Maret 24, 2016

RINTIK 10 - MELEPAS LELAH, PERGI JAUH



Segenggam asa itu simpan dulu di kantung kemeja. Siapa tahu sepulangan kita nanti, ia menjelma doa dan banyak semoga.

Menulis status dalam media sosial terkadang cukup ampuh untuk memotivasi diri sendiri. Tentu saja dengan kalimat-kalimat yang membuat diri menjadi lebih baik lagi. Bukan kata-kata keluhan. Apalagi marah-marah. Tetapi kata-kata yang membuat diri sendiri lebih percaya diri. Lebih tenang. Dan semacam sebuah harapan, kita bisa membangunkan sisi tegar diri ini. Ketika keadaan sedang sedikit keluar dari jalur nyamannya.
Setelah iseng meng-update status BBM. Aku berjalan melangkah, pergi jauh, melepas lelah. Siang sedang terik-teriknya. Tidak ada sama sekali tanda-tanda hari ini akan hujan.
Diam di tempat dalam waktu yang lama, terkadang membuatmu pegal. Beranjak bangun mengikuti langkah kaki, bisa jadi adalah obat untuk melepas lelah. Minimal penatnya dan kamu bisa sekaligus menghirup udara lebih segar. Tidak percaya? Coba saja! Untuk yang masih malas bergerak. Garansi tidak berlaku ya.
Terkadang hidup berjalan tidak sesuai dengan perhitungan. Sebab manusia memang tidak pernah pandai berhitung. Untuk nikmat yang selalu datang tak terhingga banyaknya. Dan sering kali teguran untuk memicu kesadaran tentang hal itu, datang dengan cara tidak terduga.
Saat itu sebenarnya aku sedang malas sekali berinteraksi dengan orang lain. Basa-basi bertanya atau ditanya pun rasanya enggan. Aku ingin menikmati perjalanan tanpa tujuan pasti ini, dengan berjalan kaki. Dan menikmatinya sendiri. Sembari sebelah telinga asik mendengarkan lagu Sheila on 7. Waktu Hujan Turun. Tidak peduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarku.
Langkah demi langkah semakin menjauh dari tempat parkiran motor. Melewati toko-toko aneka barang. Dari mulai yang ramai sekali hingga sepi seperti tidak berpenghuni.
Telapak kaki sudah mulai kebas. Aku memutuskan istirahat sejenak di sebuah bangku kosong, yang memang disediakan di sebelah tiang lampu jalan. Semilir angin pepohonan cukup lumayan mengusir keringat di dahi yang turun seumuran jagung.
Saat itulah, sebuah nada sumbang dari seorang pengamen perempuan mengganggu pendengaranku. Musik karaoke dangdutnya terlalu kencang. Dan rada-rada kusut.
Dari balik punggungnya, berjalan seorang anak laki-laki, kira-kira umurnya lima tahunan. Menyodorkan bekas bungkusan permen. Meminta bayaran atas jasa ‘menghibur’ kakak perempuannya.
Aku merogoh kantung mengambil sepuluh koin uang pecahan seratus rupiah. Yang sejak tadi mengganjal di celana. Sebab koin-koin itu sudah rapi ditempel menjadi satu dengan solatif. Kembalian dari minimarket, ketika aku membeli minuman kaleng tadi.
Uang ‘tumpukan’ koin itu sudah berhasil masuk ke ‘tempat’ anak kecil itu menadah uang jasa. Tiba-tiba saja anak kecil itu menimpukku dengan uang koin tersebut.
Aku kaget. Demi melihat anak kecil yang melakukan itu. Aku menahan emosi.
“Loh kenapa dilempar, Dek? Ini juga uang loh?” aku melepas solatif yang merekat pada koin pecahan seratus rupiah itu. Barangkali anak kecil ini tidak mengerti. Aku berusaha menjelaskan dengan nada seramah mungkin.
Kembali ia tidak terima. Uang itu di lempar lagi sambil memasang wajah marah. Sedikit mendesakku untuk memberikan uang lain.
Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. Rasanya emosi yang sedari tadi tertahan akan pecah juga. Dan demi melihat perlakuan kakak perempuan pengamen kecil itu. Aku mendadak speechless. Persendian lututku lemas sekali rasanya. Anak kecil itu dijewer sambil dibentak-bentak oleh kakaknya.
“KALAU EMANG NGGAK MAU UANGNYA YAUDAH PERGI AJA JANGAN MALAH KAYAK GITU!” sambil menarik paksa adiknya untuk pergi.  “KEBIASAAN LO MAH. MALU-MALUIN AJA.”
Aku lemas. Menyesal sekali. Kenapa tadi tidak langsung kasih uang lembaran saja. Oh Tuhan. Salah satu manusia-Mu yang berjalan di muka bumi ini. Benar-benar sedang kehilangan kemampuannya berhitung. Tidak pandai dengan nikmat-nikmat titipan-Mu.
Aku memutuskan pulang. Teringat adik kecil laki-lakiku di rumah. Bersyukurlah dek, kamu masih jauh lebih beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)