Maret 01, 2016

MENGGANJAL DI PIKIRAN

"Mengenal baik seseorang dari perantara tulisan bukan berarti tanpa resiko." Kataku kepada angin yang berhembus.

"Kenapa begitu?" Pikiranku menanggapi.

"Sebab, ternyata baru-baru ini aku dapati ada rasa kecewa yang tidak dapat dihiraukan dari tulisan-tulisannya. Ada segaris luka yang membuat perih rasa. Dan aku benar-benar tidak nyaman di posisi sekarang ini."

"Mungkin itu hanya perasaanmu." Hatiku ikut bicara. "Kamu terlanjur menikmati apa-apa yang ia telah tulis, tanpa pikir panjang bahwa memang tidak semuanya tulisan itu tertuju untukmu. Atau kasarnya cocok dengan perasaanmu."

"Entahlah, yang pasti beberapa hari ini ia menjauh karena sebaris kalimat komentarku." Aku kembali mengeluh. "Dan aku pun sejujurnya kesal dengan tulisannya itu."

"Mungkin manusia memang dirancang untuk mudah terluka atas harapannya sendiri. Ketika ekspektasinya sudah mulai berdosis tinggi." Logika ikut menganalisa keadaan.

"Bukannya memang ada tulisan-tulisan tertentu yang tidak ingin ditemukan oleh pembacanya?" Pikiranku bertanya-tanya.

"Tulisan yang terlalu rahasia maksudmu?" Aku menerka-nerka maksud pikiranku.

"Bukan, tulisan yang terlalu malu-malu mengakui sesuatu."Pikiranku menjelaskan.

"Barangkali memang ada kata-kata yang menyesal pernah diucapkan. Dan sebagian kata-kata lain merasa seharusnya memang tidak pernah terkatakan." Logika kembali menganalisa.

"Ya aku tahu benar bagaimana rasanya terjebak di moment keduanya." Hati prihatin mengakui.

Aku hanya menghela napas panjang.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)