Maret 03, 2016

KISAH IKAN KOI & KURA-KURA : HIDUP YANG BERMANFAAT

Pagi hari adalah waktu yang ditunggu oleh para penghuni kolam ikan itu. Mereka akan diberi jatah sarapan oleh pemeliharanya. Seekor ikan Koi berwarna candramawa sudah tidak sabar menunggu moment itu sejak semalam. Bukan seolah-olah karena sarapannya, tapi karena ia ingin menyapa seekor kura-kura yang ia sering panggil Pak Tua. Kura-kura itu hanya keluar dari tempat persembunyiaanya saat waktunya sarapan. Seekor ikan Koi ingin sekali mengajaknya berbincang-bincang. Bertanya banyak hal.

“Pak Tua boleh aku bertanya sesuatu?” Sapa Koi yang tidak menghiraukan teman-temannya saling berebut makanan.

“Sepanjang kau tidak mengganggu jatah makananku.” Jawab kura-kura sambil sibuk mengunyah. Gerakannya membuat gelombang di sekitarnya. “Seharusnya kau juga bergegas nak, jangan sampai kehabisan ikan lain.

“Aku tidak lapar. Kenapa pak Tua rela menghabiskan waktu di kolam kecil ini?” Koi memulai pertanyaannya. Ia tahu, seekor kura-kura berumur panjang, seharusnya menjelajah lautan, membelah samudera. Bukan berenang hanya sebatas luas kolam ikan. Tapi Koi lihat keseharian Pak Tua merasa tidak keberatan dengan nasibnya.

“Hanya untuk itu kau mengganggu sarapanku?”

Koi tertegun.

“Aku hanya menjalankan takdirku sebaik mungkin nak. Kau benar aku pernah menjelajah lautan lepas.  Pindah ke puluhan akuarium sempit dan sekarang harus berakhir di kolam yang tidak luas ini. Berbagi tempat dengan seekor ikan kecil yang selalu mengganggu sarapanku.”

“Pak Tua sudah puas dengan itu?” Koi takut-takut bertanya.

“Kepuasan makhluk hidup seperti kita tidak pernah ada ujungnya nak. Aku sudah cukup bersyukur kalau keberadaanku ada manfaatnya. Itu saja. Lagi pula kau pikir apa yang bisa pak tua sepertiku ini lakukan?”

“Pak tua tahu dari mana tinggal di sini ada manfaatnya?”

“Aku memang tidak tahu pastinya. Aku hanya merasakan itu saja. Bukankah kau setiap pagi melihat pemelihara kita tersenyum senang memberi kita makan sebelum dia berangkat kerja?”
Koi mengangguk.

“Kau belum cukup hanya dengan itu?”

“Aku tidak tahu.” Koi memang merasakan bosan akhir-akhir ini. Ia kira pindah ke kolam yang lebih luas akan membuat hidupnya lebih bahagia dibanding hidup hanya di sebuah akuarium. Tempat sebelumnya. Tapi rasanya ia ingin hidup di perairan yang lebih luas lagi.

“Aku sudah selesai sarapannya, sebaiknya kau segera bergabung dengan temanmu yang lain. Kalau tidak sepanjang hari kau hanya akan memakan lumut saja. Satu pesanku, tak peduli kau tinggal di mana, kau harus lebih memikirkan keberadaanmu membawa manfaat atau tidak.” Pak Tua Kura-kura langsung meluncur ke tempat persembunyiannya setelah mengatakan hal itu. Sebuah batu besar yang berada di sudut kolam.

Koi merenungi kata-kata pak tua.


***


“Apa bagusnya kau pelihara kura-kura tua, Lam?”

“Memangnya kenapa?”

“Ya aku ingin tahu saja. Kan masih banyak hewan lain yang lebih indah untuk dipelihara.”

“Ketika melihat kura-kura di pagi hari. Aku jadi mengingat sesuatu, sudah seharusnya hidup itu berjalan lebih baik. Berani mengambil sesuatu yang baru yang lebih menantang, bukan itu-itu saja. Berani hidup di luar tempurung.”

“Seperti itu rupanya. Tapi kasihan ya, kura-kura seharusnya mengharungi samudera luas. Bukan tinggal di kolam ikan seperti ini.”

“Nah, itu yang aku maksud berani hidup di luar tempurung, Jim. Berpetualang. Jangan seperti kura-kura yang hidup di kolam.”

“Ternyata ada manfaatnya juga ya kau perlihara kura-kura.”

“Ya semoga saja keberadaan aku pun ada manfaatnya.”

Note :
Candramawa  : Hitam bercampur putih
   

1 komentar:

  1. mantep ceritanya mbak, dulu saya pernag punya kura-kura. sampai 2 tahun dieum terus di rumah nggak mau lari. makanya nasi dan sayuran.

    BalasHapus

Jejakmu akan sangat berarti dan tak akan pernah sia-sia :)