan seseorang yang ingin lebih lama bertahan, lebih lama memiliki, lebih lama bersama. Waktu hanya peduli dengan perputarannya. Bahkan waktu tidak pernah mau menoleh ke masa lalu. Menerjang buas masa depan. Tanpa menunggu kesiapan, menunggu seseorang berdiri dari keterpurukan.


4 komentar:

  1. kata2 yang indah, ini yg aku suka di blog nya mas Uzay. kenapa ndak ada niat utk buat buku mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah ada nanti kalau udah ada kabar baiknya, doakan aja ya :) sebagian ceritanya sering saya bagikan di sini, NafAs2Masa.

      Hapus
  2. tongkrongin dulu pintu gerbangnya....baca sekali mah rada susah nangkepnya euy.
    buat ntar malem sajah lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau datang lagi bawa pasukan ya bang, hansip pak rt mungkin barang kali mau ikut.

      Hapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)