Maret 01, 2013

Sekedar Jeda Cerita

Ah, susah ya menebak suasana hati orang yang suka menulis.| Kenapa begitu?| Kadang sulit membedakan mana yang fiksi mana yang asli, seperti kamu.| Mudah ah, kalau tulisan itu membuat kamu tersenyum, anggap saja itu gambaran harapan kita, berarti itu asli bukan fiksi.| Kalau ternyata membuat kamu sedih, itu berarti fiksi.| Kenapa begitu?| Karena nggak ada alasan yang membuat harapan itu bersedih.|


Umm, begitulah kamu nggak pernah mau membagi kesedihan.| Siapa bilang?| Buktinya kamu nggak pernah kelihatan mengeluh di dunia maya.| Haha... kadang ada satu dua hal yang dirasa nggak perlu dibagi, cukup diselami dihati.| Ah, curang! kalau gitu aku juga mau belajar nulis.| Asyiiiik, Yipiyeeeey gitu dong.| Iya, biar bisa nyimpan keluhannya sendiri, belajar menyamarkannya lewat fiksi.| Haha... orang lain boleh mengiranya itu fiksi, tapi aku pasti tahu itu asli.| Lihat saja nanti.| Emang udah pintar boongin keadaan?| .......| Yes 1-0.|

Ooh berarti kalau tulisanmu ada cerita tentang cinta segitiganya itu asli ya, kan cerita yang terakhir itu endingnya nggak sedih, berhasil buat aku senyum lagi. Hayoooo????| Eh, ya nggak gitu juga kali. Itu fiksi lah jelas-jelas fiksi.| Itu kan menurut kamu.| Errr.... ada yang nggak percaya.| Yes, 1 sama yey...yeyeye.|.....|

Membuat orang lain tersenyum itu menyenangkan. Menghibur orang yang sedang sedih juga menyenangkan. Menggelitik sekali sifat yang sering kali kita sebut 'tersenyum' ini. Cepat sekali menular, meracuni orang sedang berduka dengan perasaan gembira. Mudah sekali menyebarkan virus tersenyum ini, tanpa perlu kabel perantara, tanpa campuran bubuk-bubuk kimia, tanpa tiang-tiang penyangga. Sederhana tinggal menarik bibir lebih lebar dari biasanya. Orang lain akan tersenyum, kamu pun ikut tersenyum. Jadi apa harus malam ini dunia berduka dengan cemberutmu? lalu terbang ke mana senyumanmu? :)




*Geist!